𝕿𝖗𝖊

424 29 11
                                    

Lelaki dominan itu tersenyum senang melihat reaksi kelinci manisnya, baguslah jika dia sudah mengetahui apa yang dia inginkan jadi tidak perlu memberitahu nya lagi, pikirnya.

Jaemin mendekatkan bibirnya ke telinga Jeno berbisik kecil.

"Daddy ingin main-

[ ~ 🄿🄻🄰🄸🄽 - 🄽🄾🄼🄸🄽 ~ ]


"Daddy ingin main petak umpet, bukan?"
Tanya nya berbisik lembut di telinga Jeno.

Jeno menghembuskan napas nya pasrah. Perlahan ia menarik Jaemin memeluk tubuh mungil itu.

"Tidak, Na"

"Lalu apa?"

Jaemin bertanya dengan polosnya menatap wajah tegas Jeno.

Chup

Jeno pelaku pengecupan itu. Sedangkan Jaemin hanya diam menatap lelaki yang memeluknya.

Mata Jaemin terus memperhatikan wajah Jeno. Rahang nya tegas, mata sipit, dan bibir tebal. Bukankah itu tampan?

"Terpesona, huh?" Jeno menaikkan sebelahnya alis nya berniat menggoda.

Jaemin mengangguk kan kepalanya. "Daddy sangat tampan" Tak lupa dengan cengiran khas nya.

Ini yang Jeno suka dari Jaemin yaitu kejujuran nya. Polos juga merupakan salah satu nya.

Perlahan tangan Jaemin terangkat membelai wajah Jeno, sambil menatap lekat matanya.

Chup

Kali ini si manis itulah pelakunya. "Bibir daddy enak, hehe" Jujur nya sambil tersenyum manis.

Menggemaskan sekali, Na Jaemin ini. Tahan Jeno, tolong tahan dia untuk tidak menerkam pemuda mungil ini. Jeno tidak kuat!

"Daddy, ayo tidur." Jeno terkekeh melihat mata sayu itu dengan bibir melengkung kebawah, lucu.

Jeno menggendong Jaemin ala koala dengan refleks si manis mengalungkan kedua tangan nya di leher sang dominan.

Jeno menjatuhkan pelan tubuh Jaemin di atas kasur king size miliknya. Tanpa aba - aba langsung mendekap tubuh mungil itu, Jaemin menyembunyikan wajahnya di dada bidang Jeno. Rasanya sangat nyaman.

[ ~ 🄿🄻🄰🄸🄽 - 🄽🄾🄼🄸🄽 ~ ]


Pagi ini keduanya sudah berada di meja makan dengan Jaemin yang sedang sibuk memakan makanan miliknya, berbeda dengan Jeno ia menatap Jaemin yang sedang melahap makanan nya. Pipi gembil nya menggembung saat mengunyah itu sangat menggemaskan, ingin sekali rasanya Jeno menggigit pipi itu.

"Daddy tidak makan? Menatap Nana saja tidak akan membuat daddy kenyang" Jaemin bertanya disela sela kunyahan nya.

Tidak tahu saja dia, Jeno sudah menahan mati matian agar tidak memakan pemuda mungil itu. Bahkan makanan yang ada di depan Jeno dibiarkan begitu saja dan ia lebih memilih menatap Jaemin dengan tatapan lapar yang sesungguhnya.

Jaemin meletakkan sendok nya, bibirnya melengkung kebawah dengan kepala tertunduk. Selera makan nya hilang begitu saja. "Daddy, Nana mau punya anak—

𝐏𝐥𝐚𝐢𝐧 - 𝐍𝐨𝐦𝐢𝐧Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang