Tiga hari menjadi mahasiswi Nana rasanya sudah hampir gila, tentu saja karna dunia sekolah dan dunia kuliah itu beda. Kalau sekolah Nana bisa menjalaninya sedikit lebih santai tapi saat kuliah seperti sekarang bahkan untuk makan tepat waktu saja Nana rasanya susah.
Tugas terus berdatangan seakan tidak ada lagi hari esok, bahkan Nana sudah menangis di depan Bagas saking lelahnya.
Memang agak lebay
Selama tiga hari itu pula, Arka si manusia seenaknya itu rutin mengantar dan menjemput Nana kuliah, semakin membenarkan spekulasi soal mereka yang terlibat dalam hubungan. Namun selama tiga hari itu juga, Nana bersikap cuek pada Arka. sebenarnya Nana ingin menolak setiap perhatian Arka, tapi pria itu benar-benar sudah sangat tidak ingin dibantah. Bagas saja yang ayahnya tidak setegas Arka yang bukan siapa-siapa.
Jelas bukan siapa-siapa, karna selama ini selama rumor itu menyebar. Semua orang-orang telah menganggap Nana adalah pacar Arka. Selama itu pula, Arka tidak pernah membahas soal ini. Seakan yang ia lakukan hari itu di depan Dirga dan seluruh mata di kantin hanya tindakan refleks atau mungkin iseng.
Entahlah, ia pusing memikirkannya.
Lebih pusing lagi karna Joy malah marah pada Nana. Dari Friska, Nana meminta nomor Joy dan meminta maaf tanpa niat klarifikasi. Karna dirinya juga tidak tau mau bilang apa, tapi pesan panjangnya itu hanya di baca saja. Tidak dibalas walau sekedar huruf Y
Nana agak kecewa dan kehilangan karena bagaimana pun juga, Joy adalah teman pertamanya.
"Ngelamunin apa sih?" Siang ini Friska menghubungi Nana untuk makan siang bersama di kantin dan di sela-sela hectic ini, Nana berusaha menyempatkan diri.
"Joy masih marah ya sama aku?" Nana menyadari kalau akhirnya ia kembali pada kebiasaan lamanya. Ber aku-kamu pada orang lain. Dan ternyata Friska bilang dia lebih nyaman menggunakan bahasa begitu, soalnya Friska berasal dari daerah yang jauh dari Jakarta. Makanya tidak terlalu nyaman dengan bahasa gaul lo-gue.
"Biarin aja, nanti juga kalo capek berhenti sendiri" Andai semudah itu dalam melupakan, Nana tidak akan seperti sekarang. Otaknya cuma satu tapi dipaksa memikirkan banyak hal
Arka yang semaunya
Joy yang masih marah
Tugasnya yang banyak dan menyebalkan
Orang-orang kampus ada beberapa dari mereka yang tidak rela Arka sudah punya pacar.
Bagian terakhir, walau tidak bertindak anarkis tapi tetap saja risih karna mereka menatap Nana selalu tanpa henti.
"Tapi aku gak enak" kata Nana lagi
"Gak enak kenapa? Kan sebelum Joy suka sama Arka, kalian udah pacaran duluan. Joy yang aneh kok marah kan dia bukan siapa-siapa." Nana ingin sekali menjelaskan pada Friska kalau tidak begitu keadaan sebenarnya, bukan cuma pada Friska. Pada Nadia dan Ara juga. Kedua gadis itu menghubungi Nana beberapa hari lalu mengkonfirmasi apakah itu benar, tapi Nana bahkan tidak menjawab keduanya karna terlalu bingung.
Nadia dan Ara mungkin sedang kesal sekali padanya sekarang.
"Udah, makan buruan aku masih ada kelas" Nana mengangguk lalu cepat-cepat melanjutkan makannya karna dia pun masih ada kelas.
________
Melirik jam pada pergelangan tangannya, sudah pukul lima sore dan kelas terakhirnya juga sudah berakhir
"Lo serius pacaran sama nana?" Arka menghembuskan nafasnya kasar, Nadia lagi Nadia lagi. Sudah puluhan kali rasanya Nadia bertanya.
"Mau berapa kali sih lo nanya? Lo ada amnesia jangka pendek!?" tolong jangan lupakan kalau Arka ini judes dan pedas.
KAMU SEDANG MEMBACA
EUNOIA
ChickLitKalau Arka yang judes dan sarkas lalu bertemu dengan Nana yang ceria dan berhati selembut gulali? Apakah akan mengubah Arka?