08

704 81 46
                                    

Gatau lagi ih sumpah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gatau lagi ih sumpah. Kafka bener" kepincut sama outfit ototoi kiyagare nya Mafeng:( simpel tapi damagenya nembus dimensi--

Dahlah, selamat membaca:")

Ini adalah kisah seorang pemuda yang telah terbiasa bergelut dengan gelapnya realita.

Semua berawal dari sebuah unit kecil rumah susun golongan bawah. Sebuah keluarga kecil tinggal di dalamnya. Sang ayah bekerja sebagai kuli bangunan dengan penghasilan tak menentu, sedangkan sang ibu seorang buruh cuci di restoran cepat saji.

Cinta terhalang restu orangtua membuat pernikahan mereka memang tidak terdata secara resmi. Kawin lari, lalu merintis bahtera rumah tangga tercekik kemiskinan. Itulah yang rerjadi pada pasangan ini.

Namun, bukan berarti keduanya tidak bahagia. Syukur atas kehidupan setiap hari tak pernah absen dari gaya hidup. Terlebih, mereka memiliki seorang putra yang teramat manis dengan rambut seputih salju dan iris mata semerah delima, Mafumafu.

Awal mula kehidupannya cukup membahagiakan. Mafu kecil bukan anak yang gemar meminta macam-macam. Ia tak sekalipun rewel meski anak seumurannya bermain dengan banyak mainan, bertamasya ke tempat-tempat asyik, atau mengadakan pesta ulang tahun meriah dengan banyak kado.

Hanya dengan menikmati masakan buatan Ibu dan belajar keterampilan hidup bersama Ayah telah cukup memberi si kecil Mafu hari-hari ceria.

Tetapi, roda kehidupan siapa yang tahu.

Ayahnya meninggal akibat kecelakaan kerja saat usia si albino baru menginjak 5 tahun. Padahal, saat itu ibunya baru berencana memberi kabar bahwa Mafu akan segera mendapat seorang adik.

Sang ibu jadi harus bekerja lebih keras dalam keadaan mengandung. Mafu yang tak tega melihat ibunya banting tulang mandi keringat, akhirnya turut membantu mencari penghasilan tambahan. Kadang ia akan bantu mencuci baju tetangga, atau sekadar menjaga toko lalu diupah. Seringkali ia juga membantu di bengkel atau memperbaiki barang-barang ringan. Beruntung ilmu keterampilan yang diwariskan sang ayah bisa ia gunakan.

Kehidupan mereka mulai stabil. Akan tetapi, badai kedua kembali menyerang saat luka kehilangan orang terkasih belum sepenuhnya sembuh. Ibu Mafu meninggal akibat pendarahan sesaat setelah melahirkan adiknya.

Kini, mau tak mau Mafu harus hidup tanpa uluran tangan orang dewasa. Anggota keluarga lain baik dari pihak ayah maupun ibu tidak satupun mau menampung mereka berdua. Terlebih, kedua orangtuanya tidak menikah secara resmi. Membuat simpati keluarga semakin sulit diraih.

"Namamu Luz, ya... Sekarang, cuma kamu yang Nii-chan punya. Nii-chan janji, akan menjaga dan memastikan kamu hidup bahagia!"

Maka begitulah, Luz menjadi satu-satunya anggota keluarga yang masih tersisa. Mafu bertekad melindungi sang adik yang saat itu masih bayi. Padahal, usia Mafu juga masih enam tahun ketika mengikrarkan tekad tersebut. Mafu menolak lirikan panti asuhan dan menghindari kejaran dinas sosial. Ia tak mau nanti berakhir terpisah dari sang adik kalau menjadi anak asuh panti.

Two of Us, Walking Trough the Rain [MafuSora]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang