TLE : One

555 93 35
                                    

The Left Ear 🥀
(Park Jiyeon - Oh Sehun)

09.00 PM

Malam ini salju turun dengan begitu lebat, jalanan nampak lenggang karena mayoritas penduduk Seoul lebih memilih bergumul dengan selimut tebalnya sembari menikmati serial film yang rutin ditayangkan setiap menjelang malam natal.

Hal itu juga berlaku bagi pria tampan yang mendudukkan dirinya dengan tenang di sofa mansion-nya. Tangannya terulur mengambil sebuah gelas berukuran sedang yang masih terlihat mengeluarkan kepulan asap panas.

Oh Sehun, menyeruput dengan tenang teh hijau pemberian sahabatnya yang seminggu lalu bertolak ke negeri Sakura. Kedua mata elangnya masih terfokuskan pada sebuah berita yang menampakkan kecelakaan hebat di sebuah tol yang hampir menewaskan si pengemudi. Sebuah kecelakaan tunggal yang Sehun asumsikan jika pengemudi membawa laju mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata, lalu berakhir dengan menabrak pembatas jalan.

"Sehun-ah, ponselmu sedari tadi berbunyi!" Seru seorang wanita dengan sedikit mengeraskan suara karena jaraknya dan Sehun yang terpisah antara sekat-sekat ruangan.

Sehun mengernyit, manakala nama Do Kyung-soo terpampang dengan jelas di ponsel pintarnya.

"Ya, hyung?"

Kedua rungunya menyimak dengan seksama kata demi kata yang Kyung-soo rangkai untuk merayunya agar ia datang ke rumah sakit saat ini juga.

"Tapi malam ini bukan jadwalku untuk berjaga di rumah sakit hyung, sebelumnya aku telah bertukar jadwal dengan Baekhyun."

Sehun mengurut pelipisnya yang tiba-tiba terasa pening, pandangannya kembali teralihkan pada televisi yang masih setia menayangkan kecelakaan lalu lintas beberapa menit yang lalu.

Di sana, terpampang dengan nyata identitas si pengemudi yang nampak tak asing di kedua netranya.

"Baiklah, aku akan segera kesana."

Sehun mematikan sambungan teleponnya. Dengan langka yang lebar, Oh Sehun bergegas menuju kamarnya guna menyambar snelli yang tergantung rapi di gantungan baju. Langkahnya yang tergesa-gesa membuat sosok lain di mansion itu mengernyit heran dengan ulah sang kekasih.

"Kau mau pergi? Bukannya kau bilang kau sudah bertukar jadwal dengan temanmu?" Terselip nada tak suka dari bibir tipis Irene, kekasih Sehun.

"Kau tahu kan, akhir-akhir ini kasus kecelakaan di Seoul begitu tinggi. Dan rumah sakit juga kuwalahan menanganinya. Rumah sakit membutuhkanku Irene-ah."

Sehun menyambar kunci mobil yang tergeletak di sebuah rak minimalis yang berada di pojok ruangan. Irene berjalan mendekati Sehun yang saat ini tengah memakai pantofel nya.

"Tetapi kau sudah berjanji."

Sehun menatap Irene dengan tatapan yang teduh, tangan kanannya terulur membawa kepala sang dara kedalam pelukan.

"Aku akan menebusnya di malam natal." Ucap Sehun untuk menghibur Irene yang kini tengah menekuk wajahnya kusut.

"Berhati-hatilah dalam mengemudi karena salju turun dengan lebat kemungkinannya jalanan menjadi licin."

Sehun mendekatkan bibirnya pada kening Irene, mengecupnya lama sebelum ia pergi dari mansion-nya.

🥀🌹🥀🌹🥀🌹

Jam sudah menunjukkan pukul satu dini hari, nuansa gelap di ujung lorong rumah sakit seketika menciptakan aura mencekam di malam hari. Namun hal tersebut tak berlaku bagi seorang pria tampan yang kini tengah mendudukkan dirinya di sebuah kursi panjang yang disediakan di depan ruangan operasi. Bulir keringat nampak jelas membasahi dahinya yang cukup menandakan jika pria itu baru saja melakukan kegiatan yang begitu menguras energinya.

THE LEFT EARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang