Tahun ajaran baru dimulai sekitar 2 hari yang lalu.
Keadaan kelas bisa dikatakan kacau, kursi dan meja yang ditata membentuk bulat, terus meja guru yang diletakkan disudut ruangan dengan posisi terbalik.
Beberapa siswa terlihat bermain game di ponselnya, dan beberapa siswi pun ber gosip ria.
Namun ada satu siswi yang terlihat jenuh dengan suasana yang berisik, hingga ia memutuskan pergi dari kelasnya.
Dia Azkia, Azkia Nafizah. Siswi kelas 12 MIPA 1 yang berprestasi di bidang olahraga, namun tidak nyaman akan keramaian.
Azkia POV
Gua sedang dijalan ke perpustakaan, tentu saja dengan membawa novel kesayangan gua.
Gua bukan anak osis yang sibuk ospek anak baru. Ga minat, ribet kaya kisah hidup gua.
Sejujurnya gua pernah diajak untuk ikut tes nya. Tapi gua ga mau waktu istirahat gue yang berharga dipake buat rapat.
Gua emang ga termasuk jajaran anak rajin, tapi gue tergabung dalam anggota perpustakaan, keren kan?
Gue suka aja sama perpustakaan, tempatnya tenang, adem, bisa mengheningkan kepala gue yang berisik.
Sampe di perpustakaan gua langsung masuk, karena udah nulis nama di buku tamu tadi.
Gua duduk ditempat favorit gua, dipojok dekat jendela. Gua ambil earphone dan hidupkan musik volume sedang.
Gua ga pintar pintar amat, tapi kalo nilai ga pernah dibawah 70.
"Kia, lu dipanggil Pak Ansor tuh." Ini Rasya, temen sekelas gua.
Seriously?! Literally gue baru sampe, baru duduk.
"Dimana?" Gua nanya malas.
"Ruang olahraga." Jawabnya singkat.
"Oke makasih" Gua langsung pergi tanpa basa basi lagi.
Dalam hati gua ngeluh.
"Kenapa manggilnya mendadak? Mentang mentang guru manggil siswi seenaknya, nanti kalo ga dateng, ancemannya nilai, jalan perpus ke ruang olahraga tuh jauh tau pak, siswi mu ini mager." Kurang lebih ini keluhan gue.
Jalan dari perpustakaan ke ruang olahraga lumayan jauh, melewati tengah lapangan yang saat ini tengah ramai karena ospek.
Gua lewat koridor kelas yang teduh, ditengah lapangan lagi terlihat beberapa anak osis sedang sibuk menguji beberapa adik kelas yang bandel.
"Kia! Lu mau kemana?" Tanya Tiffany temen gua yang kebetulan anak osis.
"Ruang olahraga, lu ngapain disini? Bukannya banyak keda ucul disana?" Tanya gua bercanda.
"Mana ada anjir, bandel semua. Lu kata siapa?" Tanya Tiffany lagi.
"Tadi Ais sama Sherin yang bilang, lu tau sendiri lah hahaha." Gua tertawa pelan.
"Emang dasar-" Tiffany ga sempat nyelesaiin perkataannya.
"Azkia! Sini! Malah ngobrol!" Seru Pak Ansor dari ujung koridor.
"Hahaha iya pak! Tif gua kesana dulu ya." Gua langsung lari ke arah Pak Ansor yang sedang duduk diantara anak osis.
"Ada apa pak?" Tanya gua santai.
"Minggu depan hari Rabu sampai Jum'at ikut lomba olahraga tradisional ya." Katanya tanpa basa basi.
"Lah?! Pak yang bener aja! Saya kan udah kelas 3." Gua ngegas, oke jangan ditiru.
"Udahlah, bilang aja kamu senang kan karena ga belajar." Pak Ansor tertawa kecil.
"Bapak jangan terus terang gitu dong! Ada Ketos disini, bapak lupa saya sekelas dengannya?" Ujar Gua bercanda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nilawarsa
Teen Fiction"Ibarat hujan disertai angin ribut dan banjir bandang, gue berperan sebagai pohon yang berusaha untuk tidak tumbang." -Azkia Seorang remaja sma yang dipaksa baik baik aja oleh keadaan, yang harus ikhlas atas semua yang terjadi dalam hidupnya, akanka...