hari sial

684 96 10
                                    

Jeno jalan pulang, setelah mengantarkan cowok manis tadi, sepanjang perjalan pulang Jeno tersenyum senyum sendiri, sampai wajahnya menempel pada tiang listrik, mulutnya juga ikut mencipok permukaan dingin tersebut.

BRAK!

kasihan, bukannya di cium si manis mungil, Jeno malah di cium si tinggi dingin, anak itu memundurkan tubuhnya mengusap usap dahi dan hidung mancungnya yang ke penyok.

"Untung hidung gua gak mancung ke dalem, gara gara nabrak tiang!" gumamnya, sembari memegang tulang hidungnya.

kesal dengan tiang, Jeno menendangnya lalu memberikan jari tengah pada tiang itu "awas lo paok!" sinisnya, lalu melenggang pergi, dengan perasaan dongkol baru saja sedetik merasakan hati berbunga bunga, sekarang bunga bunga di hati Jeno di hancurkan Jisung dalam sekali injak.

Pemuda park itu tiba tiba saja berjalan menuju Jeno dengan seragam kotor dan rambutnya yang basah, hanya ada sehelai rambut yang berdiri seperti rambut upin, tapi upin kan botak cuma sebiji doang rambutnya, ya seperti itu lah visualisasinya.

"E eh" Jeno menggaruk tengkuknya, memutar tubuhnya, mencoba untuk mencari jalan lain tapi . . . kuping Jeno berdenging ngilu mendapat teriakan kencang memekak telinga itu, Jeno meringis mengusap telinganya.

"Astaga".

"LEEE JENOOOOL BANGSATTTTTT, HIHHH DASAR TIDAK BERTANGGUNG JAWABBBBB!!!".

Aduh, Jeno segera berlari ke arah Jisung membekap mulut anak itu, orang orang disana jadi menatapnya karna teriakan Jisung yang terdengar sangat ambigu.

Jeno menutup mulut Jisung "jangan teriak kayak gitu, gue emangnya ngehamilin lo terus kabur gitu aja sampe di bilang gak bertanggung jawab-

Tuh liat mereka ntar salah paham" lanjut Jeno, melepas bekapannya pada mulut Jisung, Jisung mendengus mengusap usap mulutnya, membersihkan noda noda yang menempel pada mulutnya dari telapak tangan Jeno.

Euwh, tangan Jeno bau tanah.

"Hoek tangan lo bau Jeno!".

Jeno terkekeh "hehehe iya maap, tadi gue gak sengaja megang pantat kucing" jawabnya tanpa dosa.

Jisung menggepalkan tangannya, dengan dada naik turun jadi mulutnya ini sudah ternodai karna tangan busuk Jeno.

"LEE JENOOOOO!-

Jeno segera berlari menjauhi amukan Jisung, astaga Jisung menyeramkan sekali jadi dia harus pergi secepatnya, sementara Jisung berlari lari sambil berteriak membuat jantung Jeno berdetak dengan cepat karna ocehan nyeleneh bocah tersebut.

LO GAK KASIANN SAMA ANAK GUA, LO AJAK LARI LARI BEGINI" lanjutnya

"LEE JENO BRENGSEKK, GUE HAMILLL ANAK LO SIALANNN".

tuhkan Jisung halu.

Tentu saja mereka menjadi pusat perhatian, banyak orang disana berbisik bisik bahkan ada yang hampir mencegat Jeno, untung saja Jeno cepat tanggap, gila saja dia nanti di gebuki karna masalah salah paham.

"Awas lo Jisung, gue pites nanti" gumamnya, lalu berbelok ini namanya membuat kakinya pengkor, mana jalur ke rumahnya malah jadi jauh karna muter akibat Jisung.



•••

Rambut Jeno basah, seragamnya juga mencetak punggung tegap lelaki itu, Jeno menghempaskan tubuhnya ke sofa, lalu menaikkan kedua kakinya di atas meja padahal masih pake sepatu.

deru nafas Jeno tidak teratur, ngos ngosan, jadi dia masih mengumpulkan nafas dengan baik jangan sampai tiba tiba sesek nafas terus mati, gak lucu.

gimana nasib kakak sma cantiknya nanti, kalau dia meninggal.

"MAHHHHH, SI ADEK MASIH PAKE SEPATU TAPI KAKINYA NAIK NAIK KEATAS MEJA".

Jeno menoleh kearah sumber suara, "anjing" umpatnya kesal, melihat kearah kakaknya yang tersenyum di sana.

"MAHHHHHHH, SI ADEK NGOMONG ANJING, TABOK AJA MULUTNYA MAH"

"ADEKK?!"

Jeno melotot, anak ngen- ck, cowok itu berdecak mulut kakaknya terlalu ember, tiba tiba saja mamanya datang sambil menenteng nenteng sendal, Jeno langsung berdiri dan memutar ke belakang sofa, menatap mamanya takut.

"Hayo sini mamah tabok dulu mulutnya, ngomong sembarangan aja".

"Reflek mah, maaf jangan tabok mulut Jeno" pencitraan, sok melas.

Kakak Jeno di balik tubuh mamanya menggoyang goyangkan tubuh, mengejek adiknya yang kini terjebak dalam kandang singa.

Jeno mau mengumpat tapi takut jika sendal mamanya melayang.

Kenapa semua orang bikin gue emosi, cuma kakak manis itu doang yang bikin senyum senyum.

Menginggatnya Jeno jadi senyum senyum sendiri, kalau lupa mamanya kini sudah memberi ancang ancang sendalnya.

"Wkwk Jeno kena guna guna" kata

((PLAK!!!!))

"MAMAAHHHHHHHH".

•••

Absurd banget heran

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 01, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kakak SMA || NomarkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang