Selisih paham
Happy reading!
=====Zhafira buru-buru mengepak semua barang-barangnya dibawah tatapan tajam Allisya. Dia bergegas, takut Zayn berubah pikiran atau membatalkan perjanjian yang Zhafira damba sejak kalimat ajakan pulang bersama Zayn cetuskan beberapa jam yang lalu.
Grap
Allisya menarik tas Zhafira sebelum gadis itu sempat meraihnya. Memantik ekspresi memelas terpatri di wajah gadis itu.
"Lo mau kemana? Samperin Zayn?" Tanya Allisya beruntun.
Kepala Zhafira mengangguk semangat, lantas menyambar tasnya sekuat yang dia bisa.
"Lo benar pake banget. Udah ya, gue mau kesana, takutnya kelas Zayn sudah bubar," ujar Zhafira, dan segera melenggang, meninggalkan Allisya.
"Tunggu!" Seru Allisya, sebelum Zhafira berhasil melewati pintu kelas. "Gue ikut," tambahnya, menyusul langkah Zhafira.
Allisya mendengus, juga menggeram samar. "Pelan-pelan aja Zha," imbuhnya kesal.
"Nggak bisa, takutnya gue terlambat kayak yang dulu-dulu."
"Nggak mungkin. Gue yakin kelas mereka belum bubar."
Langkah Zhafira akhirnya melambat dua detik setelah Allisya menyampaikan saran yang gadis itu terima setengah hati, karena setengah hatinya yang lain sedikit tak rela.
"Thanks god. Gue-"
"-dugaan lo salah besar Al," potong Zhafira, menatap sahabatnya jengkel.
"Salah gimana? Orang-"
Zhafira mendorong kepala Allisya menghadap ke belokan koridor, mematahkan argumen gadis itu.
"Itu yang lo bilang belum bubar?" Dengus Zhafira, berhenti memegang kepala Allisya.
Di hadapan mereka, teman satu kelas Zayn sedang berjalan melewati belokan koridor, melawan arah yang keduanya
tuju."Mereka teman satu kelas Zayn?"
Zhafira berdehem singkat, terlalu sibuk mencari keberadaan Zayn di antara orang-orang yang melewati tempatnya berhenti sekarang.
"Kok nggak ada?" Gumam Zhafira.
"Gerald juga nggak ada," tambah Allisya.
Allisya menggaruk pelipisnya bingung, melihat Zayyan dan Ares ikut menghilang. Sedangkan Zhafira memilih mencegat salah satu dari mereka, hendak menanyakan kemana perginya ke empat cowok itu.
"Lo teman Zayn bukan?" Tanya Zhafira memastikan.
"Iya. Gue ketua kelasnya dia," jawab gadis berambut panjang itu.
Zhafira tersenyum. Tidak salah lagi, dia datang pada orang yang tepat.
"Zayn...."
"Dia kemana?" tukas gadis itu, memotong ucapan Zhafira.
"Zayn nggak masuk kelas?" Seru Zhafira tidak percaya. "Maksud lo dia bolos?" Tambahnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Critical Point (REVISI)
Ficção Adolescente(PLAGIAT DIHARAP MENJAUH. NULIS SATU CERITA NGGAK GAMPANG! ) #01 on accident (10 oktober 2021) #02 on hurt (13 oktober 2021) #02 on harapan (1 november 2021) "ZAYN PACARNYA ZHAFIRA I LOVE YOU!" jangan tanyakan ekspresi Zayn ketika Zhafira berteriak...