8.

1.5K 109 0
                                    

Kejadian langka

Happy reading!
=====

"Cepatan dong Al. Entar mereka keburu pergi."

"Ya Allah Zha. Lo nggak ngerti kalau gue bilang sebentar?" Dumel Allisya di sela kesibukannya mengepak barang-barangnya.

Tidak bisakah Zhafira membiarkan dirinya lebih santai sedikit? Mengingat kelas mereka baru saja selesai.

"Santai aja kali, lo nggak capek Zha? Seharian ini mutar otak terus?"

Geraman Zhafira terdengar. Dia menarik paksa ransel Allisya, lantas mendekatkan bagian tas itu tepat di samping meja.

Zhafira menyapu buku tulis Allisya beserta barang-barangnya yang lain dalam sekali sapuan, menyelesaikan tugas gadis itu yang seharusnya tidak memakan banyak waktu.

"Selesai! Gitu doang lo nggak bisa!" Cecar Zhafira, sebelum akhirnya menyambar sebelah tangan Allisya untuk di seret keluar kelas.

"Pelan-pelan dong."

Zhafira menambah kecepatan langkahnya, mengabaikan rengekan Allisya yang berjalan terseok-seok.

"Zha!"

"Apasih? Diam deh Al."

Allisya mendengus, terpaksa menggerakkan tungkainya secepat Zhafira, walaupun sebenarnya dia sangat malas melakukan hal itu.

"Lo tahu nggak Al?" Ucap Zhafira di sela langkah mereka yang cepat.

"Enggak."

"Iyalah, orang gue belum ngasih tahu."

Allisya melirik Zhafira sekilas, memperhatikan bibir atas dan bawah Zhafira yang saling menjauh. Alarm di kepalanya berbunyi. Allisya memutuskan berlari, menghindari ocehan panjang Zhafira.

"Allisya!"

"Gue kenyang Zha, lo nggak perlu cerita," sahut Allisya memasuki lapangan sekolah.

Zhafira mendengus. Langkahnya terus berlanjut, menyusul Allisya yang sudah bergabung dengan beberapa siswa yang berkerumun di lapangan.

Netranya baru saja menangkap keberadaan Zayn, ketika cowok itu langsung melenggang begitu saja.

Zhafira berhenti di samping Allisya, membuat kerumunan itu mengeryit berjamaah. Zhafira mengabaikan Zayn? Yang benar saja, mereka tahu betul, kalau Zhafira si gadis kontroversi sangat menyukai Zayn. Senggaknya itu yang mereka yakini belakangan ini.

"I'ts you?" Tanya Allisya tidak percaya, karena seingatnya Zayn-lah tujuan mereka buru-buru sejak tadi.

"Lo udah tobat?" Celetuk Ares setelah teman-temannya yang lain mengikuti jejak Zayn.

Zhafira mendesis panjang, kesal dengan Ares.

"Lo belajarnya sama Ares aja Zha."

Zhafira menunjuk Ares. Dia menggeleng tegas.

"Lo nggak percaya sama gue?" Lontar Ares.

Critical Point (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang