"Haruskah aku mencobanya?"
***
Hai, namaku Voila. Voila En Viquella tepatnya. Kalian pasti bingung dengan namaku kan? Terlalu sulit untuk diingat, dan terdengar seperti seorang tokoh dalam negeri dongeng saja, hahaha.
Baiklah, akan sedikit kujelaskan. Oma yang memberikannya padaku. Katanya, nama itu penuh makna, jadi dia memberiku nama itu. Entahlah, kurasa tidak hanya itu alasannya...
Oke, sudah cukup membahas namaku.
Kalian pasti bertanya-tanya kenapa aku memilih judul ini kan?. Tidak... Aku menulisnya bukan karena aku terpaksa berada di sebuah tempat yang dinamakan rumah itu. Hanya saja terkadang rasanya aneh, ketika mencintai dan membenci suatu hal secara bersamaan.
Aku suka berada di rumah seharian, tapi aku benci dengan suasananya. Bukan, bukan karena orang tuaku memperlakukanku dengan semena-mena. Mereka baik, sangat baik bahkan. Mereka menyayangiku dengan sepenuh hati mereka. Yang menjadi masalahnya adalah, cara berfikirku yang sangat bertolak belakang dengan mereka.
Kuakui, aku sangat menyayangi mereka hingga aku tidak tau apa yang akan kulakukan pada diriku jika mereka sudah tiada. Namun, kenapa mereka tidak pernah mau mendengarkan perkataanku tanpa mengkritik? Bahkan apa yang mereka ucapkan dari mulut mereka, terkadang malah membuatku semakin merasa hampa dan hancur.
Tidak bisakah mereka mencoba mencari tahu tentang diriku? Tentang makanan favoritku, tentang kehidupan remajaku, tentang masa-masa terpurukku, tentang teman-temanku, tidak bisakah mereka satu kali saja ingin tau tentang diriku?. Aku tau ini terdengar egois, seolah-olah aku tidak mau memahami keadaan mereka.
Tapi, tidak bisakah kalian bayangkan? Hanya aku, hanya dirikulah satu-satunya buah hati mereka, tanpa kakak ataupun adik, jauh dari pusat perumahan, hanya sendiri tanpa adanya teman yang selalu bisa untuk kuajak bicara. Aku frustasi, aku tidak tahu lagi harus melakukan apa. Aku hanya ingin seorang teman yang selalu ada bersamaku, tidak bisakah?
..."Oke, selesai." gumam Voila.
Ya, dia Voila. Seorang anak perempuan cantik berusia 16 tahun, yang selalu rajin menuliskan keluh kesahnya pada sebuah buku harian layaknya seorang penulis. Di setiap halaman baru, dia tidak pernah lupa memberi sebuah judul layaknya penulis yang membubuhkan sub-judul pada setiap part cerita yang mereka tulis.
Setiap kali dia merasa terpuruk dan tidak memiliki seseorang sebagai tempat untuk meluapkan perasaannya, dia selalu menulis. Ia akan meluapkan semua hal yang dia rasa, lewat guratan pena yang ia tuliskan di setiap lembar kertas pada buku tersebut. Satu-satunya tempat dimana ia merasa aman untuk mencurahkan segenap perasaannya.
***
#05/09/2021
Hai, aku Parpeljy, penulis amatir yang baru saja berani terjun dan menerbitkan ceritanya dalam dunia wattpad ini, hihii. Kalian bisa panggil aku Parpel atau boleh juga panggil Biya as my nick name.
To be honest, cerita ini tuh aku nulisnya udah lama banget, tapi baru PD dan berani publishnya sekarang😅Maafin yaa kalo masih banyak kurangnya, huhuu><
Aku bakalan berusaha lebih baik lagi buat kedepannya!! Mohon dukungannya ya temen-temen semua buat si pemula ini😄Jangan lupa vote, comment, dan share cerita aku ke temen-temen kalian ya! Oiya, jangan lupa juga follow wattpad dan instagram aku di @parpeljy biar ga ketinggalan info tentang cerita yang aku tulis ini, hehe😁✌🏻
Terima kasih untuk dukungannya, terima kasih juga udah mau baca cerita aku. Sampai jumpa lagi di part selanjutnya ya!!
Salam Hangat,
Parpeljy
KAMU SEDANG MEMBACA
HOME
Teen Fiction"Rumah bagi lo tuh apa sih Voil?" tanya Xavie. Mendengar pertanyaan Xavie, Voila pun tensenyum tipis, lalu kemudian ia menjawab. "Bukan tempat paling nyaman, tapi satu-satunya tempat untuk berpulang." katanya.