Neira dan kota hujan

21 1 0
                                    

Sudah libur akhir semester aja, ga berasa. Sibuk merindu ??

Bunda dan kampung halamannya seperti destinasi yang paling tepat dituju untuk saat ini. Si kota hujan, bogor. Tidak pernah ada yang special selain rumah oma, rumah masa kecil neira rumah yang penuh suka cita.

"Sudah siap kan nei? Jangan sampai ada yg ketinggalan loh" kata bunda berbicara tanpa melirik, jujur saja sedang sibuk packing

"Bunda ini ga kebanyakan? Kaya mau pindahan aja" protes neira

"Iya, kalau kamu suka" jawab spotan bunda, tapi serius.

"Nei selalu suka bogor karna ada oma disana"

"Nei suka sama sesuatu itu ga perlu alasan, kalau suka ya suka aja" ah benar juga si bunda kalau suka yang suka aja ga perlu ada alasan, nanti kalau alasan nya mengecewakan kan suka nya ikut hilang, dasar neira.

Mencermati baik-baik kalimat dengan makna tersirat dari bunda dengan cara melamun, lagi. Ini tuh sedang membahas mau pindah ke bogor atau membahas 'dia' dengan menggunakan dalih tersirat sih??

"Iya bunda,nei suka bogor" dengan senyuman tersirat karna masih kepikiran kalimat bunda barusan

"Rencananya kita akan pindah kebogor nei, biar oma ada teman nya"

"Sekolah nei disini bagaimana bunda? Nei bukan ga mau ikut tapi masa sudah mau penghujung tiba-tiba pindah sekolah?" Lesu kalau sudah begini

"Ya ga sekarang juga anak baik, kita pindah setelah kamu lulus nei sekarang punya banyak waktu deh buat cari univ"

"Musyawarah dong bun, biar ga miskon gini hehe" nyengir neira

Ting

Neira lagi berbahagia, mau telfonan sama fylnn nya biarin aja dulu ya? Nanti juga kecewa lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Neira lagi berbahagia, mau telfonan sama fylnn nya biarin aja dulu ya? Nanti juga kecewa lagi.

Setelah melihat kata leggo dari riel neira langsung semangat menekan tombol telfon di benda pipihnya

"Pagi dari jogja" sapa yang disana seperti sedang baik-baik aja

"Pagi juga dari kamar"

-ah lupa kamu sudah, aku belum"

"Apanya nei?"

"Tanya kabar" sebenarnya sih mau jawab kamu sudah menyatakan aku nya yang belum

-jadi.. apa kabar?"

"Aku baik, mama juga baik ayah katanya juga begitu"

"Glad to hear that iel, bunda juga baik ga marah cuma kaget aja karna ga dikasih salam perpisahan"

"Bukan salam perpisahan nei, salam sampai jumpa kembali aku koreksi" sampai jumpa kembali katanya? Bertemu lagi? Gatau deh.

"Memang nya ada salam kaya gitu?"

"Ada, karna aku azriel" menyebalkan, tapi memang benar.

"Hari ini eum nanti siang tepatnya aku mau ke bogor" sekedar informasi dari neira bukan maksut hati minta di susul

"Oma sakit nei? Atau acara keluarga? aku harap sih opsi kedua"

"Oma baik iel, baik sekali. Acara keluarga? Gaada cuma mau aja tiba-tiba bunda mau tinggal kebogor"

"Pindah? Kukira cuma mau liburan seperti biasanya" biasanya, sudah jangan heran fren ya kan riel dan neira sudah sama-sama sejak lama, sebagai teman.

"Kali ini pindah, aku kuliah disana"

"Iya nei, selalu ku doakan kamu baik-baik saja disana"

"Doamu ga kekabul satu sepertinya"

"Bagian mananya yang ga kekabul nei?"

"Bagian perasaanku" salah nei, salah sekali. Harusnya jangan dulu mengalihkan topik kesana, dasar ga sayang hati.

"Perasaan yang mana nei? Kalau perasaanku masih sama seperti isi surat nya"

"Gamau dengar versiku?" Nekat, neira sudah ya.

"Engga untuk saat ini nei"

"Iel perasaanku kan hak ku, terserah aku mau menempatkannya dimana"

"Iya nei, yang penting bukan sama aku" nah kan nei, sudah diperingati tapi tetap maksa

"..............." Udah ya nei, sampai sini dulu jangan dipaksa kalau belum ada izin gasopan nei namanya

"Nei? Sudah dulu ya? Mama lagi butuh bantuanku, stay save ya jangan lupa antimo nya di minum bunda kan suka lupa bawa kresek" sekarang masih mau tanya kenapa neira mau menaruh hati nya sama pria satu ini?

Sambungan terputus sepihak, dari jogja.

NeiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang