Pagi-pagi sekali, kehidupan Desa Bedeng Delapan sudah ramai, apalagi di hari Minggu karena pasar tradisional desa ini aktif beroperasi. Lalu lalang kendaraan sayup terdengar dari penginapan peserta kelas memasak Chef Riyandi.
Damar hanya tidur satu jam saja setelah melaksanakan sholat subuh, tepat pukul enam ia terbangun dan memindahkan barangnya dari koper ke lemari.
Tak lupa ia memanaskan air untuk mandi karena dirinya belum terbiasa dengan suhu air yang sangat dingin, ia sempat berpikir sepertinya orang yang tinggal di sini tidak membutuhkan kulkas, saking dinginnya suhu di desa ini. Berkali-kali ia melihat jam dinding yang sudah cukup tua di kamarnya untuk memastikan ia tidak telat menjemput Caya, karena saat ini ia sedang memasak roti cane dengan bahan-bahan yang sudah terlebih dahulu ia kirimkan dari Semarang.
Sedikit menyesal sebenarnya, karena Damar tidak tau kalau penginapannya dekat dengan pasar. Seharusnya ia tidak perlu mengeluarkan usaha lebih dengan mengirimkan bahan kue yang bisa ia beli di daerah sini. Sudahlah, apa boleh buat. Roti canenya sudah jadi dan ia tinggal menaburi keju dan memberi cokelat leleh yang sudah ia siapkan.
Tepat jam Sembilan pagi, Damar keluar rumah dan hampir saja roti cane yang ia bawa terjatuh karena teriakan heboh dari arah taman.
"WOHOOOOOO!!!!!"
Dua orang laki-laki sedang mengendarai sepeda beriringan, terlihat seperti anak kecil yang baru mendapat libur panjang dari sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
I SEE THE GOD IN YOU
FanfictionTentang harapan yang harus patah sebelum sempat ia tumbuh, Tentang niat yang sulit disetujui semesta, Namun Damar dan Caya tetap memilih tenggelam bersama, meskipun tau kebersamaan itu mengantarkan mereka ke sebuah pintu besar, di mana perpisahan s...