Ch.08

815 145 0
                                    

Dengan keberanian dan kemarahan diubun-ubun kepala Mikey, ia akan mengetuk pintu rumah. Namun baru saja berniat mengetuk, pintu terbuka.

Tiga pria dengan pakaian jas hitam dengan beberapa alat dengar dan kacamata hitam, terlihat begitu ganas. Apalagi tinggi yang jauh lebih tinggi dari Mikey.

"Ouh, son.. what are you looking at?"

"Jangan bicara begitu disini." Sentak pria dibelakang.

Pria sebelahnya lagi tersenyum miring.

"Apa yang kau cari anak muda?"

"Saya mencari Nanami-san."

Ketiga pria tadi saling tatap.

"Miss Nanami??"

"Kenapa kau mencarinya, ada urusan apa kau."

"Saya hanya ingin bertemu."

"Maaf, nona Nanami tidak bisa diganggu sekarang. Kau bisa pergi sekarang."

Salah satu pria itu mendorong bahu Mikey agar cepat pergi, namun Mikey tetap berdiri didepan pintu.

"Dengar nak, orang yang kau cari tengah sibuk. Kami harus lewat-"

Mikey menggeser posisinya, membuat pria yang berbicara dengan bahasa inggris itu kesal.

Terjadilah pertengkaran yang tidak dapat dihindari. Mikey yang ahli dalam berbagai bela diri mulai kelelahan mengahadapi tiga pria yang secara fisik jauh darinya dan dengan kemampuan yang setara dengannya.

"Kau kecil seperti tikus, dan lincah seperti rusa." Komentar salah satu pria.

Mikey tidak menanggapinya dan berhasil mengalahkan ketiganya.

Ketiganya tersungkur tidak berdaya, kepala terasa berputar setelah menadapat tendangan keras dari Mikey.

"What the hell!! What are you doin, dude???!!" Keluar lah dua pria lagi yang fisiknya tentu saja sama.

Karena telah mengetahui kelemahan orang-orang itu, Mikey dengan mudah mengalahkan keduanya.

Mulai terdengar suara dari dalam rumah (name), ia segera masuk untuk menemukan sumber suara.

Dengan mata yang menyala bagai mata harimau dimalam hari, Mikey membuat kedua orang yang tersisa diruang tengah terkejut dan terdiam.

Pria yang lebih kecil dari orang-orang yang dikalahkan Mikey dan,

(name) yang tersungkur dilantai, kepalanya mendongak dan tersenyum. Senyuman yang sama seperti yang selalu ia tunjukkan pada Mikey.

"Sano-san... Kau datang, ya.." Suaranya serak, bajunya penuh dengan darah, perban yang Mikey pasangkan mengendur.

Mulut yang masih terdapat darah segar, pelipis yang terlihat robek hebat. Kaki kiri dan tangan kiri yang terlihat patah.

W A I T || Mikey ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang