26.

1.9K 112 0
                                    

Tiga permintaan

Happy reading!
=====

Zhafira mengacungkan jempolnya, menyambut Allisya yang baru saja keluar dari ruang bk.

"Gue bangga sama lo," ujar Zhafira, yang di balas dengusan panjang oleh teman-temannya.

Hanya Allisya yang tersenyum, turut bangga dengan dirinya sendiri.

"Gue harap kejadian tadi jadi yang terakhir," peringat Zayyan di sela langkah mereka menuju parkiran sekolah.

"Tergantung bagaimana dia bersikap," jawab Allisya mencoba acuh akan keberadaan Yasmin yang berjalan di barisan paling belakang.

"Lo itu udah dewasa, bukan anak kecil lagi. Masalah sepele kayak tadi, harusnya dibicarakan baik-baik."

Allisya mendengus, bersamaan dengan keluarnya decihan keras Zhafira. Zayn terlihat begitu santai, padahal sejak tadi salah seorang di antara mereka ada yang terus-menerus menatap ke arahnya intens.

Zhafira menggeram pelan. Dia tidak tahan lagi menunggu inisiatif Zayn menghampiri dirinya lebih dulu. Atau paling tidak inisiatif cowok itu untuk memberinya sapaan basa-basi.

Maka sebelum mereka benar-benar sampai di parkiran. Zhafira akhirnya melebarkan langkahnya, berjalan lebih dekat dengan Zayn.

Grap

Zhafira tersentak, refleks menoleh ke samping tubuhnya, begitu tangannya di cekal, dan di tarik hingga posisinya bergeser ke belakang Zayn kembali. Padahal tangannya belum sempat menggapai tangan Zayn.

Ptas

Cekalan Zayyan terlepas. Zhafira menarik jarak dari cowo itu.

"Lo siapa sih? Orang asing kayak lo nggak pantas nyentuh gue," tukas Zhafira sedikit emosi. Menarik atensi teman-temannya untuk berhenti.

Zayyan tersenyum remeh. "Gue cuman mau ngingatin lo, tempat lo bukan di samping Zayn, tapi disini," tunjuknya ke tempat Zhafira bediri sekarang.

Mendengar pernyataan Zayyan, Zhafira menjadi kesal. Dia ikut menatap Zayyan sinis, sambil melipat tangannya angkuh.

"Rasanya kurang pantas kalau lo jalan di samping Zayn, saat ada orang lain yang statusnya lebih jelas!" Seloroh Zayyan. Menggeser Yasmin tepat ke samping Zayn.

"ZAYYAN!" Jerit Allisya dan Zhafira bersamaan.

Emosi Zhafira naik seketika. Terlebih saat ekspresi Zayn hanya berupa helaan nafas saja, seolah jengah dengan tindakannya barusan. Sangat menjengkelkan.

"Maksud lo apa hah!"

"Yan," decak Zayn.

"Lo diam aja. Biar gue perjelas sekarang, dan dia nggak gangguin lo terus," ucap Zayyan keukeuh.

Zhafira mengalihkan perhatiannya pada Zayn, yang saat itu juga langsung di balas Zayn dengan mengalihkan tatapannya ke sembarang arah. Cowok itu sepertinya enggan menatap Zhafira.

"Lo nggak perlu ikut campur Al. Gue bisa sendiri," lontar Zhafira, tatkala Allisya hendak membelanya.

Cukup sekali Allisya bertengkar hari ini. Zhafira bisa menghadapi Zayyan sendiri, toh paling-paling mereka hanya di tahap adu mulut saja. Tidak mungkin sampai melibatkan kekuatan otot.

Critical Point (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang