Tertinggal
Happy reading!
====="Mampus! Pasti gue telat lagi," decak Zhafira. Buru-buru keluar dari kelasnya, menuju lapangan sekolah.
Selain hari senin, hari jumat selalu menjadi hari yang paling merepotkan baginya, karena kedua hari itu pasti ada saja alasan yang membuat dirinya terlambat. Seperti kejadian beberapa menit yang lalu, saat Papanya, Zayyan, Zayn, terakhir Ares yang menyita sebagian pikirannya, sampai apel pagi di hari jumat tidak lagi di ingat olehnya.
Kalaupun Zhafira tepat waktu, berarti suasana hatinya sedang baik, sehingga panggilan Bi rahma sampai ke telinganya, dan otaknya bisa mengingat momen paling sakral itu.
"Jangan sampai Pak Ardan udah stay di lapangan," ujar Zhafira semakin cepat melangkah.
Zhafira akan meminta pertanggung jawaban cowok-cowok itu, kalau dia terlambat mengikuti apel. Karena dia tidak mungkin kelayapan dulu, seandainya mereka tidak memgacaukan suasana hati serta otaknya.
Sekali lagi, dalam satu menit terakhir, Zhafira kembali mengecek jam yang melingkar manis di pergelangan tangannya.
"Pukul tujuh," pekik Zhafira. Mulai berlari. "Alamat masuk bk lagi gue," tambahnya berdecak.
Tidak bisa Zhafira bayangkan, hukuman seperti apa lagi yang akan dia terima. Seingatnya semua hukuman yang kerap kali di berikan guru paruh baya itu sudah dia cicipi semua. Baik yang rasa ibu tiri, pekerja rodi, sampai babu.
"Ampun...." Zhafira meraup oksigen rakus. "Gue- capek, banget," keluhnya.
Tanpa banyak kata lagi, dia segera melenggang diam-diam. Memasuki kerumunan siswa-siswi yang entah kenapa masih amburadul saat mereka seharusnya berada dalam barisan kelas masing-masing.
"Barisan kelas gue mana anjir?" Decak Zhafira. Mengedarkan pandangannya kesana-kemari, mencari teman-temannya.
Zhafira mengusap peluh di dahinya. Sekarang dia pusing. Melihat mereka malah berpencar, dan memekik saat suara kendaraan terdengar memasuki sekolah.
"Ada apaan sih?" Gumam Zhafira.
"Bantuin woy. Lo pada nggak guna banget sih."
Kakinya berhenti melangkah. Dia mengenali suara barusan.
"Silyehalgeyo!" tukas Zhafira. Berusaha membelah kerumunan yang semakin padat saja.
Grap
"Eeeh!" Tandas Zhafira kaget, tatkala tangannya di tarik buat mundur ke belakang.
"Lo-"
Mulut Zhafira kembali tertutup. Melihat Allisya bersidekap dada di hadapannya. Sedang memandang Zhafira datar.
"Lo mau kemana? Udah tahu badan kecil bin pendek, ngapain nekat buat nyelip di kerumunan? Mau penyok?" Cecar Allisya bak Ibu yang memarahi anaknya.
Zhafira mendesis panjang. "Soal itu nggak usah lo pertanyakan lagi, gue nyelip tentu karena gue penasaran. Lo bisa jelaskan apa yang sedang terjadi sekarang?" Tanyanya balik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Critical Point (REVISI)
Teen Fiction(PLAGIAT DIHARAP MENJAUH. NULIS SATU CERITA NGGAK GAMPANG! ) #01 on accident (10 oktober 2021) #02 on hurt (13 oktober 2021) #02 on harapan (1 november 2021) "ZAYN PACARNYA ZHAFIRA I LOVE YOU!" jangan tanyakan ekspresi Zayn ketika Zhafira berteriak...