bagian 1

497 20 0
                                    

***

NEO CULTURE UNIVERSITY adalah salah satu universitas yang ada di seoul. Setiap harinya tentu saja selalu di penuhi dengan kegiatan mahasiswa.
Dari sekian banyaknya manusia terkadang ada beberapa orang yang di takdirkan untuk bisa saling bertemu dengan berbagai bentuk pertemuan. Entah hanya bertemu untuk saling bertegur sapa atau mungkin juga sebuah jalan yang sudah di takdirkan. Tidak ada yang tau jalan hidup seseorang. Seiring berjalannya waktu orang akan silih berganti dalam kehidupan. Ada yang datang hanya untuk singgah saja dan ada pula yang terus berlanjut.

Semua mahasiswa sibuk berlalu lalang dengan berbagai macam kegiatan, begitu pula dengan Seorang pemuda yang berjalan tergesa di koridor kampus. Dipersimpangan lantaran tak melihat jalan dengan benar, pemuda itu bertabrakan dengan seseorang yang berasal dari arah berlawanan.

Brukkk

Keadaan yang tidak seimbang membuat salah satu dari mereka terjatuh ke lantai disertai Suara beberapa benda jatuh ke lantai.

Seorang pemuda terlihat jatuh terduduk di lantai dengan beberapa buku yang berserakan. Sementara pemuda yang tadinya berjalan tergesa masih berdiri pada posisinya.

"Kau baik baik saja?." Pemuda dengan rambut coklat itu mengulurkan tangan untuk membatu orang yang terjatuh berdiri.

Tapi agaknya niat baik tidak selalu di terima dengan baik pula, tanpa menghiraukan uluran tangannya orang itu membersihkan pakaian yang sedikit kotor dengan tangannya lalu berdiri hingga mereka saling berhadapan.

Dan apa yang ada di depannya membuat jaemin, pemuda dengan warna rambut kecoklatan yang tadinya berjalan terburu di koridor kampus sedikit tercekat. Mulutnya jadi bungkam. Matanya tak berkedip. Wajah mereka berhadapan dengan mata yang menatap satu sama lain. Bagaimana tidak, jika saat ini didepannya tengah berdiri seseorang yang membuat jantungnya berdebar lebih cepat dari sebelumnya. Pemuda yang jaemin tabrak sangat manis.

"Dia." Batin jaemin.

Berbeda dengan jaemin pemuda itu hanya menatap orang di depannya dengan kesal lalu memunguti buku-buku yang terjatuh. Jaemin yang melihat itupun tersadar dari lamunannya dan ikut membantu untuk memunguti buku-buku tersebut.

"Maaf, aku benar-benar tidak sengaja. Kau baik-baik saja?". jaemin menyerahkan buku yang tadi di ambilnya.

Pemuda itu lantas mengambil buku yang di sodorkan jaemin.

"Iya aku baik baik saja, lain kali hati hatilah ketika berjalan"

Pandangan mereka kembali bertemu Jaemin tersenyum ramah pada pemuda manis yang ada di depannya. Hingga sebuah suara terdengar dari arah belakang jaemin. Seorang pemuda tengah berdiri beberapa meter di belakang jaemin sambil berteriak memanggil orang yang saat ini tengah berhadapan dengannya.

"renjunn."

Pemuda manis itu menoleh ke arah suara yang memanggilnya lantas berlalu pergi.

Pandangan jaemin tidak lepas dari pemuda itu yang  sedang berjalan menghampiri temannya kemudian barulah ia sadar akan tujuan awalnya dan melihat jam di pergelangan tangannya.

"Aish, matilah aku. sekarang aku benar-benar terlambat"

Namun sebelum kembali melangkah netranya menangkap satu benda yang sepertinya ikut terjatuh, sebuah gantungan boneka berwarna putih dengan inisial "R".

"Sepertinya punya dia." gumamnya pelan lalu menoleh ke arah pemuda tadi namun pemuda itu sudah tidak terlihat lagi. Jaemin lantas memasukan gantungan itu kedalam tasnya dan berlalu pergi dengan langkah sedikit berlari.

***

Sementara itu di lain tempat terlihat dua orang pemuda sedang berjalan beriringan menyusuri koridor kampus "Renjun, siapa orang yang bersamamu tadi itu?" Tanya haechan penasaran karena sedari tadi ia hanya bisa melihat punggung pemuda yang bersama renjun.

"Entahlah, hanya kebetulan bertemu" ucap renjun seraya mengedikkan kedua bahunya.

"Temani aku ke perpus ya, aku harus mengantarkan ini." lanjutnya seraya memperlihatkan beberapa buku yang ada di tangannya.

"Tentu. apapun itu untuk renjunku yang maniss, aku siap menemani."

Renjun mendengus kesal mendengar penuturan haechan "Berhenti manggilku seperti itu haechan-ah."

"Tapi aku suka. Karena renjunku memang manis, ah salah bukan manis tapi cantik."

Renjun hanya memutar bola matanya malas, sudah terlalu lelah untuk berdebat dengan manusia yang saat ini bersamanya itu.

"Bicara denganmu tidak akan ada habisnya." Renjun melanjutkan langkahnya meninggalkan haechan dibelakang.

"Hei, tunggu aku."

haechan menyusul langkah renjun kemudian menyamakan langkahnya seraya merangkul bahu renjun untuk pergi keperpustakaan.

Renjun dan heachan sudah menjalin pertemanan semenjak pada tingkat JHS dan berlanjut sampai mereka kuliah di universitas yang sama. Selama mereka berteman sering kali terlibat pertengkaran kecil mengingat sifat haechan yang jail dan renjun dengan kesabaran yang tipis jika berhadapan dengan tingkah haechan, tapi semua itulah yang membuat pertemanan mereka bertahan lama.

To be continue

Anyeong haseyo yorobun...
Semoga suka ya sama cerita aku yang satu ini dan jangan lupa untuk meningalkan jejak ☺️

YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang