07

315 13 1
                                    

__________ Happy Reading All __________




Keesokkan pagi, Jaemin berada di rooftop sekolahnya, sedang menikmati suasana pagi yang cerah sekaligus dia ingin berjemur agar mendapatkan vitamin D yang cukup untuk kesehatan tulangnya. Suasana mendung dengan pancaran sinar matahari yang tidak terlalu terik didukung dengan suhu yang tidak terlalu sejuk untuk mengawali aktivitas. Untuk soal perbincangannya dengan Sungchan kemarin malam, Jaemin masih ragu. Akankah dia bicara dengan Jeno terkait omongannya Sungchan kemarin atau bagaimana?

"AHHH... PUSING BAT ANJIR..." Keluh kesahnya mengingat kejadian itu.

"NGGAK USAH PUSING NA, DIBUAT SANTAI AJA!" Suara teriakan dari belakangnya membuat Jaemin menoleh. Ternyata Mark yang teriak tadi dan berjalan menghampirinya.

"Lho, bapak ngapain kesini?"

"Nggak apa-apa, cuma santai-santai aja."

Keheningan melanda keduanya.

"Oh ya, tadi kamu bilang kamu pusing? Pusing karena apa? Kalo pusing, ke UKS aja minta obat."

"Nggak kok pak, saya nggak apa-apa, cuma kecapean aja. Kalo begitu, saya permisi dulu ya pak, wassalamu'alaikum." Jaemin melangkah pergi dengan Mark yang masih di rooftop. Mark yang masih berada di rooftop menelpon seseorang.

"Dek, panggil kakakmu, suruh dia ke rooftop sekarang dengan kamu juga." Mark memutuskan panggilan tersebut.

~~~

Jaemin berjalan melewati lorong menuju ke kelasnya dengan tatapan kosong sampai-sampai adik kelas yang menyapanya dia tidak sapa balik. Dia masih mengingat perkataan sungchan dari kemarin malam sampai hari ini masih menghantui pikirannya.

"Heh, diem-diem Bae lu, kesambet baru tahu rasa ya" Haechan dengan sengaja mengagetkannya (lebih tepatnya membangunkannya dari ke-ngebug-annya).

"Apaan sih lu, bikin orang jantungan aja."

"Hahaha... Iya ya maaf, abis dari tadi lu ngelamun terus, natap jalan aja udah kosong bet kayak orang kerasukan jin, lagi ada masalah apa? Coba cerita sama gue."

Jaemin menceritakan apa yang terjadi semalam.

"Menurut Lo gimana?"

"Menurut gue ya, mending cerita sama Jeno dia mau nggak ketemu sama sungchan. Tapi, balik lagi ke diri lo sendiri, Lo mau apa nggak?"

Mendengar perkataan Haechan, Jaemin meruntuki hatinya 'bener kata Haechan, mending Jeno sama sungchan diajak ketemu biar beban masalah gue berangsur normal.'

"Yaudah, gue ngomong sama Jeno mau apa nggak ketemu Ama sungchan."

"Nah gitu dong, kalo misalnya mereka confess apa yang Lo lakuin?"

"Yang gue lakuin kalo mereka confess? Gue bilang ke mereka nunggu gue udah kuliah baru boleh pacaran, gitu."

"Hmmm, yaudah kalo begitu, apapun keputusan Lo nanti, gue, Renjun Ama Chenle pasti ngedukung."

"Iya, makasih ya."

Mereka berjalan berdua hingga mereka tidak mengira kalau mereka sudah sampai ke kelas mereka, XI-MIA-2.

"Tapi gue ada curiga sama seseorang." Bisik Jaemin pada Haechan.

"Lo curiga Ama siapa?"

Painting Taste  [Nomin Markmin Sungmin/Sungna]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang