Bagian 41

5.6K 162 1
                                    

Stevan selesai mencuci mobil mamanya Aldo. Sementara tanpa dia sadari ada dua orang yang memperhatikan Stevan dari jendela kamar. Aldo dan mamanya. Mereka sedang memperhatikan Stevan dari masing-masing jendela kamarnya.

Badan mamanya Aldo mendadak berasa panas dingin. Berulang kali dilihatnya Stevan yang sedang mengeringkan kain yang habis dipakai melap mobilnya. Stevan hanya memakai celana training yang sebagian sudah basah terutama bagian atas dan jelas tercetak kontolnya yang masih tidur itu. Badannya yang putih berkeringat seolah memancarkan cahaya. Mamanya Aldo berulang kali menarik napas.

Aldo sendiri melihat Stevan dengan senyum-senyum diwajahnya. Hatinya merasa puas bahwa Stevan kini miliknya seorang.

Stevan menyadari bahwa ada dua orang yang sedang mengamati dirinya. Dalam hatinya merasa geli ingin tertawa tapi dia berlagak cuek. Dia yakin bahwa sebentar lagi handphonenya akan berbunyi dan mamanya Aldo akan memanggil dirinya.

Dugaannya benar. Handphonenya berbunyi dan terlihat nama majikan perempuanya. Dengan malas dia mengangkat telpon. Bicara sebentar lalu telponnya ditutup. Setelah itu dia merapikan semua peralatan bekas mencuci mobil. Sebelum dia masuk menemui mamanya Aldo, dia mengirimkan pesan WA ke Aldo yang memberitahukan bahwa dia dipanggil ke kamar mamanya Aldo.

Aldo mengerenyitkan dahinya. Dia tahu benar dan mungkin Stevan pun tahu kenapa mamanya memanggilnya ke kamarnya.

Stevan masuk ke dalam rumah lewat dapur, sengaja dia melewati kamar Aldo, didepan pintu kamar Aldo dia mengetuk sekali lalu dia melanjutkan lagi dan masuk ke dalam kamar majikannya itu dan dengan sengaja dia tidak menutup rapat pintu kamar majikannya.

Didalam kamar, mamanya Aldo sedang berbaring ditempat tidur dengan memakai pakaian tidur yang tipis dan Stevan dapat melihat dengan jelas semua yang berada dibalik pakaian tidur itu.

"Lhoo kamu ganti baju?"

"Iyaa, Bu, celana basah takut masuk angin."

Stevan sengaja mengganti dulu celananya dan memakai kaos. Dulu dia kalau dipanggil masuk dengan apa adanya, jika sedang olah raga yaa keringatan banjir, dia masuk ke kamar majikannya itu karena dia tahu dan hapal apa yang dimau oleh majikannya itu.

Tampak tampang kecewa mamanya Aldo.

"Ada yang bisa saya bantu?"

"Eerrr ... Ngga jadi, tadinya saya mau minta tolong, tapi ngga jadi deh."

"Baik, Bu. Kalau gitu saya kembali ke belakang."

Stevan balik kanan, dia kemudian keluar kamar majikannya itu, Aldo yang menunggu didepan pintu kamarnya nyengir dan memberikan acungan jempol.

"Heh, kamu nguping yaa?"

"Sedikiiiiiitttt."

Stevan mengacak-acak rambut Aldo dan kemudian meneruskan jalan ke kamarnya di belakang.

Tak selang berapa lama, Aldo keluar dari kamar, mengintip ke kamar mamanya, tampak mamanya sedang menelpon seseorang dan baru selesai mandi karena masih memakai handuk melingkar dari atas dada kebawah.

Aldo kembali ke kamarnya, dikuncinya kamarnya lalu dia berlari ke kamar Stevan dibelakang. Tanpa mengetuk dia masuk ke kamar Stevan.

Stevan yang sedang telanjang bulat karena mau mandi terkejut melihat ada orang tiba-tiba masuk.

Aldo lalu menutup pintu, mengunci pintu kamar Stevan yang membuat Stevan bingung. Lalu menutup tirai jendela dan membiarkan kamar itu gelap dan hanya ada cahaya dari ventilasi diatas jendela.

Aldo membuka kaosnya lalu dipeluknya Stevan yang masih basah oleh keringat. Dihirupnya bau badan Stevan dan setelah itu dibenamkannya mukanya di dada Stevan. Stevan memeluk balik Aldo, mengelus punggung Aldo dan menciumi kepala Aldo.

KomangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang