Keberangkatan

3 0 0
                                    

"Don't be afraid to try new things"

Kecerahan sang mentari seolah ikut menyalurkan rasa sukanya. Bita, mama, serta adiknya kini telah berada di Bandara Soekarno-Hatta yang tak jauh dari tempat tinggalnya.

"Jaga diri baik- baik ya sayang" pesan mama Bita tak henti- hentinya meneteskan air mata

"Iya ma.. mama sama Affan juga" Bita berusaha menahan air matanya

"Affan sekolah yang rajin biar bisa nyusul kakak" pesan Bita

"Pasti kak"

"Titip mama ya Fan" hanya anggukan yang Affan berikan

"Jam berapa sampainya kak?"

"Landing sekitar jam 01:00 wib"

"Yaudah Bita pergi cari ilmu dulu ya ma.. salam buat keluarga besar" lanjut Bita mencium tangan dan kedua pipi mamanya

"Assalamualaikum" pamit Bita

"Waalaikumsalam"

Bita mulai melangkah pergi meninggalkan mama dan adiknya. Bita terus menoleh ke belakang dan melambai seakan tidak ada lain waktu untuk bertemu kembali.

"Mama gak tega liat kakakmu sendiri di negeri orang.. tapi mama juga bangga kakakmu bisa menggapai mimpinya" ucap mama Bita memeluk Affan

"Tenang aja ma.. kakak bukan cewek lemah, kakak itu kuat seperti mama"

Setelah Bita mulai hilang dari pandangan, akhirnya mereka memutuskan untuk pulang.

.

.

"Perhatian, para penumpang pesawat Airlines dengan nomor penerbangan XXXXX tujuan Amerika Serikat dipersilahkan naik ke pesawat udara melalui pintu XXX" announcement.

.

Kini Bita sudah berada di tempat duduk untuk penumpang business class dan bersiap untuk take off. Tak henti ia meneteskan air mata mengingat mama dan adiknya.

Setelah lama menangis akhirnya ia tertidur cukup lama.

.

"Excuse me, Miss" cabin crew. (Permisi, Nona)

"Oh yes?" kejut Bita sesekali mengusap mata sembab bangun tidurnya.

"Sorry Miss" cabin crew. (Maaf Nona)

"Do you want to order something?" (Apakah anda ingin memesan sesuatu?)

"I want a cup of coffee latte" (Saya ingin secangkir kopi latte)

"Okay.. Please wait" (Baiklah.. Mohon di tunggu)

.

Bita mulai membuka cup kopi yang dipesannya beberapa waktu lalu dan mengeluarkan buku karya Bill Gates yang ia beli bersama Rain sebelum keberangkatan Rain ke "The Land of the Morning Calm".

.

20 Jam sudah berlalu dan tiga puluh menit lagi ia akan segera tiba. Bita mengemasi beberapa barang yang ia keluarkan dari dalam tas dan merapikan kerudungnya.

.

"Ladies and gentlemen, as we start our descent, please make sure your seat backs and tray tables are in their full upright position. Also, make sure your seat belt is securely fastened and all carry-on luggage is stowed underneath the seat in front of you or in the overhead bins. Thank you" cabin crew. (Ibu-ibu dan Bapak-bapak, sembari kita mulai mendarat, mohon pastikan punggung kursi dan meja anda berada dalam posisi tegak. Dan pastikan juga sabuk pengaman anda terkait dengan baik dan seluruh barang bawaan tersimpan di bawah kursi di depan anda, atau di penyimpanan atas. Terima kasih)

"Akhirnya huft..." lenguh Bita sembari mengaitkan sabuk pengamannya.

'Ini pertama kali aku ke Negerimu Uncle Sam.. semoga kita bisa bersahabat, tapi jangan membuatku nyaman dan nggan pulang ya' batinnya.

.

.

Saat ini Bita berdiri di seberang jalan menunggu driver yang akan mengantarnya ke apartemen barunya.

"Permisi non, saya Sarif dari PT. IndoLA" driver.

"Apa benar dengan non Naaifah dari Indonesia?" lanjut driver.

"Iya Pak, benar" jawab Bita.

"Baik non, silahkan masuk. Biar saya yang memasukkan koper ke dalam bagasi" driver.

"Terimakasih pak"

.

Bita berada di perjalanan menuju apartemen. Pandangannya tak henti menyusuri sudut kota asing itu.

"Bagaimana perjalanan anda non Naaifah?" tanya driver sedikit mengejutkan Bita.

"Nyaman pak" jawab Bita ramah.

"Rumahnya mana non Naaifah?"

"Panggil Bita aja pak nggak usah pake non"

"Jakarta, bapak mana?"

"Saya dari Jogja"

"Ohya"

.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 30, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DifferentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang