9

1.6K 296 66
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


.

Bantu koreksi typo ya


Dedaunan mulai meranggas pada akhir bulan September, bersiap menyambut bulan-bulan penuh hujan yang akan lebih sering menyapa bumi, ya meskipun beberapa waktu kebelakang curah hujan juga sudah tinggi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dedaunan mulai meranggas pada akhir bulan September, bersiap menyambut bulan-bulan penuh hujan yang akan lebih sering menyapa bumi, ya meskipun beberapa waktu kebelakang curah hujan juga sudah tinggi.

Doyoung tatap punggung Jaehyun yang pergi menjauh membawa serta sepatu lamanya, kaki telanjang Jaehyun menyusuri jalanan tanpa takut menginjak apapun yang menyakitinya, bukankah jasa Jaehyun harus dibalas? Pikirannya. Ia berjalan mendekat kearah Jaehyun, ia coba samakan langkah kakinya dengan Jaehyun meski beberapa kali tertinggal.

"Kak Jaehyun!" Panggilnya, buat Jaehyun yang sepertinya tengah melamun menoleh dan mengeringkan matanya "Apa?!" Tanyanya.

"Sarapan yuk, aku yang traktir" Bocah itu tersenyum hingga matanya menyipit.

"Nggak!" Tolak yang lebih dewasa, Jaehyun bawa langkahnya pergi menjauh, namun Doyoung lagi-lagi mengejar "Rejeki nggak boleh ditolak kak, nanti Tuhan marah. Ayo kak, kakak mau makan apa? Biar aku yang bay-

"Burger" Jawab yang lebih dewasa.

"Ooh...? Sebentar!" Sontak Doyoung memunggungi Jaehyun, ia hitung lembaran uang dalam kantung celananya yang kira-kira bisa untuk beli burger merek terkenal yang letaknya tak jauh dari mereka berdiri.

"Ayo kak!" Ia tarik lengan Jaehyun kala hitungannya pada lembaran uang hasil koran bisa untuk membeli satu burger.

"Ck!"

"Tuh kan, ck ck ck lagi" Komentar Doyoung, terlalu banyak orang mengucapkan dua huruf itu kala menghadapi Doyoung. Belum jua ia lontarkan kalimat menggerutu pada Jaehyun, lengannya lebih dulu ditarik kearah pedagang bubur.

"Bang bubur sama teh anget 2!" Teriaknya nyaring, ia tarik Doyoung untuk duduk merumput menunggu pesanan buburnya datang "Kalau nggak sanggup, nggak usah belagu mau beliin ini itu!" Komentarnya pada si adik tingkat yang tengah menatapnya.

"Iya nanti aku nabung yang banyak biar bisa jajanin kakak" Lagi-lagi Doyoung pamerkan deretan giginya. Tak Jaehyun temukan letak lucunya dimana.

"Nggak usah!" Tolak Jaehyun, semangkuk bubur dan teh panas sudah tersaji didepanya, rasanya terlalu sayang jika dilewatkan hanya untuk mendengar suara Doyoung, kan?

Macarons_JD✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang