Berulah
Happy reading!
=====Zhafira mengibaskan tangannya. Mengipasi wajahnya yang di penuhi tetesan keringat.
Pelajaran olahraga kali ini, sangat menguras tenaganya. Sekarang dia harus pemanasan lebih dulu. Padahal, rasa panas setelah upacara bendera masih terasa.
"Kemarin lo kemana sama Zayn?" Tanya Allisya penasaran.
Senyum Zhafira mengembang, mendengar pertanyaa Allisya. Tapi sepersekian detik kemudian tiba-tiba saja dia mendengus keras. Sial sekali. Zhafira ingat pertemuan Yasmin dan Zayn yang katanya kebetulan itu.
"Zayn ngajakin gue nonton," jawab Zhafira jengkel.
"Bagus dong. Artinya hubungan lo sama dia ada kemajuan," sahut Allisya.
"Iya bagus. Seandainya gue sama Zayn nggak ketemu Si Yasmin."
"Demi apa Zha? Kok bisa sih?" Pekik Allisya tanpa sadar.
"LAKUKAN DENGAN BENAR!" Teriak Pak Rahmat menggelegar. Membuat anak-anak didiknya memperbaiki gerakan mereka yang tadinya malas-malasan.
Allisya bergeser sedikit ke arah Zhafira. "Lo tenang aja Zha. Segencar apapun Si Yasmin dekatin Zayn, gue yakin tetap lo pemenangnya," hiburnya.
Priitt
Zhafira mendesah, lega. Akhirnya peluit itu berbunyi. Tanda kalau mereka telah selesai pemanasan, dan di persilahkan untuk masuk ke inti pelajaran.
"Hari ini kita akan mengambil nilai untuk pelajaran atletik, yaitu lari jarak pendek, seperti yang telah saya katakan minggu lalu."
"Iya Pak," seru mereka serempak. Lantas bergeser ke pinggir lapangan. Menunggu nama mereka di sebut untuk maju.
"Gue punya berita bagus, tapi nggak bagus buat suasan hati lo," bisik Alina yang muncul tiba-tiba di belakang Zhafira.
"Kamchagiya!" decak Zhafira.
Alina mendengus, melihat tampang Alina. "To the point aja. Nggak usah basa-basi segala," ucapnya.
Alina mengedarkan pandangannya, mengawasi sekitar mereka. Takut ketahuan bergosip ria di tengah pelajaran yang sedang berlangsung.
"Tadi satu sekolah heboh banget. Kalian tahu kenapa?"
Allisya dan Zhafira menggeleng.
"Zayn datang sama si anak baru."
"Si Yasmin maksud lo?" Tebak Allisya.
Alina mengangguk semangat. Membuat Zhafira menggeram tertahan.
Plak
"Aargh! Zhasa!" Pekik Alina.
Zhafira baru saja memukul punggung Alina gemas. Menjadikan gadis itu pelampiasan emosinya.
"KALIAN BERTIGA MAJU!"
Alina berhenti meringis. Dia menunjuk dirinya, memastikan.
"Iya Alina. Memangnya ada yang mengobrol di tengah pelajaran saya selain kamu, Allisya, dan Zhafira?"
"Nggak ada Pak," jawab semua temannya. Tidak sesuai dengan yang sebenarnya terjadi.
"Tunggu apa lagi. Maju cepatan, setelah itu kamu bebas ngobrol panjang lebar. Tapi dengan syarat nilai kamu harus sempurna."
Mau tidak mau Alina terpaksa maju. Mengikuti Allisya serta Zhafira yang maju duluan.
"Makanya Lin, kalau punya mulut tuh di rem dikit," ledek Agam yang bergabung dengan gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Critical Point (REVISI)
Teen Fiction(PLAGIAT DIHARAP MENJAUH. NULIS SATU CERITA NGGAK GAMPANG! ) #01 on accident (10 oktober 2021) #02 on hurt (13 oktober 2021) #02 on harapan (1 november 2021) "ZAYN PACARNYA ZHAFIRA I LOVE YOU!" jangan tanyakan ekspresi Zayn ketika Zhafira berteriak...