Jam berbunyi tepat pada angka 6 pagi. Siswi SMA itu sudah berada di depan gerbang sekolahnya. Ia berdiam diri sambil menunggu gerbangnya dibuka. Kira-kira ia sudah menunggu sekitar 10 menit.
“Kamu udah datang dari tadi?” Satpam itu tampak terkejut melihat gadis itu datang lebih dulu dari dirinya.
“Iya nih pak, saya nunggu gerbangnya dibuka,”
Tanpa menunggu lama lagi, satpam itu langsung saja membuka kunci gembok dan mendorong gerbang sekolah itu.
“Nah, udah bisa masuk sekarang, neng...” Ucap satpam itu dan berusaha menyebutkan nama gadis itu.
"Ryujin, Shin Ryujin, Pak." Merasa mengerti maksud bapak satpam ini, ia langsung menyebutkan namanya.
“Makasih ya, Pak!” Ryujin segera masuk dan melangkahkan kakinya mengarah ke kelasnya.
Ia sudah sampai di kelasnya dan langsung duduk di bangku kesayangannya itu. Sambil mengipas-ngipaskan tangannya, ia teringat dengan tujuannya datang sepagi itu.
Ryujin yang baru saja duduk, langsung berdiri lagi dan mencari orang yang ia butuhkan. Tak sampai lima menit, akhirnya ia menemukan orang yang dimaksud.
Itu dia pak Agus.
Tanpa berlama-lama lagi, ia segera menghampiri orang yang tadi ia sebut pak Agus itu.
"Pak!" Teriak gadis itu dikala menghampiri pak Agus—Office Boy di sekolahnya.
"Iya ada apa, Neng?" Tanya pak Agus sambil memegang sapu.
"Bapak pegang kunci loker 'kan ya?"
"Iya, ada apa ya?"
"Jadi gini Pak, kunci loker saya tiba-tiba jatuh ke selokan pak, udah saya coba ambil tapi tetep ga bisa pak," Jelas Ryujin dengan panjang lebar.
"Boleh ga saya pinjem kunci bapak dulu? Soalnya ada barang yang harus saya ambil nih pak." Ia mencoba mencari seribu alasan untuk mendapatkan kunci itu.
"Oh, boleh kok, nomor berapa lokernya?" Ucap pak Agus sambil mencari kunci-kunci loker itu di rak yang ada di ruangannya.
"324, Pak."
"Sebentar saya cari dulu ya."
Ryujin hanya mengangguk sebagai jawaban dan diam kala menunggu. Tanpa menunggu terlalu lama, kunci bernomor 324 itu sudah berada di tangan pak Agus.
"Nih neng, tapi nanti balikin lagi ya kalau sudah." Ucap pak agus sambil memberikan kunci itu.
"Kalau saya duplikat dulu kuncinya boleh nggak pak? Biar nanti gak ribet minta ke bapak terus."
"Yasudah boleh, tapi jangan lama-lama ya balikinnya."
"Sip Pak, nanti kalo sudah selesai langsung cuss kasih Bapak," Ucap Ryujin dan diakhiri dengan kekehan kecil.
"Tapi Pak, jangan kasih tau siapa-siapa ya Pak! Apalagi guru-guru, ini jadi rahasia kita berdua aja, bisa-bisa saya di omelin nanti."
"Iya nanti saya gak bakal kasih tau siapa-siapa, rahasia berdua aja." Pak Agus menjawab dengan ancungan jempol.
"Sip Pak, saya balik ke kelas dulu ya, Pak."
Ryujin langsung kembali ke kelasnya setelah berpamitan pada OB di sekolahnya itu yang kira-kira berumur 25 tahun. Ia segera mengambil tempat pensil di dalam tas nya. Di dalam tempat pensil itu, ia mengambil pulpen dan sticky notes berbentuk persegi. Langsung saja ia menulis diatas sticky notes yang kosong itu.
YOU ARE READING
Bekal ;
RandomTentang adik kelas yang setiap pagi harus bangun pagi-pagi cuman buat bikin bekal untuk kakak kelasnya. ________________ ©N, 2O21