✩. ・ * 。── ⋆Sτυςκ ωιτh γου⋆ ───. • * 。✩
꒰ ˘͈ᵕ˘͈ Ηαρργ Rεαdιηg αᥣᥣ ! 〄◌˳˚⌖"Apa sih bun, yah. Qeela nggak mau pindah sekolah lagi!" bentak Aqeela.
"Ya terus mau kamu gimana?!" bentak balik Ayah Aqeela.
"Qeela capek yah. Qeela capek pindah-pindah sekolah mulu. Aqeela nggak punya temen yah. Di sekolah pun Aqeela juga susah buat beradaptasi." jelas Aqeela.
"Ya terus kamu mau tinggal sama siapa disini?" tanya Bunda Aqeela.
Aqeela hanya menggeleng-gelengkan kepalanya sebagai jawaban tidak tahu.
Bunda Aqeela yang melihat anaknya menangis sesegukan dengan pandangan ke bawah pun segera memeluknya dan berkata, "Qeela sayang, dengerin Bunda. "
Aqeela pun langsung memusatkan pandangannya ke arah Bundanya itu.
"Bunda tau gimana perasaan Aqeela. Tapi ya mau gimana lagi, Aqeela kan tau kalau pekerjaan Ayah memang harus pindah-pindah kota terus. Sebenarnya Bunda juga nggak tega kalau kamu juga harus ikut pindah-pindah mulu. Tapi ya gimana lagi sayang, keadaan yang memaksa kita." jelas Bunda sambil mengusap-ngusap pelan punggung Aqeela.
"Qeela tau bun. Tapi Qeela cuma capek aja... " ucap Aqeela.
"Andai aja kita punya saudara atau keluarga dekat, Aqeela mau kok tinggal sama mereka. " lanjut Aqeela pelan namun masih terdengar oleh kedua orang tuanya.
"Mau Ayah juga begitu Aqeela. Tapi kan kita nggak punya saudara ataupun keluarga yang dekat." tambah Ayah.
"Bentar deh yah, Qeel. Seinget Bunda, kita punya saudara yang tinggal di daerah Bandung." ucap Bunda.
"Bibi Alia?" tanya Ayah sedikit ragu.
"Nah iyaa, Alia"
"B-biibi A-lia?? " ucap Aqeela sedikit takut. Pasalnya, bibi Alia itu galak.
"Bun-bunda mau nitipin Aqeela ke bibi Alia??" cemas Aqeela.
"Iya, kamu mau nggak?" tanya Bunda
"Emang nanti kamu harus pindah sekolah lagi. Tapi setidaknya, untuk beberapa tahun kamu bisa tinggal menetap disana. Minimal sampai kamu lulus lah." jelas Ayah.
"T-T tapii bun, yahh. Bibi Alia kan katanya galak banget. Qeela takut." ucap Aqeela.
"Sayang, nggak papa ya. Lagian bibi Alia kan punya anak perempuan seumuran kamu deh kayaknya. Siapa lagi lupa namanya." tutur Bunda.
"Bunda mah udah mulai pikun nih. " batin Aqeela.
"Laila Bunda. Ih Bunda mah pikun banget sih." ejek Ayah.
"Apasih."
"Nah iya Laila. Nanti kamu kan jadi ada temen di sekolah." tambah Bunda.
"Tapi, Qeela nggak mau pisah dari Bunda sama Ayah." ucap Aqeela.
"Pilihan ada ditangan kamu sayang. Kamu mau tinggal sama bibi Alia dan menetap disana sampai kamu lulus, atau tetep ikut Ayah sama Bunda yang setiap bulan harus pindah-pindah ke kota ini, ke kota itu." jelas Ayah.
"Iya sayang, Ayah sama Bunda nggak akan maksa kamu kok. Kamu pilih mana yang terbaik menurut kamu." tambah Bunda.
"Misal kamu milih tinggal sama bibi Alia, Ayah Bunda seneng. Ya walau resikonya Ayah Bunda nggak bisa selalu sama kamu. Tapi kita bisa vid-call an, chat-an. Atau kita bisa ketemu sebentar kalau Ayah ada tugas di Bandung." lanjut Bunda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stuck With You
De TodoAqeela dan Aza. Mereka kembar, tapi sejak kecil terpisah karena suatu masalah keluarga. Bahkan mereka tidak tahu kalo ternyata mereka punya kembaran?. Dan anehnya, cowo yang disukai Aza sejak lama, ternyata memendam rasa dengan saudara kembarnya sen...