UNTUK YANG KEDUA KALINYA

7 0 1
                                    

   Sinar matahari pagi ini jatuh ke permukaan bumi leluasa tanpa penghalang.Dia atas sana langit biru cerah.Tidak ada setitik pun awan putih atau asap mengotori biru telanjangnya.

Sekitar pukul tujuh lebih lima belasa menit aku telah tiba disekolah kini.SMK Yayasan pelita bangsa.

Tadi malam aku kesulitan untuk tidur.You know why? Setiap kali aku memejamkan kedua mataku,hanya ada satu wajah yang tergambar disana.Wajahnya.Cliffordku.Itulah sebabnya kenapa aku datang terlambat pagi ini.

Aku masih berdiri disini.Di atas jalanan aspal abu-abu,beberapa meter dari gerbang sekolah.Sepanjang perjalanan kemari,senyum tidak pernah lepas dari bibirku.
Segalanya terasa indah.

Berjuta harapan memenuhi kepalaku kini.Dan bahkan ini tidak pernah terjadi sebelumnya.Rasanya aku ingin sekali bertemu dengan Cliff sekarang.Tapi itu tidak mungkin terjadi.

*   *  *


Pelajaran matematika ini,aku tidak dapat berkonsentrasi.

Pikiranku hanya dipenuhi dengan wajah Cliff.Aku bahkan senyum-senyum sendiri seperti orang gila.Aku teringat kejadian tadi malam.Ditengah guyuran hujan,kami berjalan bersebelahan.Di bawah payung abu-abu yang diberikan padaku.Rasanya aku sama sekali tidak dapat melupakannya.

Pelipisku berdenyut.

Cowok yang memiliki dua lesung pipi itu membuatku hilang ingatan.Dan medadak,soal-soal ulangan matematika di papan tulis jadi sangat sulit untuk dipecakan.


*   *   *


Semua siswa menarik napas lega saat bel panjang berbunyi.Tanda kegiatan pembelajaran di hari ini telah usai.

Pelajaran matematika memang bukan pelajaran favorit para siswa.Apalgi bagi siswa kelas 12-Akuntansi 3.

Selain rumus-rumusnya yang njelimet dan bikin pusing,gurunya---pak Heri---yang sudah tua dan pemarah juga tidak terlalu disenangi dikelasku.

   "Yur,ntar lo temenin gue,ya? tanyaku pada seorang gadis yang duduk di sebelahku.Namanya Yura.Dia adalah sahabatku sejak SMP.Bisa dibilang Yura adalah sahabatku satu-satunya.

Dan aku rasa,tidak ada salahnya jika aku menceritakan segalanya pada Yura.Daripada aku makin sterss sendiri.Setidaknya berbagi.

   "Emangnya lo mau kemana?" tanya gadis itu penasaran.

   "Udah nanti gue kasih tahu.Ada yang gue mau omongin juga." Jawabku sembari menarik tangan gadis itu.


*   *   *


Pukul setengah tiga sore,kami menikmati jus favorit kami bersama-sama,disebuah warung fotocopy.

Aku menghela napas panjang.Dan perlahan-lahan aku mulai menceritakan segalanya pada Yura.

Dia mendengarkanku denga seksama.Dia sempat terkejut saat mengetahuinya.Awalanya dia tidak percaya tentang apa yang aku jelaskan.Tapi akhirnya dia percaya juga.

   "Lo kan, cantik,pintar dan baik hati,Ley.Lo coba buat akrab aja sama dia" kata Yura meyakinkan.

Aku berpikir sejenak.Mempertimbangkan pendapatnya.

  "Yahh,siapa tahu kalian bisa akrab.Nggak ada salahnya kan,buat mencoba.Ya kali,dia itu cinta sejati elo." Kata yura sambil menjulingkan matanya.

Aku berdecak."Cinta sejati apaan! Kenal aja baru semalam.Jangan aneh-aneh ,deh.." gerutuku.

Yura tertawa cekikikan.Sepertinya dia mendukungku dalam hal ini.

Kalo di pikir-pikir,pendapat Yura memang benar.Nggak ada salahnya kan,buat coba dulu.Coba buat lebih akrab dengan Cliff.

Lagipula dia memang pria yang baik.Yaa..walaupun dia tidak merasakan hal yang sama,seperti yang aku rasakan sekarang,setidaknya aku sudah berusaha.


*   *   *


Sejak tadi siang matahari bersinar terik hingga sore ini.Dalam perjalanan pulang kini,aku berjalan sendiri.Karena tadi,setelah dari warung fotocpoy Yura tidak dulu pulang.Dia mampir kerumah  bibinya.

Jadi aku memutuskan untuk segera pulang lebih dulu.

Keringat ku menetes dari balik poni panjangku.Aku mengusapnya dengan punggung tangan.Dihari sepanas ini tak terbayangkan jika aku berjalan kaki tanpa memakai payung.

Aku berjalan cepat-cepat.Karena tak kuasa menahan panasnya sinar matahari.

Tapi mendadak seseorang memanggil namaku dari belakang.

   "Ashley,tungguu!" Katanya setengah berteriak

Aku tersentak.Langkah kakiku terhenti.

Aku menoleh kebelakang.

Mataku terbelalak.

Aku melongo. "Cliff?"

Dia berlari menghampiriku dengan meneteng tas plastik berwarna kuning.

   "Mau pulang?" tanyanya akrab.

   "I-iya,kenpa?" Aku balik bertanya penasaran

  

   "Mau pulang bareng,nggak? Kebetulan gue lagi nggak bawa  motor" ajaknya.

Aku mengangguk bersemangat.

Mendadak aku teringat pendapat Yura tadi.Dia bilang aku harus mencoba untuk lebih akrab dengan Cliff.Dan kini aku akan berusaha untuk lebih akrab dengannya.Dengan begitu akan lebih mudah bagiku untuk mengenalnya lebih dekat.

Ini kali kedu aku pulang dengan pengeran pujaan hatiku.

HARAPANKU JADI KENYATAAN.

HARAPANKU JADI KENYATAAN ! 








You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Sep 07, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

WESTERN - a thousand years for you Where stories live. Discover now