15

756 69 39
                                    

Mafu pulang agak larut malam itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mafu pulang agak larut malam itu. Ia merasa tak enak pada Soraru yang tampak tertidur di meja makan, menunggu dirinya pulang.

Ia dekati yang terkasih, menggoyang pelan bahu Soraru sembari berbisik lirih, "Soraru-san, udah makan belum?"

"Eumh..." iris biru safir perlahan terbuka. Soraru mengucek mata sejenak, sedikit melakukan peregangan badan. "Aah... Mafu udah pulang? Mau makan, kah?"

Mafu membalas dengan anggukan, "Makan bareng, yuk?" ajak si putih lembut. Soraru tersenyum tipis. Ia segera bergerak menyiapkan makanan bagi si albino dan dirinya sendiri.

Kegiatan makan mereka berjalan seperti biasa. Sambil makan keduanya bertukar dialog. "Luz mana?" tanya Mafu sebelum bergerak menyuapkan nasi ke mulut. Soraru menjawab, "Udah tidur tadi habis nyelesain PR."

Mafu tertawa kecil. Tetapi kemudian ia berhenti, menyadari raut wajah Soraru terlihat sedikit masam. Jadi ia bergerak mengelus punggung tangan sang omega, menyebabkan Soraru tersentak kaget.

"Soraru-san lagi ada masalah? Kok mukanya kusut begitu?"

"Ah!" Si raven terbelalak. Duh, ia lupa kalau suaminya begitu peka. Perlukah dia ceritakan? Atau lebih baik ditutupi saja?

"Soraru-san..." netra merah darah memandang penuh keseriusan, "aku ngga memaksa untuk cerita. Tapi kalau bisa, aku juga ingin mengurangi beban pikiran Soraru-san. Kita pasangan, bukan?"

Mendengar hal itu membuat Soraru tertegun. Ia diam sesaat, memilin jari sedikit gelisah. Hingga dengan inisiatif kemudian menghampiri Mafu lalu duduk di sebelahnya.

Soraru berikan genggam erat pada tangan si albino. "Mafu, aku... Aku ingin kamu mengerti satu hal."

"Apa itu, Soraru-san?"

Menarik napas dalam, kilat serius ditampakkan biru samudera. Mengarahkan tangan kokoh sang alpha mengusap perut yang membesar, ia berkata, "Anak dalam perut ini adalah anak kita berdua. Dia bukan hanya darah dagingmu, tapi darah dagingku juga. Dia percampuran dari kita berdua. Paham?"

Mafu yang shock mengangguk patah-patah, gelagapan. "A-ah... Un, tentu saja begitu..."

"Karena itu," Soraru menggigit bibir. Hati-hati ia memilih padanan kata yang tepat untuk kelanjutan kalimatnya. "Boleh aku minta satu hal padamu?"

"Tolong sayangi anak ini sepenuh hati. Apapun yang bakal terjadi, rawat dan besarkan dia dengan baik. Kamu ayahnya, kamu harus bisa melindungi dia..."

Sepasang merah darah membelalak lebar, "Soraru-san, apa yang kamu..."

Tangan si manik biru sedikit gemetar. "Apapun... yang terjadi padaku... kamu akan memperlakukannya dengan baik, kan?"

"Soraru-san!"

"Kamu janji nggak akan berlaku kasar padanya, kan?"

"Hentikan, Soraru-san!"

"Meski aku nggak bisa ikut membesarkannya, kamu nggak akan memukul anak ini, kan?"

Two of Us, Walking Trough the Rain [MafuSora]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang