**
Jung Ellen meletakkan sepatunya diatas rak berwarna silver. Menghembuskan nafas beberapa kali sebelum berjalan pelan memasuki kediamannya. Berlalu menaruh tas kerjanya diatas nakas kamar lantas berjalan ke dapur untuk mencuci tangan serta mengisi perut kosongnya dengan beberapa air putih dan buah.
Tubuh Ellen meremang kala ia merasakan pelukan hangat mendekapnya. Bibir Jungkook berjalan begitu mulus dari surai belakangnya menuju leher. Mencium lembut lantas menjilatnya sensual, deru nafasnya menerpa kulit leher Ellen. Mencipta erangan tertahan.
"Sudah pulang?"
Suara beratnya membuat Ellen meremas pelan tangannya sendiri, berlalu membalikkan tubuhnya.
Jemarinya mengusap sayang pipi Jungkook yang dihuni satu jerawat mungil, membuat wajah prianya semakin lucu dan menggemaskan.
"Kau memiliki jerawat."
Ellen menyentuh jerawat itu dengan jari telunjuknya. Jungkook mengangguk dan tersenyum.
Pun ia menyapa bibir Ellen, menciumnya lembut. Bibir merah merona yang sedari tadi membuatnya tersiksa.
Jeon Jungkook menahan hasratnya sedari pagi. Ia ingin sekali menarik Ellen dalam toilet dan menyetubuhinya dengan kasar dan nikmat, namun ia masih memiliki akal sehatnya.
Pun ia memilih membayangkan dengan wajah super horny.
Ellen melepaskan tautan mereka, jemarinya mengusap lembut benjolan kecil pada pipi kanan Jungkook.
"Aku akan memberikanmu obat pengering jerawat. Aku tidak ingin kekasihku yang tampan ini berjerawat, nanti hilang tampannya dan—aku bisa saja berpaling pada lelaki lain."
Ellen berkata dengan begitu manis, namun terdengar sangat pahit ditelinga Jungkook.
"Kau seperti memiliki niat untuk berpaling dariku, sayang. Jika itu benar, aku berharap kau memikirkannya matang-matang—sebab seks tape kita tersimpan rapi dalam laptopku."
Setelah berkata hal demikian, Jungkook dengan cepat menggendong Ellen ala bridal style.
Membawanya menuju kamar berlalu menghempaskan lembut tubuh sang kekasih, menindihnya dengan kepala mengendus leher jenjang Ellen.
Mencipta sengatan luar biasa, serta nafsu yang membara. Terlebih, jemari Jungkook kini bermain pada puncak payudaranya. Memilin dan menarik pelan, menimbulkan ngilu dan nikmat secara bersamaan.
Ellen sudah sangat hafal, bila seperti ini maka Jungkook akan menghujaminya tanpa henti hingga esok datang.
Tak memberinya kesempatan untuk sekedar bernafas dengan tenang, yang ada hanya desahan menggema dalam seluruh ruangan.
Meskipun Jungkook berusia lebih muda, namun sungguh ia pandai sekali dalam seks. Bahkan sering membuat Ellen menangis karena kenikmatan setiap pinggul seksi Jungkook menghentak dengan kuat.
"Ahhh, Jungkook."
"Shhh nikmati saja baby."
TBC!!!