4. Why?

1.3K 179 9
                                    

Beberapa hari rasanya seperti kehidupan normal Osamu telah kembali. Namun hari hari itu harus terhenti.

"Tsum...lo gak papa?" Tanya Osamu.

Atsumu hanya diam. Sepertinya 2 tahun itu terulang lagi.

"Tsum, ayo dong cerita, kenapa sih?" Tanya Samu.

Atsumu hanya bangkit dari sofa dan berjalan ke kamarnya. Osamu semakin di buat bingung oleh kembarannya yang entah tiba tiba muram kembali.

Atsumu menutup pintu kamarnya, lalu duduk di pinggiran kasurnya. Melihat foto yang tertempel di meja belajarnya, ia menyembunyikan senyumnya yang akan muncul.

"Sam, gue maunya gak gini, orang orang gak ada yang nerima gue, temen temen baru lo contohnya" kata Atsumu.

Benar faktanya kalau Osamu memperkenalkan beberapa teman barunya pada Atsumu. Tatapan tak suka di dapat Atsumu. Atsumu saat itu hanya diam mendengar percakapan mereka. Tak tau harus melakukan apa.

Atsumu melepas alat pendengarannya, lalu mengenakan jaketnya. Ia kemudian keluar dari kamarnya.

"Lo mau kemana Tsum?" Tanya Osamu yang melihat Atsumu keluar rumah.

Osamu semakin bingung. Dalam fikirannya yasudahlah, mungkin Atsumu hanya ingin menghirup udara segar dan jalan jalan sore biasa.

Osamu bangkit dari duduknya. Bertujuan untuk kembali ke kamarnya. Mungkin Rintaro mengiriminya pesan.

Melewati kamar Atsumu, Osamu terdiam. Dari pintu yang terbuka, ia bisa melihat bagian dalam kamar Atsumu.

Di dalam sana gelap. Tirai yang tadi pagi terbuka sekarang menutup jendela tak membiarkan satu cahaya masuk.

Osamu melihat samar samar ke meja belajar Atsumu. Alat pendengar Atsumu tergeletak begitu saja di meja belajarnya. Osamu dengan cepat masuk ke dalam kamar Atsumu dan mengambil alat pemdengar itu.

Satu orang yang kini ada di dalam fikiran Osamu ialah kembarannya.

Miya Atsumu.

Osamu langsung berlari secepat mungkin menyusul kembarannya. Ia tak mau sesuatu terjadi pada Atsumu.

Berlari keluar rumah, mengunci pintu, lalu berlari mengejar Atsumu.

Semoga Atsumu belum jauh, itu yang ada di benak Osamu.

Osamu terhenti melihat Atsumu yang tengah menyebrang. Namun setelah mendengar suara klakson, sesuatu yang lain mengalihkannya.

Melihat itu, Osamu berlari menghampiri Atsumu yang sama sekali tak mendengar suara klakson.

"TSUMU!!" Ungkap Osamu sambil mendorong Atsumu menjauh.

Atsumu terkejut melihat Osamu yang kini tengah mendorongnya menghindari sebuah bus yang melaju cepat.

Atsumu yang terdorong selamat, namun lain hal dengan Osamu.

Bus berhenti, lalu bercak merah terlihat.

Atsumu terpatung melihat skenario yang baru saja ia hadapi. Jantungnya berpacu cepat dan semakin cepat saat melihat bercak bercak merah di jalanan.

Atsumu bangkit dari duduknya, lalu berlari menghampiri Osamu.

Atsumu langsung memangku kepala Osamu. Ia tak peduli dengan pakaiannya yang akan kotor.

Ini kembarannya.

Osamu adalah kembarannya!

"Sam..."

Osamu hanya tersenyum menahan sakitnya, lalu memberi alat pendengar Atsumu yang berusaha ia lindungi dari benturan saat tabrakan tadi.

Atsumu mengambilnya lalu memakainya.

"Nah...bisa denger gue kan"

"Gue kembaran terburuk!" Ungkap Atsumu sambil mengepalkan tangannya dan menghantamnya ke aspal.

"Gak...lo yang terbaik, yang gue punya" kata Osamu.

"Tolong...tahan Sam...gue panggilin ambulan" kata Atsumu sambil mengeluarkan ponselnya.

"Haha iya..." ungkap Osamu namun di detik selanjutnya, ia menutup matanya.

Atsumu dengan gelisah menekan nomor pada ponselnya. Ia panik, dadanya sesak, dan tangannya bergetar.

Pelupuk matanya merasakan panas, ia ingin menangis...

"Sam...hiks...tahan Sam" ungkap Atsumu yang terpotong oleh isakannya.

Atsumu berhasil memanggil ambulan. Dan Osamu langsung di bawa ke rumah sakit. Atsumu hanya diam dan menangis.

Fikirannya berputar dan berputar. Hingga sesuatu membuatnya tersentak dan membuat dadanya semakin sesak.

"Tsumu jaga Samu ya, jangan berantem mulu"

"Kenapa Tsumu yang harus jaga Samu? Kenapa gak Samu yang jaga Tsumu?"

"Karena Atsumu kan lebih tua Samu"

"Beda beberapa menit doang" cibir Osamu.

"Iya, Samu juga jaga Tsumu ya, jangan berantem mulu"

"Iya, lagian pasti dia yang buat masalah"

"Samu!!" Ungkap Atsumu kesal.

"Kalian ya, baru aja di bilangin jangan berantem"

"Dia duluan!" Ungkap keduanya.

"Udah, Tsumu, jaga Samu oke, kalian harus jadi anak baik selagi mama papa gak ada"

"Sip!!" Ungkap Atsumu sambil mengacungkan jempolnya.

"Tsumu bakal jaga Samu kok, tenang! Janji!" Lanjutnya.

"Ngomong apa sih? Biasanya kan situ yang buat masalah" jawab Osamu.

"Udah dong, kapan ini mama mau berangkat kalo gini mulu"

"Ya...yaudah, hati hati di jalan" ungkap Atsumu.

"Hati hati di jalan" Osamu mengikuti.

"Jaga satu sama lain ya"

Atsumu semakin terisak. Dia janji...dia janji sama orang tuanya akan menjaga Osamu, tapi kenapa...kenapa dia ngingkarin janjinya?

"Gue...gue gagal Sam...gue gagal jagain lo..." ungkap Atsumu sambil melihat ke arah Osamu yang sedang di tangani di ambulan.

Ia tak mau kehilangan Osamu.

Hanya Osamu yang ia punya...

To Be Continued
.
.
.
.
.

Tinggal 2 chapt lagi:)

Half - Miya TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang