Hari Kelulusanku

11.2K 79 1
                                    

Senin pagi itu, alarm dari jam wekerku berbunyi, jam menunjukkan pukul 06.00 tepat. Dengan masih mengantuk akupun mengambil handuk dan mulai berjalan lemas ke kamar mandi untuk bersiap ke sekolah sebab pagi ini akan ada pengumuman kelulusanku di jenjang SMA.

Oh iya, namaku Aldi Rinanda, seorang pelajar SMA di Bandung yang hari ini akan lulus. Aku anak satu-satunya dalam keluarga yang otomatis menjadi harapan Ibu dan Bapak kelak. Secara ekonomi kedua orang tuaku bukanlah orang yang berkecukupan ataupun kekurangan, bisa dibilang hidup kami pas-pasan. Bapak bekerja sebagai supir truk di salahsatu perusahaan di Bandung, sedangkan Ibu membuka usaha jahit pakaian dengan mesin jahit tuanya di rumah.

Di dalam kamar mandi aku sedikit merenung, memikirkan masa depanku nantinya setelah lulus SMA, aku masih ingat saat Ibu dan Bapak menyatakan bahwa mereka tidak sanggup jika nantinya membiayaiku berkuliah sehingga aku harus mencari pekerjaan atau beasiswa jika masih ingin berkuliah. Aku jadi bingung karena di masa sekarang ini mencari pekerjaan dengan modal ijazah SMA sangatlah sulit, dan bisa dibilang mustahil karena banyaknya lulusan sarjana yang juga masih menganggur. "Yaudahlah gimana nanti, rejeki gak akan kemana" gumamku mengakhiri merenung pagi itu.

Setelah selesai merenung, akupun mandi dan bersiap untuk sekolah. Tanpa butuh waktu lama akupun sudah siap dengan seragam putih abu dan tas ranselku. Segera  aku menuju teras rumah untuk menunggu Rian, sahabatku sejak SMP yang kebetulan rumahnya tidak jauh dari rumahku. Sejak SMP hingga SMA aku selalu nebeng Rian dengan motor sportnya, maklum Rian anak orang kaya di kampungku. Untung saja Rian sangat baik dan tidak pernah mengeluhkanku yang selalu nebeng dengan dia, dan untung saja dia belum punya pacar jadi gak mengganggu posisiku di motornya, hehe.

Dalam perjalanan ke sekolah aku sedikit terfikirkan untuk berterima kasih kepada Rian karena selalu baik denganku dari awal kenal. 

"Yan, kita kan udah mau lulus nih, gue mau bilang makasih banyak ke lo" ucapku dari jok belakang.

"Hah? Makasih kenapa deh?" tanya Rian sedikit bingung

"Iya, lo kan udah baik banget sama gw, mau nebengin gw dari jaman SMP sampe sekarang kita udah mau lulus SMA. Gak pernah ngeluh juga lagi. Entahlah gimana gw kalo gak ada lo"  jawabku

"Yaelah gapapa, udah semestinya kita saling bantu. Lo dan keluarga juga udah banyak bantu gue kok"  jawab Rian menutup pembicaraan kami di motor pagi itu.

Iya, Bapaknya Rian dan Bapakku adalah sahabat masa kecil, teman saat merantau di Jakarta. Namun memang nasib baik berpihak pada Bapaknya Rian yang saat ini sudah sukses jadi pegawai bank besar di Jakarta hingga pensiun, sedangkan Bapakku menyerah dengan Jakarta dan memilih pulang kampung semenjak Ibunya sakit-sakitan.

Motor Rian telah tiba di sekolah namun sedikit telat, pagi itu semua anak kelas 3 dikumpulkan di lapangan untuk diberikan arahan dan pengumuman kelulusan. Barisan cowok mendominasi daripada cewek yang hanya satu barisan saja. Sedangkan hampir 16 barisan berisi cowok.

Kelangkaan jumlah cewek bukan hanya terjadi di sekolahku, namun juga di sekolah lain bahkan di negara ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kelangkaan jumlah cewek bukan hanya terjadi di sekolahku, namun juga di sekolah lain bahkan di negara ini. Hasil sensus penduduk terbaru yang aku baca mencatat bahwa jumlah populasi perempuan di negara ini hanya 20% dari total penduduk 200juta jiwa. Yang artinya hanya ada 40juta perempuan di negara ini. Dari total perempuan tersebut hanya 60% yang berada di usia muda. Itulah alasah mengapa aku dan Rian saat ini masih jomblo, hehe.

Ketimpangan populasi cewek diakibatkan oleh beberapa faktor, diantaranya tingginya kematian wanita akibat kanker serviks selama 10 tahun terakhir, turunnya kelahiran perempuan akibat kelainan gen pada pria, dan juga maraknya pasangan yang tidak ingin memiliki anak alias childfree.

Masa Depan Yang Tidak TerdugaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang