CHAPTER 1

212 27 9
                                    


Kim junkyu seorang murid baru di yg high school yang merupakan sekolah favorite di busan. Junkyu memiliki wajah manis dan lucu, sifatnya ceria, baik, dan juga ramah yang dapat membuat siapa pun terpesona kepadanya. Dia juga orang yang kaya raya, ayahnya bernama kim junmyeon bekerja menjadi CEO di kj company dan pemilik kJ hospital yang merupakan rumah sakit terbaik di korea. Ibunya junkyu, kim irene yang merupakan direktur rumah sakit di kj hospital. Sebenarnya kim irene merupakan ibu tiri junkyu. Junkyu dulu memiliki ibu bernama kim jisoo yang amat sangat menyayanginya, tetapi dia telah pulang ke alam yang lebih baik saat junkyu umur 9 tahun. Junkyu juga memiliki kakak laki-laki yang berbeda 10 tahun darinya yaitu kim jaehwan yang bekerja menjadi dokter bedah di rumah sakit milik ayahnya juga. Junkyu merupakan anak bungsu di keluarganya, dia berumur 18 tahun. walaupun dia anak orang kaya dan anak bungsu tetapi dia bukan orang yang manja dan sombong

Junkyu memang orang yang sering tersenyum tetapi siapa sangka dibalik senyuman itu dia menyimpan banyak sekali luka


Saat ini junkyu sedang berada di koridor sedang menuju ke kelasnya. Di koridor banyak sekali siswa siswi yang memperhatikan junkyu, mereka sangat terpesona melihat junkyu.

Sesampainya di kelas dia mendudukan diri disamping pria yang sedang menelusupkan kepalanya di tangan yang bertumpuk di atas meja. watanabe haruto pria tampan tetapi sangat cuek, dingin, dan irit bicara. Haruto adalah siswa beasiswa di yg high school, dia berasal dari keluarga sederhana. Ayahnya sudah tidak ada sejak haruto umur 5 tahun, ibunya yaitu watanabe jennie seorang pedagang kue, dan haruto memiliki adik watanabe airi yang berumur 14 tahun. Untuk bisa menghidupkan keluarganya, haruto bekerja keras setiap harinya karena hasil jualan kue ibunya masih belum untuk membayar semua kebutuhan. setiap pagi sebelum berangkat kesekolah dia kerja mengirimi surat, sorenya dia kerja menjadi barista di cafe, dan malamnya ia kerja di supermarket, atau kadang dia menggambil shift tambahan agar mendapatkan gaji yang lebih banyak. selesai bekerja dia akan belajar agar nilainya tidak turun untuk mempertahankan beasiswanya, kadang dia belajar sambil menunggu pelanggan datang saat supermarket atau cafe sedang sepi. haruto itu susah sekali mendapatkan waktu luang, untuk bersosialisasi saja dia tidak ada waktu apa lagi untuk berpacaran, seharusnya di umur segini dia bisa bersenang-senang bersama temannya bukannya bekerja hingga larut malam



Junkyu melamun melihat haruto tetapi tidak lama lamunannya terpecahkan saat pak mino masuk kedalam kelas. Lalu pak mino mulai mengabsen. Ditengah-tengah pak mino mengabsen, junkyu merasa tenggorokannya kering lalu junkyu mengambil minuman yang berada di tasnya.

Sekarang giliran nama haruto yang dipanggil tetapi haruto tidak menggubris sama sekali

"Watanabe haruto.." sunyi.. tidak ada yang menjawab

"Watanabe haruto!

"WATANABE HARUTO!" teriak pak mino dengan keras tetapi haruto tetap asik tertidur. Pak mino menyerah, dia menyuruh junkyu membangunkan haruto

"Junkyu bangun kan haruto" ucap pak mino

"A-ah.. baik pak"

Junkyu mencoba membangunkan haruto dengan menggoyang-goyangkan tubuh haruto

"Haru.."

Haruto tetap tidak bereaksi apapun. Junkyu mulai kesal, dia menggoyangkan tubuh haruto lebih keras lagi dan secara tidak sengaja menyenggol minumannya yang belum sempat dia tutup ke baju haruto

Lengan haruto terasa dingin, dia terpaksa bangun dari tidurnya. Hal pertama yang haruto liat saat terbangun adalah junkyu yang sedang membungkuk sambil meminta maaf

"H-haruto maafkan aku" ucap junkyu sambil menunduk dan mengambil beberapa tisu di dalam tasnya, saat junkyu hendak membersihkan baju haruto lengannya ditepis oleh haruto

"Ck, sudahlah" ucap haruto

"Saya hadir pak" lanjut haruto ke pak mino sambil bangun dari tidurnya dengan malas-malasan
.
.
.
.
.
.

"HARUTO!!" Teriak junkyu sambil berlari kearah haruto. Haruto merasa dirinya di panggil tetapi ia tetep acuh dan terus jalan

Melihat haruto yang tidak berhenti, junkyu mulai berlari mengejarnya lalu menahan lengan haruto agar haruto tidak pergi

Haruto yang diperlakukan seperti itu hanya mengangkat alisnya bingung

"Ha.. ha.. kau jalannya cepat sekali aku capek mengejarnya" ucap junkyu sambil ngos-ngosan

"Hm?"

"nih ambilah, ini isinya baju maaf kan aku, aku tadi tidak sengaja menumpahkan minumannya ke baju mu" junkyu memberikan paper bag kepada haruto

"Tidak usah" haruto hendak berjalan tetapi tangannya ditahan oleh junkyu

"Ayolah terima, kali ini saja.. ya ya ya" ucap junkyu sambil mengeluarkan jurus imutnya yang membuat orang-orang disekitar memekik gemas

"aku tidak membutuhkannya" haruto menyingkirkan tangan junkyu yang menahan dirinya dengan sedikit kasar lalu pergi begitu saja meninggalkan junkyu, harutk tidak memperdulikan tatapan tidak suka dari fans fans junkyu. Dan junkyu hanya diam melihat punggung haruto dengan tatapan sulit di artikan

.
.
.
.
.
.
.

junkyu sedang berada di rooftop sekolah, berdiri di ujung gedung menikmati semilir angin menerpa wajahnya yang membuat hatinya sedikit tenang, beban hidupnya terasa menghilang.

Saat junkyu sedang asik menikmati semilir angin, handphone junkyu bergetar menandakan ada telepon masuk. saat melihat nama yang tertera di telepon junkyu menghela nafas lalu mengangkat telepon tersebut

"Halo mih?"

"Bagaimana kabar mu dibusan?"

"Sangat baik mih, mami sendiri gimana?"

"Hm baik"

"K-kalo ayah?"

Irene tertawa "Kau tidak usah sok peduli dengan kami. Besok akan ada makan malam keluarga, pak yanto akan menjemput mu. berpakaian lah dengan rapih dan jangan mempermalukan aku dan ayah mu disana dengan sikap bodoh mu"

"T-tentu, mami percayakan saja pada ku"

"Hadeh coba saja jaehwan tidak sibuk aku tidak akan membawa anak yang tidak berguna dan tidak bisa dibanggakan seperti mu"

Junkyu mulai berkaca-kaca, dadanya terasa sesak. Dia sudah sering diperlakukan seperti itu tapi kenapa rasanya tetap menyesakkan

"Sudahlah. mengobrol dengan mu membuang-buang waktu ku" lanjut mami irene

tut tut

Panggilan di akhiri secara sepihak

Junkyu melamun, dia mendongakkan kepala untuk menahan air mata yang ingin terjatuh. Tiba-tiba pundaknya terasa berat, ternyata ada seorang laki-laki yang secara tiba-tiba merangkul junkyu dan mengelus pundaknya

"Tidak apa-apa menangis lah, jangan di tahan itu akan membuat mu tambah sesak"









TBC

HAII gimana nih book kali ini?

Makasih ya buat yang udah vote dan comment 😚


Makasih ya buat yang udah vote dan comment 😚

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kim jaehwan

Bertolak belakang Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang