03. Permainan Empat Orang

55 4 2
                                    

Siang tadi, baru sekali, sebuah kejadian terjadi. Temanku si paus biru memiliki suatu pekerjaan yang mengesankan. Sebagai seseorang yang berpasangan, sisiripi, kekasihnya akan menemani pekerjaan tersebut.

Rencananya begitu.

Sampai seekor lumba-lumba berenang tanpa arah dan memaksa turut menemani. Dengan karakter si paus biru yang terlalu sabar dan positif, permintaan itu diiyakan begitu saja. Sementara sisiripi hanya diam, tak banyak bicara. Tapi aku tahu, hatinya menghujat kasar lumba-lumba.

Pergilah mereka bertiga. Aku yang tak ikut hanya menyaksikan dari rumah sekaligus berdoa, semoga baik-baik saja.

Diawal pekerjaan semua oke, tidak ada masalah. Sampai di menit-menit akhir penampilan, boom! Itu dia, terjadi juga.

Dengan wajah tanpa dosa, keimutan lumba-lumba menguar untuk paus biru dimuka publik. Tidak hanya sekali, SUDAH AMAT SERING TERJADI.

Pernah satu kali kutanyakan pada lumba-lumba tentang perasaannya pada paus biru. Ia menjawab biasa saja. Nyatanya, lumba-lumba ini pun juga memiliki pasangan, orca, yang juga sempurna selayaknya paus biru.

Tapi siapa aku? Hubungan cinta itu kan urusan dua orang, paus biru dan sisiripi. Merekalah yang berhak menentukan arah hubungan dan penyelesaian masalah. Kehadiran orang lain seperti lumba-lumba jika bagi mereka adalah hal lumrah, ya sudah.

Hanya saja, jika ini berdiam terlalu lama aku takut skandal ini berubah menjadi bom waktu. Kami berada dalam satu payung yang sama. Bukan hal baik jika diantara kami bergerak melangkah dan menangis dalam hujan,

Hanya karna pertikaian asmara dewasa.

Bagaimana menurut kalian? Apa yang harus ku lakukan?

Novae Angelish

Sea and SeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang