Cupcakes 2

65 4 0
                                    

Jenna's POV

.

.

.

"Aku heran dengan Niall," celetuk Olivia yang sedang memakan cupcake sambil menatap layar televisi. Aku yang duduk di sebelahnya menoleh dengan wajah bosan.

"Serius! Ia tetap mengejarmu walaupun ia tahu kau tidak akan pernah jatuh hati padanya. Niall benar - benar seorang pejuang cinta!" Olivia mengaitkan kesepuluh jari - jari tangannya setelah menghabiskan semangkuk cupcake favoritnya.

"Kau memuji Niall hanya karena Niall membawa cupcake strawberry, bukan?"

Olivia mengulum senyum lebar ala joker. Aku memutar bola mataku. Persekian detik kemudian, Olivia memasang wajah serius padaku, "Mungkin lain kali kau harus menerima cintanya, Jenn. Aku merasa kasihan padanya. Ralat. Maksudku, sangat kasihan. Apa kau tidak kasihan, huh?"

Dengan santai aku berjalan menuju dapur untuk mengambil air, meninggalkan Olivia yang masih berkutat dengan kotak cupcake yang isinya tinggal semangkuk cupcake. Tak sampai 5 menit, aku kembali ke ruang televisi.

"Wahai, Olivia. Asal kau tahu, menerima cinta seseorang itu harus didasari oleh perasaan cinta kita sendiri, bukan rasa kasihan."

Olivia mengangguk mengerti, tatapannya menerawang jauh, "Kalau begitu cobalah untuk mencintai Niall."

"Kau pikir itu mudah? Tidak! Apa kau lupa apa yang telah Niall lakukan padaku saat Secondary School? Itu sulit untuk dimaafkan, Ollie, sangat sulit."

"Tapi Niall itu tampan,"

"Walaupun Niall adalah pria tertampan di dunia ini, aku tetap tidak akan pernah mencintainya!"

Raut wajah Olivia berubah drastis. Ia tampak khawatir dan sedikit menimang - nimang sesuatu, "Jangan berkata seperti itu, Jenn. Hati - hati dengan perkataanmu!"

Aku menautkan alisku bingung, "Apa maksudmu?" Ucapku seraya duduk di sebelah Olivia.

"Karma Cinta."

Aku menggelak tawa lebar, namun Olivia hanya diam, "Oh, astaga, Ollie! Kau percaya adanya Karma?"

"Jenna sayang, aku serius. Ibuku pernah mengalaminya."

Kini aku terdiam. Bagaimana jika yang dikatakan Olivia benar? Oh, tidak - tidak. Aku memang tidak akan pernah mencintai Niall, sekeras apapun Niall mencoba untuk membuatku jatuh hati padanya, aku tidak akan berubah pikiran.

"Jenna, kurasa kau harus segera bergegas untuk mengajar. Kau tidak ingin terlambat di hari pertamamu, bukan?"

***

Sekarang aku telah berada di tempat kursus piano tempatku bekerja. Olivia lah yang mengantarkanku, mungkin ia sedang berada di butik milik keluarganya yang tidak terlalu jauh dari sini.

Aku telah mengurus sisa - sisa pendaftaran menjadi pengajar di tempat ini kepada pemilik resminya. Pemiliknya bernama Mrs. Maddie, ia sangat ramah terhadap pendatang, yah, walaupun kebanyakan rambut coklatnya mulai memutih akibat faktor usia. Haha.

"Hello, anak - anak! Namaku Jenna Hamilton, kalian bisa memanggilku Miss Jenna atau terserah. Mungkin ada yang ingin bertanya?"

Dengan penuh rasa percaya diri, aku memperkenalkan diri di hadapan anak - anak kecil yang imut ini.

"Boleh aku bertanya?"

"Ya, sayang?"

"Bisakah kau mengikatkan tali sepatuku?"

Aku tersenyum hangat sebelum berjalan mendekati anak laki - laki bermata hijau terang itu untuk menolongnya mengikat tali sepatunya.

"Terima kasih, Miss Jenna!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 21, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cupcakes [n.h]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang