7 Baskara

697 55 37
                                    

Halo, sebelum kalian baca cerita ini aku cuma mau bilang jangan berekspektasi terlalu tinggi ya. Takut tidak sesuai harapan kalian. Cerita ini aku ingin buat sudah sejak lama tapi baru bisa terealisasi sekarang. Butuh waktu panjang untuk aku menulis ini karena masih mencari gaya penulisan yang pas. Semoga kalian suka ya! Happy reading!^^

Untuk part perkenalan ini panjang, ya. Jadi kalau lagi enggak mood tunggu mood baca kalian balik dulu ^^

-

Kamar berornamen abu-abu itu nampak sunyi. Similir angin dari AC yang tidak dimatikan dari semalam menelusur ke seluruh ruangan. Lantai marmer kamar itu tidak sepenuhnya kosong, terdapat banyak kertas bekas yang dibuang secara sembarangan. Lampu masih menyala menyinari seisi ruangan termasuk si empu kamar yang tertidur dengan menumpukan kepalanya di atas meja.

Abian Hansel Baskara namanya, umurnya baru saja menginjak 21 tahun. Seperti biasa, jika tidak ada jadwal perkuliahan atau jam kuliah siang pemuda itu akan bergadang semalaman. Tenang, ia bergadang ada manfaatnya kok. Hansel suka menulis lagu dan ia suka menulis dimalam hari. Katanya kalau malam inspirasi selalu datang entah darimana.

Waktu menunjukkan pukul 11 siang. Pantas saja tadi Hansel merasa panas sekali di badannya karena gorden jendela kamarnya tadi pagi dibuka oleh Mbak Ratih--si asisten rumah tangga--yang mengakibatkan sinar sang surya langsung masuk dan mengenai si empu kamar.

Pemuda itu menegakkan badan, berdiri dengan malas dengan wajah yang dipenuhi iler. Iya, iler. Walaupun ganteng Hansel juga ngiler kalau tidur. Bahkan, Inu suka ngomel kalau Hansel tertidur di kamarnya. Pokoknya Inu tidak mau tidur bareng Hansel. Padahal, Hansel sangat suka memeluk Inu kalau tidur. Katanya, Inu itu empuk dan cocok dijadikan guling. Inu itu siapa? Nanti kita kenalan.

Hansel melangkah dengan gontai. Matanya masih setengah terpejam, ia melangkah dengan hati-hati menuruni tangga. Sebenarnya, Hansel tidak suka punya kamar di lantai dua. Salah satu alasannya ya ini kalau bangun tidur ingin ke dapur untuk mengambil minum harus turun tangga dulu. Bukan apa-apa, cuma takut nanti dia jatuh dari tangga dengan terguling-guling lalu meninggal mengenaskan dengan kepala bocor seperti yang ada di sinetron. Hii, membayangkannya saja Hansel sudah ngeri sendiri. Dasar korban sinetron.

"Udah bangun lo?," tanya seseorang dari ruang keluarga.

"Belom, masih tidur gua," balas Hansel dengan sinis. Hansel tidak suka dengan pertanyaan basa-basi seperti ini. Buang-buang waktu saja.

Yang bertanya malah tertawa cekikikan sampai tidak bersuara. Siapa lagi kalau bukan Tara.

"Kok lu enggak kuliah, Bang?" Hansel duduk di sofa di samping Tara. Ikut menonton acara gosip di tv.

"Lagi enggak mood," jawab Tara asal. Kalian tau apa yang terjadi selanjutnya? Hansel dengan kejam menabok kepala abangnya itu. Tidak tanggung-tanggung, bunyinya sangat keras sampai Tara mengaduh. Kasihan Bang Tara.

Jangan salah sangka, ya. Hansel memang suka begitu dengan saudaranya. Mereka juga sudah biasa saja. Kalau ada satu orang yang bersikap tidak benar pasti Hansel yang akan turun tangan baru nanti si sulung yang menasehati lalu lanjut ke Ayah. Ada alasannya Hansel begini, dia punya pribadi yang tegas dan suka kesempurnaan. Bahkan, auranya sangat berbeda kalau sedang marah. Kata Inu, Bang Hansel bisa berubah jadi macan kalau lagi marah. Semenakutkan itu memang. Walaupun begitu, masih ada si sulung Gavin yang paling ditakuti. Jika Hansel ditakuti karena sikapnya yang tegas, beda dengan Gavin. Hanya dengan satu tatapan mengintimidasi semua adik-adiknya akan diam dan menurut.

"Lu kuliah apa main game, sih? Pake mood segala." Hansel jadi kesal sendiri mendengar jawaban Tara dan hanya dibalas cibiran oleh Tara. Ia terlalu malas untuk menanggapi omelan Hansel. Lebih baik kembali nonton acara gosip yang lagi bahas episode Ikatan Cinta tadi malam. Maklum saja, Tara adalah Mbak Andin lovers.

BASKARAWhere stories live. Discover now