34.

1.3K 77 0
                                    

Luluh lantah

Happy reading!
=====

"Ambil."

Zhafira mendongak. Menatap bucket bunga daffodil beserta orang yang menyodorkan bunga yang bermakna kebahagiaan itu padanya.

"Buat lo," ujar cowok itu.

"Makasih," lontar Zhafira. Mengambil bucket bunga itu, lalu mendekapnya.

Gadis itu murung. Tak seperti biasanya. Andai hari ini berjalan dengan baik, mungkin Zhafira akan menjerit kegirangan, karena mendapatkan bucket bunga berukuran sedang dari Zayn.

Tepat sekali. Orang yang berhenti dengan motornya di hadapan Zhafira beberapa saat lalu adalah Zayn. Cowok yang tidak pernah Zhafira bayangkan bisa melakukan hal sederhana namun berkesan itu.

"Ayo. Gue antar pulang."

Zhafira mengedarkan pandangannya. Melihat sekitar halte. Rupanya waktu pulang sekolah sudah tiba, terlihat dari banyaknya siswa-siswi yang perlahan namun pasti mulai keluar dari dalam sekolah.

"Zhafira," panggil Zayn. Menarik atensi gadis itu kembali padanya.

"Kenapa?"

"Ayo naik. Gue anterin pulang."

"Gue-"

"Cepat naik, sebelum gue berubah pikiran," sela Zayn tak sabar.

Zhafira mendengus. Segera berdiri dari duduknya. Memasukkan bucket bunganya terlebih dahulu ke dalam tasnya, kemudian menaiki motor Zayn sedikit heboh.

"Lo ngapain langsung naik? Pake helm dulu," tegur Zayn. Kala melihat penampakan kepala Zhafira lewat spion motornya.

"Ogah!" Jawab Zhafira cepat.

"Lo nggak punya pilihan. Pake!" Seloroh Zayn. Menyodorkan helm berwarna hitam itu.

Zhafira bersidekap dada. Menggeleng tegas. Tidak mau mengambil helm itu dari tangan Zayn.

"Ambil nggak!" Ucap Zayn gregetan.

"Nggak mau!"

"Lo harus pake helm. Kalau nggak mau yasudah, turun dari motor gue sekarang!"

Decakan keras Zhafira mengalun. Dia memberenggut, lantas mendorong helm itu menjauh.

"Gue nggak mau pake bekasnya Yasmin! Lo pikir gue nggak tahu apa, kalau dia pernah pake helm itu pas lo sok gentle nganter dia ke sekolah!" Cecar Zhafira kesal. "Mending gue di tilang, daripada pake helm itu!" Tambahnya. Berpaling ke sembarang arah.

Zayn menghela nafasnya. Sedikit terkejut mendengar alasan gadis itu. Dia dengan sabarnya memutuskan turun dari motornya, setelah memastikan stand motornya sudah berfungsi dengan baik.

"Helm ini udah pernah gue cuci," papar Zayn.

"Bodo amat. Pokoknya gue tetap nggak mau! Bekas orang kayak dia itu nggak bakal hilang, walaupun lo cuci pake air yang di ambil dari tujuh sumur sekalipun."

Critical Point (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang