TLE : Eight

316 85 57
                                    

The Left Ear : Eight 🥀
(Park Jiyeon - Oh Sehun)

(Vote dulu diawal bab, takutnya entar kelupaan ngga vote. Untuk next chap, gimana kalo 50 komen di bab ini?)

Jong-in terlibat konversasi cukup serius dengan Seojoon. Keduanya saling beradu tatapan tajam dengan kepalan tinju yang dijaga masing-masing.

"Menurutmu, dimana Jiyeon berada sekarang?"

Jong-in menyenderkan punggung lebarnya pada sofa kediaman Seojoon.

"Aku tidak tahu pasti, tapi aku berpikir jika Sehun mengetahui keberadaan Jiyeon."

Seojoon mengernyit heran saat dirinya mendapati nama yang terdengar begitu asing dikedua rungu.

"Sehun?"

"Mantan kekasih adikmu, Park Jiyeon."

Seojoon menggebrak meja lantaran terlalu shock mendengar pernyataan Jong-in.

"Jadi maksudmu, Sehun membawa kabur Park Jiyeon?"

Jong-in menegang ditempat, kembali menegakkan tubuhnya sembari menatap tatapan Seojoon yang seakan ingin menguliti dirinya.

"Aku tidak berkata seperti itu, hanya saja mungkin Sehun tahu dimana Jiyeon tinggal sekarang."

Seojoon menyugar surainya gemas, terlalu gemas hingga tanpa sadar beberapa helaian surainya tercabut tanpa sengaja.

"Antar aku bertemu dengan pria itu, sekarang!" Perintah Seojoon yang tidak dapat Jong-in elak. Sepertinya pertemanan yang ia bangun dengan Sehun beberapa tahun ini akan sedikit retak mulai dari sekarang, semenjak Sehun merencanakan balas dendamnya dan sekarang membawa Jiyeon pergi bersamanya.

Jong-in mengangguk, keduanya berjalan beriringan menuju mobil masing-masing. Jay yang baru saja datang pun dibuat terheran-heran melihat Seojoon dan Jong-in yang terlihat tergesa-gesa.

"Kemana mereka akan pergi?" Jay kembali memutar tungkainya menuju mobil. Membawa mobilnya selaju mungkin agar tak kehilangan jejak keduanya.

🥀🌹🥀🌹🥀🌹

Jiyeon dibuat terkesima dengan dengan ruangan minimalis yang terlihat elegan. Lampu kristal yang menggantung apik seakan mendominasi ruangan minimalis itu.

"Pekerjaanmu mudah, cukup ajari Heera cara bermain piano dengan benar."

Jiyeon menolehkan wajahnya dengan penuh keheranan.

"Heera, siapa dia?"

"Keponakanku."

Jiyeon mengangguk paham, kemudian jemari lentiknya menekan tuts-tuts piano.

"Kau tahu darimana jika aku bisa bermain piano?"

"Dulu saat festival sekolah, kau membawakan lagu Beethoven für elise dengan begitu piawai. Semua orang terbius dengan penampilanmu saat itu."

Jiyeon terdiam sejenak, "Ternyata kau mengenalku sebanyak itu." Ucap Jiyeon dengan suaranya yang terdengar sumbang.

"Apa dulu kau-"

Sehun menatap Jiyeon dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Apa?"

"Kau adalah salah satu penggemarku." Balas Jiyeon dengan penuh percaya diri. Membuat Sehun jengah hingga memutar bola matanya enggan.

THE LEFT EARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang