chapter 2

1.8K 198 25
                                    

Haikal terlihat mengotak-ngatik handphonee nya,membalas satu-persatu chat dari para sahabatnya,sembari menunggu sang adik yg tengah bersiap-siap.

Derap langkah cepat mengalihkan ensitensinya kepada sang adik yg kini berjalan cepat menuruni tangga dengan memakai pakaian yg tidak bisa dibilang rapih.Tentu saja jika Haikal itu terkesan kalem dan akan lembut pada orang terdekatnya,maka Cello adalah bad boy sejati,yg tentu saja akan bersikap judes pada beberapa orang,,sedangkan padanya Cello terkadang menjadi manja dan cemburuan,,aneh memang.

"Pelan-pelan dek!..entar jatuh lagi" Haikal memperingati sambil memasukan kembali handphone nya pada saku bajunya.

Sedangkan Cello yg diperingati hanya cengengesan lalu mendudukan tubuhnya dibangku yg bersebrangan dengan dirinya.Haikal yg melihatnya hanya menggelengkan kepalanya pelan.

'Ting-tong,,ting tong' suara nyaring bel terdengar ditelinga keduanya.Haikal menghembuskan nafasnya berat dan  Cello yg mendengus kasar menedengarkan.

"BI,,TOLONG BUKAIN PINTUNYA DONG"  teriak Haikal.

"Iya den"

Beberapa saat kemudian munculah 3 orang yg sudah sangat familiar bagi Haikal maupun Cello.Haikal mengehela nafas pelan sementara Cello mendengus melihat ketiganya.

"Kagak punya rumah ya lo" julid Cello pada ketiga sahabatnya.Deon dan sumuel hanya cengengesan sementara Arsyan hanya memasang wajah datar andalannya dan duduk di samping Haikal.

"Gk usah pegang-pegang" kata Cello tajam saat Deon berniat mengacak surainya.

"Pelit banget dah" Deon memasang wajah keruh lalu merogoh sakunya,memainkan gedged nya.begitu pun Samuel.

Sementara Arsyan kini menatap lamat-lamat wajah Haikal,hingga membuat Cello kesal.

"Gak usah gitu juga kali liatnya,gue tau ko kakak gue ganteng"

Arsyan tak menghiraukan ucapan Cello,matanya terus menatap lekat Haikal yg juga menatapnya  dengan wajah agak pucat "lo sakit?" Arsyan bertanya dengan nada tegas,sontak saja semua esitensi mengarah padanya dan Haikal sepenuhnya.
Cello terdiam lalu meperhatikan wajah Haikal yg agak pucat,bodoh kenapa Cello tak menyadarinya.

Arsyan mengulurkan tangannya berniat mengecek suhu tubuh Haikal sebelum Cello menepisnya.

"Heh gak usah pegang-pegang bukan mahram" Arsya mendengus mendengarnya.

"Kak gak papakan?" Cello berucap dengan raut khawatir.

"Gak papa ko,mending sarapan,dari pada entar telat" Haikal tersenyum lembut menenangkan adiknya.

"Beneran?"

"Iya lah,udah cepet makan,kalian bertiga udah makan kan?" Tanya Haikal pada ketiga sahabatnya yg langsung diangguki mereka.

Lalu Haikal dan Cello mulai menyantap sarapannya,sesekali Cello bertanya tentang kondisinya.

Beberapa menit,kemudian Haikal dan Cello selesai dengan sarapannya.

"Kak beneran mau sekolah?,bolos aja yuk" Cello lagi-lagi bertanya hal yg sama membuat Haikal menggela nafas pelan.

"Bener kata Cello ,Kal,kalo lo emang gak enak badan mending absen aja deh" Samuel menatap lekat dirinya.

"Ckk..gue gak papa kok"

"Yaudah ,tapi kalo kenapa-napa langsung bilang,yuk berangkat!" Cello beranjak dari duduknya,namun di dorong pelan oleh Deon hingga terduduk kemabali.

"Kenapa lagi sih" kesal Cello.

"Pake nanya kenapa lagi,minum dulu nih fitamin" Deon menyodorkan beberapa pil obat pada Cello dan Haikal.

"Ckk..mending kak Haikal aja,dia kan lagi gak enak badan, gue mah masih sehat walafiat"

"Minum dek!,itu baik bagi kesehatan kamu" Haikal berkata lembut,Cello mendengus malas namun tak ayal langsung menenggak pil nya.

"Kak Haikal,juga minum!" Suruh Cello tajam,saat sang kakak tak menyentuh pil itu sama sekali.


























Typo bertebaran..

Author punya 4 cerita baru di draf publish apa tamatin dulu ye 😖

Nah lo belum dapat feel yg tepat  😧

Vote men no satu.

See you!

Protect FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang