chapter 1

59 15 0
                                    

tibalah saat yang bangchan nantikan. ia bangun di pagi buta, hanya untuk mempersiapkan mental dan dirinya kembali. memakai pakaian rapi, meransel tas dan membawa sejumlah berkas yang entah itu apa isinya.

bangchan berjalan menuju pintu rumah. tangannya yang hendak memegang pintu, tiba-tiba dikejutkan dengan deringan telepon disakunya. nampak dilayar terlihat nama 'bajingno' menelponnya.

bangchan dengan malas mengangkat telepon itu dan memulai pembicaraan, "halo ken-" malang untuk bangchan. disaat ia ingin menjadi sosok pemuda baru yang santai, digagalkan oleh satu temannya yang begitu menjengkelkan.

"wowwwwwwwww!! boss besar mau sekulaahhh. baguss baguss, untung lo hari ini sekolah. sumpah, tanpa lo anak osis hampa eaaakk. cep-"

"bisa tudep nggak?" emosi pagi bangchan meluap. seharusnya ia tahu jika berhadapan dengan temannya satu ini, hanya akan membuat mentalnya sakit.

si penelepon hanya tertawa canggung. "gue ada diluar bawa mobil, nyokap lo kemarin telepon gue suruh jemput lo."

tanpa basa-basi, bangchan akhirnya menutup teleponnya dan bergegas keluar rumah. dan disana, didepan pagarnya, neraka t'lah datang dan menjemputnya.

* * * *

sepanjang perjalanan, bangchan hanya fokus pada gawainya. begitu juga pemuda disampingnya, fokus mengemudi dan tak memulai pembicaraan. hal ini memang harus dimaklumi. meskipun keduanya telah berteman cukup lama, karena 5 bulan tak pernah saling sapa sikap canggung diantara mereka muncul.

tak butuh waktu lama, keduanya akhirnya sampai di parkiran sekolah. dengan bersamaan, keduanya pun juga keluar dari mobil dan pergi menuju gedung sekolah.

"lee, ikut gue ke ruang osis dulu." ajak bangchan tanpa memandang wajah temannya yang disebut lee itu.

keduanya berjalan beriringan, melewati koridor sekolah. sepanjang perjalanan, semua murid-murid tampak memperhatikan dan sesekali berbisik tentang bangchan. itu wajar, karena hari ini ada penerimaan siswa baru.

"chan, ngapain kita ke ruang osis? pak kepsek bilang mplsnya besok dan eventnya ditangani sama bu jessi."

bangchan menolehkan kepalanya, "gue harus perbaikin sedikit. karena lo tau sendiri bu jessi selalu ngawur,"

"habis bel bunyi, tolong kumpulin anak-anak osis sama orang yang dipilih bu jessi buat ngurusin mpls." pinta chan dan langsung pergi sendiri menuju ruang osis.

* * * *

bangchan yang guru-guru ketahui adalah seorang murid yang sangat perfeksionis. bahkan karena hal itu, tak jarang guru-guru merasa seperti diungguli olehnya. meskipun itu faktanya, tak seorang guru bahkan murid sekalipun yang merasa benci kepadanya.

ia berjalan dengan santai, melewati ruangan demi ruangan. kakinya yang tak begitu jenjang, membuatnya agak sedikit lama. sudah lebih dari dua menit bel masuk kelas berbunyi. dan temannya beserta pengurus lainnya tak kunjung mengikutinya.

bangchan yang sudah merasa kesal lantas menghubungi hyunjin, sekretaris osis sekaligus teman cadangannya. "hal-"

bruggg..

saat hendak menelepon, tiba-tiba bangchan dikejutkan dengan pemuda yang menabrak bahunya tak sengaja. benar, bangchan tahu jika pemuda itu pasti tidak sengaja. terbukti karena adanya tumpukan buku yang tercecer.

"maaf kak!!!!!!" teriak pemuda itu sembari menundukkan kepalanya serta mengambil buku-buku dilantai.

bangchan hanya bisa mengiyakan permintaan maaf pemuda itu. ingin rasanya membantu, tapi bangchan kali ini benar-benar sibuk akan urusannya.

"maaf juga gue ngga bisa bantu, hari ini rapat udah telat banget." jelas bangchan lalu berlari kecil menjauhi pemuda besurai hitam itu.

"eeh kak, hpnya ketingga-lan."






















tbc.
next? pls support me ;/

hiatus | old bike owner. / chanlix. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang