'"Kiyoomi ayolah! Kau kan berjanji akan pergi ke festival bersama ku jika aku mandi 4x hari ini!"Kiyoomi kecil mendengus sambil bersembunyi dibalik pohon, merasa jijik dengan teman sekelasnya yang terus-terusan mengajaknya berkencan.
Oke, Kiyoomi akui temannya memang cantik.
Rambutnya lurus panjang kerap dibiarkan terurai, wajahnya berbentuk oval, matanya besar, hidungnya kecil, bulu mata serta alisnya tebal. Tapi bukan itu masalahnya!
Ia. Tidak. Membersihkan. Sepatunya. Setiap. Hari.
UGHHHH mendengarnya saja sudah mampu membuat Kiyoomi mual. Bisa dibayangkan betapa wangy wangy kakinya jika tak sengaja tercium oleh Kiyoomi.
Berbeda dengan sepupunya Komori, Kiyoomi lebih sulit di raih oleh para gadis di akademi.
Auranya yang terkesan dingin dan kaku, wajahnya yang tampan serta kedua titik tanda lahir di atas alisnya semakin membuat kaum hawa tergila-gila.
Namun, bukannya memanfaatkan image dirinya dan mulai berkencan, ia justru mendesah- menyesali rumor aneh dirinya yang menyebar entah oleh siapa.
Ia hanya ingin hidup aman damai tentram. Berpacaran dengan gadis super bersih yang tekun membersihkan dirinya sendiri. Gadis manis yang bahkan menatap matanya lawan bicaranya saja bisa membuat pipinya sendiri memerah padam. Gadis yang tidak genit dan sangat pemalu sehingga sulit didekati oleh laki-laki.
Hanya itu kok. Permintaan Kiyoomi tidak terlalu banyak kan?
Ia tak peduli dengan ukuran badan gadis itu, mau berisi mau kurus, tidak peduli dengan warna kulit gadis itu, mau coklat manis atau putih, atau bahkan kuning juga ia tak masalah.
Masalah tinggi badan pun Kiyoomi tidak terlalu memusingkannya, ia tak masalah berpacaran dengan gadis yang lebih tinggi darinya ataupun lebih pendek darinya.
Bahkan jika wajahnya berjerawat sekalipun Kiyoomi tidak mempermasalahkannya! Ia paham seorang gadis juga tak lain adalah manusia. Tidak selamanya sempurna.
Hanya saja, apakah gadis impiannya itu benar-benar ada didunia nyata?
Kan, memikirkannya saja mampu membuat Kiyoomi berkali-kali meyakinkan dirinya sendiri, ia pasti mendapatkan pasangan, berkencan, kemudian menikah dan memiliki anak-anak yang lucu.
Argh dasar. Kenapa juga Kiyoomi harus menderita tentang masalah phobianya sendiri? bukan salahnya jika ia membenci hal-hal yang menjijikan.
Terlalu lama melamun, hingga Kiyoomi tidak sadar ada seorang gadis yang sedang memanjat pohon dimana dirinya bersembunyi sekarang.
Kiyoomi terlonjak saat seseorang melempar kepalanya dengan buah apel.
"Hei apa-apaan itu!" Ujar Kiyoomi kesal, ia mendongak menatap seseorang di dahan pohon sambil mengelus kepalanya yang terkena lemparan buah apel.
Gadis itu menunduk menatap Kiyoomi. Satu alisnya terangkat, siswa itu nampak rapih sekali? apakah dia perwakilan duta kebersihan sekolah? Batin si gadis diatas pohon.
"Kau . . Siapa nama mu?"
Kiyoomi menampakkan ekspresi wajah tak percaya saat gadis itu malah menanyakan namanya dibanding dengan meminta maaf.
Mendengus, Kiyoomi tetap menjawab "Sakusa."
Gadis itu nampak melotot. Lalu nyengir lebar. Ia berdiri dari dahan dimana ia duduki tadi. Berancang-ancang melompat.
Kiyoomi yang menyaksikan semuanya nampak syok. Sebelum ia dapat melarang sang gadis wajahnya sudah terkena lengan tangan gadis itu.
GEDEBRUK
"Aw Aw!" Umpat Kiyoomi mengelus wajahnya. Ia kemudian menatap telapak tangannya yang penuh kotoran.
"HEI DASAR GADIS BODOH! LIHAT WAJAH KU PENUH DEBU! MENJIJIKAN!" Kiyoomi berteriak histeris sambil menahan rasa jijiknya saat membersihkan badannya yang tertimpa gadis itu.
Gadis itu nampak cuek saja sambil memunguti buah yang ikutan jatuh. Ia justru menatap aneh Kiyoomi yang sedang ngedumel, seragamnya sedikit lecek tapi syukurlah tidak kotor.
Kiyoomi mengalihkan pandangannya kearah gadis itu yang menyodorkan beberapa buah apel ditangannya yang penuh plester. Ia sedikit kaget menatap goresan serta lebam yang nampak jelas di seluruh area badan gadis itu. Namun niat kasihannya ia urungkan saat mengingat apa yang gadis itu lakukan padanya tadi.
"Apa kau tidak mau? ini bentuk permintaan maaf ku." Ujar gadis itu enteng sambil menarik tangan Kiyoomi dan meletakkan 3 buah apel.
Kiyoomi hendak menarik tangannya risih sebelum tak sengaja menyentuh lebam di area pipi si gadis.
"Aw!"
Kiyoomi membelalak, "YAAMPUN HIDUNG MU BERDARAH!" Ia kembali histeris, berbanding terbalik dengan sang empu yang malah santai saja mengelap darah di hidungnya dengan lengan seragamnya.
"Sudah biasa kok, ayah ku memang suka begitu."
Kiyoomi terdiam sejenak. Kemudian menarik ujung seragam gadis itu agar duduk bersamanya di bawah pohom tadi.
"Siapa nama mu?"
-
KAMU SEDANG MEMBACA
Germaphobe VS Lazy Girl
FanfictionSakusa Kiyoomi X Reader Sakusa terkejut ketika ia secara tak sengaja mendengar bahwa gadis yang sedikit menarik perhatiannya itu rupanya pemalas. Bahkan tanpa rasa malu gadis itu menuturkan bahwa kamarnya saja sangat berantakan, persis seperti kapal...