1

5 1 1
                                    

Haii ink cerita kedua aku. gatau aku ngide aja buat cerita ini, makasi udah mau baca.

-
-

~Tetangga Seberang Rumah~

Naya, itulah panggilan seorang gadis 20 tahun yang tinggal di sebuah komplek kecil di sebuah kota. ia sedang kuliah semester 5 sekarang. hari-harinya biasa, namun ada yang membuatnya naik darah setiap hari, ya namanya Arka. Arka adalah tetangga Naya. mereka sudah lama menjadi tetangga, bahkan mereka sudah menjadi tetangga sedari kecil. Naya merasa kalau ada saja tingkah cowok itu yang membuatnya kesal setiap hari.

pagi ini Naya bangun lebih cepat. dia tak mau melihat wajah menyebalkan Arka ketika keluar rumah. ia harus mengerjakan pekerjaan rumahnya lebih cepat.

"bagus. Arka belum bangun. males banget gue liat wajahnya itu pagi-pagi gini." Naya menyapu halaman rumahnya cepat-cepat takut cowok itu keluar untuk mengganggunya. benar saja, baru saja Naya menyebut namanya, Arka keluar dari pintu rumahnya.

"Nay, lo jangan buang sampahnya di halaman gue dongg!"

"heh, lo ga liat? ini kawasan rumah gue, jadi sampah gue cuma yang ini. ini nih nih sampah lo. sapu gih ogah gue nyapu halaman lo." Naya membela dirinya sekarang. Naya melanjutkan menyapu membiarkan Arka menatapnya sinis. "apa lo? pergi deh hushh ngerusak mood gue aja."

"lo kalo stres bilang Nay. gausah gengsi."

"iya, stres. gara-gara lo." Naya meletakkan sapunya lalu masuk meninggalkan Arka.

"Nay, gue mau numpang mandi. mesin aer gue macet lagi." teriak Arka.

"serah lo." jawab Naya sinis.

Arka ikut masuk ke rumah Naya. disana ada ayah dan ibu Naya yang sedang sarapan, ada adik Naya juga, namanya Zino.

"eh, om tante. maaf Arka mau numpang mandi ya tan, air di rumah Arka macet lagi. belom dibenerin."

"oh iya gapapa, Ar." kata ibu Naya.

"makanya lo benerin, jadi cowok males banget." sambung Naya.

"hussh Nay. kamu ini." ucap ayah Naya.

"berisik lo Nay." ucap Arka sambil tersenyum kecut ke arah ayah dan ibu Naya.

"bodo ah." Naya pergi ke kamarnya.

"kalian itu ribut terus. kadang ribut kadang akur." kata ibu Naya.

Arka yang mendengarnya hanya cengengesan sambil masuk ke kamar mandi.

selesai mandi dari rumah Naya, Arka berterima kasih pada ibu Naya lalu langsung pulang. pasalnya ia ada kelas pagi ini. ia harus sampai kampusnya jam 8.

sekarang jam 07.20. jarak kampus Arka dengan rumahnya sekitar 15 menit, tidak jauh. kampus Arka dan Naya sama, hanya saja mereka berbeda jurusan.

Arka melajukan motornya lumayan kencang, lebih baik menunggu sebentar daripada harus terlambat. dosen yang masuk di kelasnya pagi ini termasuk dosen killer, Arka tak mau kena masalah nantinya.

sedangkan Naya hari ini sedang libur, Geri pacarnya, sudah berjanji akan membawanya pergi jalan-jalan hari ini. makanya Naya mempercepat pekerjaan rumahnya. ia ingin terlihat cantik hari ini ketika jalan dengan Geri. ia bisa bersiap-siap lebih lama.

-
-

sudah 2 jam Naya menunggu di bangku teras rumahnya. Namun cowok itu belum juga datang menjemputnya.
"kemana sih dia? kenapa belum datang juga." Naya mulai kesal. Naya menelpon Geri namun tidak diangkat. Naya masih menunggu, beberapa menit kemudian suara notifikasi terdengar dari handphonenya. wa dari Geri, dia tidak bisa datang karena harus pergi ke rumah neneknya, dia bilang kalau neneknya sedang sakit. "ah terus saja seperti ini. kenapa dia gak ngabarin gue daritadi." Naya mengomel.

tak lama suara motor Arka terdengar. cowok itu baru saja pulang dari kampusnya. "heh, lo kenapa? muka lo yang jelek itu makin jelek kalo lo kaya gitu tau ga?."Arka memarkirkan motornya lalu menghampiri Naya. "ada apa?" tanyanya lagi. "lo uda rapi gini mau kemana?"

"gue mau jalan sama Geri, tapi dia gak jadi dateng. gue kan kesel udah capek dandan tapi gak jadi pergi. seharusnya dia bilang ke gue daritadi kek." Naya menggembulkan pipinya tanda ia sedang kesal.

"yaudah, jalan sama gue aja. kita muter-muter, makan seblak, mau ga? oh yaudah gamau." Arka bangkit dari duduknya. tapi cepat-cepat Naya menarik tangan Arka "eh eh, iya mauu. lo traktir gue seblak ye. ga ada penolakan. lo kan udah numpang mandi tadi pagi." Naya tertawa.

"lo perhitungan banget ya Nay, kaya emak-emak."

"ya kan gue emang calon emak-emak."

"kasian banget ntar anak lo dapet emak kaya lo." Arka tertawa puas.

"mulut lo bau azab, Ar. udah buruan, gue laper ini." Naya naik ke motor Arka.

"lah lah udah naik aja."

"biarin wle, buruannn gass."

Arka yang melihat kelakuan Naya hanya geleng-geleng kepala. sebenarnya ada sesuatu yang sekarang sedang mengusik pikirannya. pasalnya tadi saat pulang dari kampus, Arka melihat Geri bersama seorang cewek. awalnya Arka mengira itu Naya, ternyata dugaannya salah. ada sedikit kemarahan dalam hati Arka, dia tidak terima Naya diselingkuhi oleh Geri. namun di sisi lain Arka tidak bisa membiarkan cewek yang disukainya itu bersedih. ia bingung harus menyembunyikannya sampai kapan.
dia berharap Naya segera mengetahuinya sendiri.

"Nay, lo kalo jatoh gue gamau nolongin ya."

"ya maksud lo gue harus gimana?"

"pegangan bego."

"iya-iyaa." Naya memegang pundak Arka.

Arka melihat ke pundaknya, memastikan tangan Naya benar-benar bertengger disana. Arka tak bisa menyembunyikan senyumannya, sesekali ia memandangi Naya dari spionnya. "lo cantik Nay. bodoh banget Geri nyia-nyia in lo. sayangnya lo ga sadar kalo gue selama ini suka sama lo" bisik Arka dalam hatinya.

gimana ceritanya? maaf bgt kalo belum dapet feel-nya. semoga aku bisa lebih bagus lagi nulisnya, makasi udah mau baca TSR, see u next parttt 😘

Tetangga Seberang RumahWhere stories live. Discover now