╔═════ೋೋ═════╗
Rahasia dan Bulan
╚═════ೋೋ═════╝
•
•
•
•
•
╔═══❖•ೋ° °ೋ•❖═══╗
HAPPY READING
╚═══❖•ೋ° °ೋ•❖═══╝
≪━─━─━─⊰᯽⊱┈──╌❊╌──┈⊰᯽⊱─━─━─━≫Hari ini dimana pertama acara untuk maba dimulai yap Ospek di kampus barunya, tidak ada yang istimewa dalam dirinya hanya gadis sederhana dengan kerudung panjang menjuntai dan baju syar'i yang siap melekat di dalam tubuhnya. Perkenalkan namaku Haura Asmaira atau kalian bisa menganggilku Aura.
Semua perlengkapan yang akan dibawanya sudah lengkap di dalam tas berwarna peach itu, saat melihat jam yang berada di pergelangan tangan kanannya ternyata masih ada waktu yang lumayan cukup lama. mungkin dengan begitu dirinya bisa membuat roti sandwich untuk bekal nanti jika bertemu dengan teman baru nya.
"Mah Haura mau berangkat yah, soalnya hari ini ospek pertama," teriaknya setelah menyelesaikan rutinitas membuat roti bekalnya tadi.
"Yaudah, sini salim dulu sama umi sama abi juga jangan sampai terlambat, hati - hati di jalannya." Ucap wanita paruh baya yang masih saja terlihat begitu cantik dengan pakaian syar'i nya itu sembari melihat anaknya yang ternyata sudah mulai beranjak dewasa.
Haura menghampiri kedua orangtuanya lalu mulai mecium tangan keduanya karena mereka adalah seorang pahlawan tanpa pamrih, terutama kedapa seorang wanita yang telah berjuang mempertaruhkan nyawanya demi melahirkanya.
Tetapi disisi lain dirinya sampai tidak habis pikir dengan orang - orang diluarsana yang sering menelantarkan kedua orangtuanya dan bahkan memasukan mereka kedalam panti jompo astagfirullah teganya mereka. Batin haura.
"Kamu kok malah ngelamun Ra, nanti kamu malah di hukum loh sama ketua ospek nya, eh iya Ra jangan lupa kamu pulang bawa calon buat umi dong," ucap umi sambil mengedipkan sebelah matanya dengan jail.
"Ra, kamu ada niat nikah muda gak si?" Pertanyaan spontan tersebut mampu membuat haura terdiam sejenak.
Menikah? Yang ada dalam pikiranya sekarang hanyalah makanan, eskrim macha yang begitu mengiurkan di dalam setiap gigitanya dan masa - masa kuliah hanya itu saja, dan tunggu ada apa dengan orangtuanya? Kenapa mereka terlalu jauh jika harus memikirkan hal itu.
Haura segera tersadar langsung menggelengkan kepalanya, "Astagfirulah aku terlalu asik ngelamun jadi gini nih, yaudah deh kalo gitu aku mau berangkat sekarang doa'in supaya lancar umi. Dan untuk soal nikah belum ada di dalam list rencana aku untuk itu, tapi kalo udah ada si... insyallah haura bisa mempertimbangkan lagi." Ucapnya sambil berlalu pergi meninggakan pekarangan rumah dengan sedikit perasaan aneh.
***
Setelah sampai di kampus Haura kembali menatap sekeliling kampus ternyata sangat luas, terdapat taman yang begitu luas dan indah ada beberapa kursi yang mungkin sengaja di simpan di area itu. Semoga setiap urusanya di berikan kemudahan oleh Allah. Satu kata yang mengambarkan kampusnya adalah masyallah.
"Heh. Lo yang pake tas peach bisa langsung masuk barisan, dan jangan lupa buat benerin daleman kerudung lo yang miring." Teriak seorang lelaki yang baru saja menatapnya sekilas dari radius beberapa meter dari tempatnya berdiri.
"Iyah ka," ucapnya pelan.
"Perhatiin kalo yang di depan bicara jangan kebanyakan bercanda kalau lagi osfek berlangsung, gue pamit." Entah apa yang membuat Haura langsung menuruti ucapan lelaki tersebut dan langsung membenarkan daleman kerudung yang katanya miring.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ujian Kelulusan Member BWG Angkatan 3
Short StoryBerisi karya-karya member angkatan tiga sebagai Ujian Kelulusan.