PROLOG

12 4 0
                                    

" Bhia nyampe, Bhia nyampe " kata Darell yang segera menutup gorden kamar Bhia

Gaara dengan cepat mematikan lampu kamar yang sudah dibuat segelap mungkin (dan untungnya ini malam hari). Kak Kevin serta Darell berdiri didepan ranjang Bhia yang memang berhadapan dengan pintu kamar tersebut.

Langkah jejak kaki makin lama makin terdengar ditelinga mereka dan saat pintu berwarna putih itu dibuka...

" CONGRAT FOR YOUR GRADUATION dr. BHIA " teriak kami secara bersamaan saat Bhia membuka pintu kamarnya

Mata Bhia membelak tidak percaya melihat para sahabatnya yang sudah lama tidak pernah berjumpa dan kini semuanya berkumpul kembali dikamarnya. Bhia menangis tidak kuasa menahan rasa rindunya terhadap para sahabatnya.

" Ahhh kenapa lo nangis kecil? " tanya Darell yang kini memeluk Bhia yang diikuti dengan Gaara dan Kak Kevin

Aras melihat keempatnya saling memeluk. Ia juga ikut merangkul keempat sahabatnya dari belakang. Mereka saling menangis dalam pelukan hangat tersebut. Saling menumpahkan rasa rindu dan sedih satu sama lain.

Aras melepas pelukannya dan menatap keempat sahabatnya, ia terus tersenyum lebar melihat potret bahagia ini.

"Kenapa kalian gak ngabarin gue? " isak Bhia yang masih menangis

Gaara tersenyum sembari mengelus rambut Bhia " Inikan surprise, masa kita kasih tahu lo "

" Gue kangen kak "

Kak Kevin, Gaara, Darell dan Aras mengangguk mendengar ungkapan Bhia. Mereka berempat juga sama, mereka rindu satu sama lain.

" Gue gak percaya, si anak gak sopan yang dulu sering berantem sama gue sekarang udah jadi dokter " ledek Darell yang masih dengan mata berairnya

Aras terkekeh mendengar ledekan tersebut sembari menghapus air mata Bhia dan Darell yang memang sedari dulu selalu menjadi orang paling mellow diantara mereka.

" Ras, lo senengkan kita gak berantem kaya dulu? Lo senengkan kita masih akur sampe sekarang? "

Aras menjawab dengan anggukan antusias " Seneng kak, Aras seneng banget. Aras sayang kalian "

Gaara, Darell, kak Kevin dan Bhia tersenyum hangat menatap Aras yang tersenyum lebar nan manis kearah mereka. Melihat keempatnya Aras jadi teringat masa – masa SMAnya. Masa dimana dia mereka berempat saling mengenal, masa yang dimulai saat Aras sulit untuk didekati siapapun selain mereka. Dan itu adalah masa dimana semua dimulai.

Aras and The BoysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang