Kini jam sudah menunjukkan pukul 14.15 pada jam tangan milik Ryujin. Semua murid sudah diperbolehkan pergi dari sekolah 45 menit yang lalu.
Ryujin berjalan dengan badan yang tidak seimbang. Menuruni anak tangga dengan hampir terjatuh beberapa kali. Ia baru bangun dari tidur panjangnya di kelas itu. Kepalanya sedikit pening dan seluruh tubuhnya sangat sakit sebab posisi tidurnya tadi tidak begitu enak.
Ryujin memiliki satu tujuan sebelum pulang. Ia harus pergi ke loker milik kakak kelasnya dan mengambil kotak makan miliknya. Beberapa langkah lagi ia bisa melihat deretan loker itu.
Tapi ia mengurungkan niatnya ketika melihat kedua laki-laki yang sangat ia kenal berada di tempat tujuannya. Ryujin segera mundur dan bersembunyi di balik tembok. Ia cukup terkejut melihat mereka berdua.
Gue kira mereka udah pulang.
Disebrang sana Soobin berniat untuk menaruh kembali kotak makan ke dalam loker miliknya seperti yang disuruh adik kelasnya itu. Ia meminta Yeonjun menemaninya.
"Kenapa kita gak nunggu aja? Kali dia bentar lagi mau ngambil kotak makannya, terus kita bisa liat deh siapa orangnya." Ucap Yeonjun sembari menyenderkan tubuhnya di salah satu pintu loker kala menunggu Soobin.
"Kali aja dia udah pulang, ngambil kotak makannya besok." Soobin sudah selesai dan mereka berdua ingin beranjak pergi untuk pulang.
Bruk..!
Sial.
Bunyi itu berasal dari Ryujin yang terjatuh karena ia masih sedikit pusing. Kedua lelaki itu sontak terkejut mendengar suara yang cukup keras itu.
"Suara apaan tuh?" Tanya Yeonjun kepada Soobin yang sama bingungnya.
"Aw.." Suara rintihan Ryujin juga terdengar oleh Soobin dan Yeonjun.
"Ada yang jatuh deh kayaknya,"
"Jangan kayaknya, bodoh! Ayo kita samperin." Soobin segera menuju sumber suara dan Yeonjun segera mengikutinya.
Sekarang Ryujin hanya bisa terdiam dan mengumpat di dalam hatinya mendengar suara langkah kaki yang makin mendekat ke arahnya. Mengapa ia sangat bodoh. Bisa-bisanya terjatuh disaat sedang menguping pembicaraan orang lain.
"Eh lo gak papa?" Ucap Soobin sambil mengulurkan tangannya untuk membantu gadis cantik di depannya itu.
"Eh iya, gak papa kak," Ryujin menerima aluran tangan dari kakak kelasnya itu.
Tangannya aja alus bener anjir.
"Tadi aku agak pusing, makanya jatuh." Jelas Ryujin setelah ia bisa berdiri tegak.
"Tapi lo udah beneran gak papa? Bisa jalan gak?" Kini giliran Yeonjun yang bertanya.
"I-iya gak papa, masih bisa jalan kok." Sejujurnya Ryujin masih sedikit pusing sekarang.
"Saya duluan ya kak." Ryujin segera melangkah setelah berpamitan.
Baru dua kali melangkah, tubuhnya kembali tidak seimbang. Soobin dan Yeonjun kembali khawatir pada gadis ini.
"Serius lo gak papa? Gue anter pulang aja deh." kata Soobin yang langsung sukses membuat mata Ryujin membulat sempurna.
"G-gak usah kak, ngerepotin kakak nanti jadinya." Ryujin berusaha keras menolak tawaran—yang sebenarnya rezeki untuk kaum hawa—dari kakak kelasnya.
"Lo pulang naik apa?"
"Naik bis sih kak, tapi gak papa kok," Ryujin masih terus menolak.
"Yang ada entar belum sampe halte depan, udah pingsan lagi." Ucapan Soobin membuat bungkam Ryujin. Ia tak tau harus berkata apa lagi.
YOU ARE READING
Bekal ;
RandomTentang adik kelas yang setiap pagi harus bangun pagi-pagi cuman buat bikin bekal untuk kakak kelasnya. ________________ ©N, 2O21