~ Sebelum pdkt-an, ada baiknya cari identitas orangnya dulu. ~
••
V"Silakan masuk ...." Pak Ujo mempersilakannya masuk. Virgi mengernyit bingung.
Masalahnya Pak Ujo mempersilakan cowok itu masuk. Dia juga terlambat, sama seperti Virgi. Kok, gitu. Virgi agak nggak terima.
Sebelum cowok itu masuk, Virgi mendahuluinya. Cowo itu diam di samping motornya. Melirik Virgi sekilas dengan tatapan datar. Pak Ujo malah melotot ke arah Virgi tak terima.
"Eh, Neng, siapa yang suruh kamu masuk?" tanya pak Ujo.
Virgi memandang pak Ujo heran. Lalu mendekat ke arah pak Ujo. "Pak, aku tuh dateng lebih awal dari dia," lirih Virgi agar tidak terdengar oleh cowo yang berdiri di belakangnya.
"Biarin dia masuk, Pak!" perintah cowok itu datar sebelum melangkah masuk sambil menuntun motornya. Pak Ujo hanya mengangguk menurutinya.
"Aaaaa ... thank you," lirih Virgi dengan tatapan terpana. Entah didengar oleh cowo itu atau tidak, dia tidak mempedulikannya.
Virgi tersenyum menatap punggung cowo itu yang berjalan menuju parkiran. Dia sedang membayangkan berdiri di atas awan, lalu pangeran berkuda datang untuk menyelamatkan dirinya. Ah, sungguh enak jika dibayangkan.
"Ngapain sih, Neng? Malah senyum-senyum sendiri gitu," ujar pak Ujo menyadarkan Virgi.
"Makasih banyak ya, Pak. Nanti aku traktir cimol Mang Jupri deh," ucapnya lalu berlari kecil hendak menuju kelasnya.
Tapi Virgi harus melewati parkiran dulu untuk sampai ke kelasnya. Dan di parkiran masih ada cowo tadi yang sedang sibuk mengeluarkan sesuatu dari jok motornya.
Virgi berusaha berjalan seanggun mungkin agar terlihat berwibawa di depan mata cowo itu.
Dia sudah memakai lip balm dan menyemprotkan banyak parfum ke seragamnya tadi sebelum berangkat. Ini hari Senin, hari dimana Virgi bisa memandang cowo itu saat upacara. Tapi Virgi bego, mana mungkin dirinya bisa bertatap muka dengan dia.
Brakk!!
Sial. Virgi malah menabrak pot bunga. Lagian, kenapa pot segede itu bisa Virgi tabrak coba. Matanya ngeliatan cowo itu terus sih.
"Eh siapa itu? Benerin potnya!" teriak petugas perpus karena parkiran letaknya berseberangan dengan perpustakaan.
Virgi menepuk jidatnya pelan. "Aduh, malu, kan," lirihnya. Lalu melirik sekilas ke arah parkiran.
Ternyata cowo itu sudah menghilang. Mungkin sudah pergi ke kelasnya. Syukur deh, Virgi tidak jadi malu.
💌💌💌
Upacara bendera sebentar lagi dimulai. Semua murid SMA Anggara sudah berbaris rapi di tengah lapangan. Mereka sudah siap untuk menghadapi sengatan sinar matahari yang panas.
Persetan tidak sengaja menjatuhkan pot tadi, Virgi jadi dihukum merapikan buku di perpustakaan. Sekarang dia jadi telat upacara. Virgi segera masuk ke kelas untuk menaruh tas. Setelah itu, dia turun ke bawah untuk mengikuti upacara.
Pasti cape sih kalau kelas ada di lantai atas. Kalau ada keperluan harus bolak-balik sampe ngos-ngosan.
"Loh, loh, loh. Itu ...." Virgi menyipitkan mata kala melihat sosok pria yang tadi terlibat insiden di gerbang keluar dari kelas XI IPA 3.
Hanya Virgi dan dia yang berada di lantai tiga. Karena kelas XI IPA 1 sampai IPA 5 berada di lantai tiga. Dan Virgi menempati kelas XI IPA 5.
"Ah, gue selidikan ntar aja, yang terpenting sekarang gue harus turun ke lapangan," ucap Virgi lalu menarik napas dalam-dalam dan mengembuskannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Virginia
Подростковая литератураVirginia Ratu Amerta. Gadis malang yang sudah ditakdirkan menjadi secret admirer. Sebenarnya menjadi secret admirer bukanlah keinginannya. Tapi keadaan harus memaksa dirinya untuk tidak mengungkapkan perasaannya itu. "Gue suka dia, tapi dia lebih su...