Salah kaprah
Happy reading!
====="Teman-teman sekalian, sesuai agenda yang selalu kita adakan setiap tahun. Satu minggu dari sekarang, kita akan mengadakan festival sekolah!" Lontar Pak Ardan, mewakili pembina osis yang tidak sempat membuat pengumuman itu untuk warga Garuda. "Seperti yang lalu-lalu, setiap kelas...."
Kalimat selanjutnya tidak lagi di hiraukan oleh mereka. Semuanya sibuk bersorak, melempar ide mengenai stand mereka, dan masih banyak lagi pembahasan mengenai rencana yang harus mereka lakukan nantinya untuk acara yang paling di nanti itu.
"Lo harus ikut," tukas Ares memaksa.
Zayn mendengus, tidak mengangguk, ataupun menggeleng.
"Tahun ini harusnya lo ikut, sebelum kita benar-benar lulus," tambah Gerald, mengingat Zayn belum pernah mengikuti acara tahunan itu, dengan alasan yang tidak pernah mereka ketahui.
"Lo nggak pernah ikut?"
"Nggak pernah," jawab Ares, melihat Zayn tampak memperhatikan sesuatu di depan sana, yang pastinya bukan mereka.
"Kenapa?"
Ares berdecak. "Mana gue tahu! Tanya sendiri noh sama saudara lo," dengusnya.
"Zayn."
"Malas," cetus Zayn singkat.
Zayyan menggeleng. Kebiasaannya Zayn tidak pernah berubah. Zayn selalu menganggap kegiatan sekolah seperti itu terlalu membosankan, dan tidak patut untuk di hadiri, meskipun mereka berkewajiban turut serta.
"Kegiatan kali ini beda. Bazarnya di buka untuk umum. Selain itu, pertunjukan yang biasanya di isi para siswa doang, bakalan di isi sama salah satu band ternama. Pokoknya pestival tahun ini tuh bakalan seru abis," jelas Gerald panjang lebar, berharap Zayn tertarik.
Namun cowok itu justru melongos, meruntuhkan ekspektasi teman-temannya. Tak tanggung-tanggung, Zayn bahkan beranjak dari tempatnya, meninggalkan mereka yang semakin antusias membicarakan pestival tahunan sekolah.
Zayn melenggang dengan susah payah, membelah kerumunan siswa yang memenuhi lapangan. Dia berdecak, merutuki Zayyan, Gerald, serta Ares yang mengambil tempat di tengah-tengah lapangan, sehingga dia kesusahan mencari jalan keluar.
Bruk
"Sialan," umpat Zayn spontan, begitu bahunya di senggol cukup keras.
Zayn berputar, melihat siapa yang membuat langkahnya tersendat. Dia menelan rasa kesalnya, mendapati pelakunya Zhafira.
"Sorry. Gue buru-buru," ucap Zhafira, bak orang lain.
Zhafira kembali melontarkan permintaan maafnya, meskipun ucapannya tidak mendapat balasan.
Selanjutnya Zhafira menarik tungkainya menjauhi Zayn. Berlalu begitu saja dengan seseorang yang menunggunya di tengah koridor. Zhafira tidak menengok ataupun melirik Zayn lebih lama seperti kebiasaannya, membuat Zayn mendengus keras.
"Dia bakalan semakin jauh saat lo diamin dia terus-terusan," celetuk Allisya yang muncul secara tiba-tiba di samping Zayn.
"Gue nggak peduli," balas Zayn cepat, lalu lanjut berjalan.
Allisya menggeleng. Garis wajah Zayn sangat berbeda dengan apa yang dia lontarkan barusan.
"Cowok yang ngejar dia itu banyak. Lo nggak apa-apa kalau suatu saat nanti, dia nggak jalan di samping lo lagi, sambil natap wajah lo penuh harap."
KAMU SEDANG MEMBACA
Critical Point (REVISI)
Teen Fiction(PLAGIAT DIHARAP MENJAUH. NULIS SATU CERITA NGGAK GAMPANG! ) #01 on accident (10 oktober 2021) #02 on hurt (13 oktober 2021) #02 on harapan (1 november 2021) "ZAYN PACARNYA ZHAFIRA I LOVE YOU!" jangan tanyakan ekspresi Zayn ketika Zhafira berteriak...