05

19 5 0
                                    


SELAMAT MEMBACA 🤗

******

Zoe berjalan menggapai saklar lampu dan menyalakannya. Saat lampu sudah menyala ,ia tersentak ,seketika tubuhnya bergetar,ia merapatkan tubuhnya kedinding. Zoe menatap sosok itu waspada,"mau apalagi kau kemari?."

Lelaki itu bersandar ditembok samping pintu sambil memainkan kunciran hitam millik zoe dijari-jarinya,"menepati perkataanku."

zoe menatap bingung pria didepannya.

Zane yang langsung mengerti raut wajah zoe pun menjelaskannya,"seperti kataku waktu itu,aku akan mengawasimu,dan mulai sekarang aku akan mengawasimu 24 jam."

Zoe tidak terima dirinya diawasi selama itu,lelaki itu kira dia pidana percobaan apa hah?!.

"untuk apa kau melakukan itu,?," tanya zoe berusaha untuk menahan kegugupan dalam dirinya.

Zane menatap serius kearah zoe,"aku harus memastikan kau benar-benar menutup mulutmu tentang kejadian yang sebelumnya kau lihat."

Astaga orang ini sangat tidak percayaan ya rupanya. Zoe mendengus kesal, tatapan tajam milik pria itu mengganggu penglihatannya,"ugh baiklah,lalu dimana kau akan tinggal?"

"disini."

Zoe membelalakan matanya,oh tidak mungkin dia akan membiarkan seorang lelaki asing tinggal bersama dirumahnya,apa kata tetangga nanti?,pasti mereka akan berprasangka buruk padanya,ia akan dianggap gadis tidak baik,oh sungguh tidak bisa ia bayangkan reaksi mereka."ekhmm."

Zoe menggelengkan kepala,"tidak-tidak,kau tidak bisa tinggal disini!."

Zane tersenyum miring,"sayangnya aku tidak meminta izinmu miss Walter."

***


Pagi ini adalah pagi terburuk dalam hidup ku ,pagi hari sudah disambut oleh tatapan tajam pria yang sejak semalam hanya berdiam diri disofa sambil mengawasi ku dengan intens.

Aku mengurut kepalaku yang terasa pening. Setelah seharian kemarin aku belajar hingga larut malam,disambut dengan kedatangan makhluk tak diundang yang membuatku merasa kesal,bahkan dengan tidak tahu diri pria itu mengadu lapar dan memaksa dibuatkan makanan,ditambah tidur ku yang tidak tenang karena terus diawasi  mata tajam bak elang pria itu.

Pria itu memperhatikan gerak gerik ku yang bangkit dari ranjang dengan langkah gontai sambil memegang kening.

Pria itu bangkit mengikuti kemana pun aku pergi,mulai dari kamar ke ruang tamu lalu ke dapur,bahkan pada saat aku keluar untuk menyiram tanaman pun pria itu tetap mengawasi gerak gerikku. Mulai dari menyiram,memetik,menyapu teras, dan mencabut rumput.

Risih, aku hanya bisa memaki pria itu dalam hati. Aku berhenti ,membuat makhluk itu menabrak punggung ku. Aku membalikkan tubuh menghadap pria itu dengan kesal,"bisakah kau berhenti mengikutiku?!,aku bukan induk mu tau!."

Ya memang benar ,tingkah pria yang terus mengekor dibelakang ku membuat pria itu terlihat seperti anak bebek yang mengikuti induknya kemana-mana.

"aku hanya mengawasimu."

"Heh! dirumah ini cuma ada kita berdua,jadi kau takut aku membocorkan masalah itu kepada siapa hah?!,"aku menghela nafas jengah dengan tingkah pria dihadapkan ku ini. Aku pergi meninggalkan pria yang masih setia menatap gerak gerikku.

"HEH!"

"apa yang kau lakukan dasar pria mesum!,"aku memukul perut pria itu karena hendak ikut masuk kedalam kamar mandi.

"hentikan," geram pria itu menahan tangan ku yang terus menerus memukulnya.

"keluar kau dasar mesum!"

"aku tidak mesum," ucapnya datar.

"lalu apa yang kau lakukan disini?!."

Dia menunjuk sarang laba-laba yang ada diatap kamar mandi menggunakan dagu. aku menatap bingung laba-laba itu.

"aku takut kau memberi tahu makhluk kecil itu." oh alasannya sungguh konyol. Aku tidak tahu apa pria dihadapkan ku ini terlalu polos atau memang bodoh.

"astaga itu hanya hewan,dia tidak bisa berbicara bodoh," ucap ku terkekeh.
pria itu terlihat kesal saat ku panggil bodoh.dia melangkah keluar dari kamar mandi dan pergi menuju ruang tamu.

"astaga,begitu saja baper," aku menggeleng menutup pintu kamar mandi dan melakukan ritual yang sempat tertunda.

***

Semua mahasiswi yang berlalu lalang menatap ke arah pria disampingku yang sedari tadi mengikuti kemana pun aku pergi.

Cukup sudah ,aku risih karena mereka yang memandangku terlalu terang-terangan seperti ini. Mereka menatapku seolah tidak percaya melihat ku berjalan berdampingan dengan pria disamping ku ini.

Ya aku tidak heran karena memang wajahnya sangatlah tampan dan sudah bisa dinobatkan sebagai salah satu mahakarya tuhan yang sempurna. tapi sayangnya aku sudah dibutakan dengan sifatnya yang menyeramkan serta menyebalkan. Jika dia tidak memiliki sifat itu mungkin aku sudah menyeretnya untuk segera ku nikahi.

"bisakah kau tidak mengikuti ku terus?."

"tidak."

Huh, aku berjalan lesu memasuki kelas menghampiri Mia salah satu teman satu jurusanku. Aku mengajaknya duduk bersama.

"siapa pria tampan yang ada disebelahmu itu?," tanya mia tersenyum centil melirik pria yang masih fokus menatap ku.

"penguntit."

Satu kata itu membuat Mia melunturkan senyumnya dan segera berdiri. Dia menggeser tempat yang aku duduki dengan rusuh. Mia duduk diantara tempatku dan pria yang kusebut penguntit itu. "hih dasar pria mesum, percuma saja tampan kalau tidak ada akhlak!," bisik mia sinis namun menekan kata ‘mesum’ agar terdengar oleh orang disekitarnya.
Aku terkekeh melihat tingkah temanku yang satu ini.

******

.

.

.

.

.

huh kependekan gk si?

🙏🏻terima kasih sudah membaca🙏🏻

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 23, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PRECIOUS SOULTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang