|2|

2 1 0
                                    

Sesampainya di kamar,Binta langsung bermain dengan Coco melepas rindu dengan hewan kesayangannya itu.

"Binta mau keluar" batin Binta dengan memandang ke luar.

Binta ingat dia mempunyai celengan,segera ia ambil dan memecahkannya.

Dengan uang yang ada di celengan,Binta yakin pasti dia bisa hidup di luar sana tanpa bantuan dari mama atau papanya.

Ngomong-ngomong soal papanya Binta,sebenarnya papa dan mama Binta tidak berpisah.Entahlah apa yang terjadi,Binta hanya melihat mama dan papanya membawa orang lain ke dalam rumah.

Sebut saja orang tua Binta membawa selingkuhannya masing-masing.

Binta berkemas dengan membawa tas dan koper tak lupa pula Coco yang dibawanya.

"Non,non mau kemana?" kaget mbok saat melihat Binta keluar dari kamar dengan tas dan koper.

"Binta mau keluar mbok" jawab Binta lalu pergi turun ke bawah.

Lagi-lagi Binta harus melihat pemandangan yang menjengkelkan.

Binta terus menyeret kopernya dan melewati mama serta laki-laki yang tidak di ketahuinya,"kamu mau kemana Binta?" teriak mama Binta.

"Binta kan sudah bilang,saya tidak akan menganggu dan silahkan nikmati!!" mama Binta berdiri dan menghampiri Binta.

"Kamu tidak akan pergi kemana-mana,mama akan bawa kamu ke rumah sakit lagi!!"

"Tidak perlu membuang uang demi anak yang tidak engkau inginkan" Binta berusaha tidak menangis didepan mamanya.

"Dasar tidak tau diri!!" kata sang pria di sebelah mamanya,Binta yang mendengarkan lantas membalikkan badan.

"Bukannya kata itu pastas untuk anda,bahkan kalian sengaja mempertahankan saya hanya karena harta milik kakek!" sindir Binta.

Memang benar,mama dan papa Binta menikah karena insiden hamil di luar nikah.Karena itulah kakek alias papa dari papanya Binta meminta orang tua Binta untuk segera menikah.

Dari awal mama dan papanya Binta tidak saling mencintai hingga pernah mereka akan bercerai,namun karena kakek mengancam mereka tidak jadi mendaftarkan kasus cerainya.

Kakek Binta mengancam,jika orang tua Binta menikah maka uang dengan jumlah yang banyak tidak akan di serahkan ke keluarga Binta.

Kakek Binta juga meminta,agar orang tua Binta tidak menggugurkan janinnya.Alasannya tetap sama,jika orang tua Binta menggugurkan maka uang tidak akan diserahkan ke keluarga Binta.

Sebab itulah mereka menunjukkan keharmonisan kala sedang bersama kakek saja.

Binta hanyalah perantara orang tuanya untuk mengambil pundi-pundi uang.

"Saya akan pergi" Binta menyeret kopernya kembali hingga keluar dari halaman rumah.

Teriakan sang mama dia hiraukan,untunglah dia sudah memesan taksi di hp jadi saat mama Binta hendak mengejar,Binta sudah masuk ke dala taksi.

"Jalan sekarang pak" pinta Binta.

Binta masih tida tau dia akan kemana,yang jelas ia ingin kehidupan tanpa gangguan dari siapapun dan ia tidak mau ada seseorang yang tau akan penyakitnya.

Saat berfikir,Binta ingat kalau dia punya seorang teman yang mungkin bisa membantunya.Segera Binta mengeluarkan hpnya dan menekan kontak nama temannya itu.

"Halo.Aku ingin ke tempatmu ,apakah boleh aku kesana?" tanya Binta di telfon.

.......

"Baiklah aku akan kesana,terima kasih" ucap Binta bahagia.

Sekarang Binta sudah tau tujuannya mau kemana,dia meminta supir taksi berhenti sesuai alamat yang ia tunjukkan.

💧💧💧

Reksa masih memikirkan penyakitnya,bahkan dia sampai tidak bisa konsentrasi dengan jalanan didepan.

Setelah membelah jalanan,Reksa sampai di kantor.Memang dia meminta izin untuk libur,walaupun dia calon bos tapi dia tetap menyamakan posisinya dengan karyawan biasa.

"Loh Pak Reksa,katanya minta libur Pak?" tanya sekertaris Reksa saat melihat Reksa berjalan memasuki rungannya.

"Tidak jadi" ucap Reksa lalu masuk ke dalam.

Mending Reksa bergelut dengan beberapa berkas dari pada memikirkan tentang penyakitnya.

Jelas sekali bahwa Reksa belum bisa menerima penyakit yang di deritanya.

Baru beberapa jam Reksa menyetuh berkas-berkas,rasa nyeri menghampirinya.

Reksa mengeluarkan botol obat pereda nyeri yang di beri oleh Vano,tangannya sampai gemetar saat mengambil gelas air.

"Re,kalau masih sakit mending libur dulu" ucap Satya saat masuk ke ruangan Reksa.

"Tenang aja,gue gak papa kok" bohong Reksa padahal dia merasa badannya lemas sekali sekarang.

Dering hp Reksa berbunyi dengan nama Vana dilayar hpnya.

Segera Reksa menggeser tombol hijau tersebut.

"Sayang!!!aku bentar lagi aku mau flight ke indo,tunggu aku ya!!" suara Vana mampu membuat Reksa tersenyum kembali.

"Kabari kalau sudah sampai,nanti aku jemput" ucap Reksa.

"Iya,yaudah aku mau cek in dulu bye"

Vana merupakan pacar Reksa yang sedang belajar di luar negeri,dalam waktu dekat Reksa akan melamarnya mengingat hubungannya yang sudah hampir 5 tahun walau LDR 2 tahun.

Mendengar Vana kembali,Reksa bahagia rasanya namun di satu sisi ia juga merasa sedih karena teringat oleh penyakitnya.

Reksa lanjut mengoreksi berkas-berkas hingga tak terasa sudah petang waktunya dia untuk pulang,Reksa  memutuskan untuk kembali ke apartemen seraya menunggu kedatangan sang kekasih.

💧💧💧

Perjalanan Binta akhirnya sampai di tujuan setelah menempuh banyak jam.

"Binta!!!" teriak seorang gadis sambil berlari ke arah binta.

"Adis,aku kangen banget sama kamu" ucap Binta saat memeluk Adis.

"Ayo masuk" ucap Adis sambil membantu Binta membawa kopernya.

Adis adalah teman Binta,ya setidaknya ia hanya punya Adis.

Binta kenal dengan Adis,saat Adis menjadi perawat di rumah sakit yang Binta singgahi.

Selama ada Adis,Binta merasa tidak bosan berada di rumah sakit namun saat Adis memutuskan untuk kembali ke daerah asalnya,Binta merasa bosan kembali.

Adis kembali ke ruang tamu dengan membawa nampan berisi minuman.

"Bagaiman keadaan kamu?" tanya Adis.

"Aku sudah sembuh,sudah ada pengganti disini" ucap Binta sambil menunjuk ke arah dadanya.

Binta terpaksa bohong karena ia tidak ingin merepotkan temannya itu,terlebih Binta ingin menjalani kehidupan yang baru tanpa bayang-bayang penyakitnya.

"Syukurlah,aku senang mendengarnya"

Mereka bercengkrama sambil mengenang masa kebersamaan mereka dulu.

"Dis,aku mau tinggal di daerah sini.Adakah kontrakkan yang kosong untuk aku singgahi disini?" tanya Binta yang membuat Adis sedikit terkejut.

"Ada di belakang rumah ku,kalau kamu mau aku bisa menunjukan padamu besok.Yasudah sekarang kamu istirahat ya" jawab Adis.

Adis menunjukkan kamar untuk Binta,"terima kasih Dis" ucap Binta.

Binta menata barang bawaannya lalu membersihkan diri dan tak lupa membersihkan badan Coco.

Karena kelelahan,Binta segera merebahkan diri dan terlelap.

Jangan lupa Vote & Comment

Our 60 DaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang