_Happy📖Reading_
°
°
°
°
°
🦋 Gadis kleptomania 🦋Setelah menangis cukup lama. Fia memutuskan ke Rumah Sakit untuk mengobati lukanya. Fia ingin meminta bantuan Rafli atau Cia untuk menghantarkan ke Rumah Sakit, tetapi tangannya tak bisa menyentuh Handphone saat akan menelpon mereka. Fia terpaksa naik ojek untuk ke Rumah Sakit.
Setelah lukanya diobati oleh Dokter. Dia memutuskan akan pulang. Namun, dia melihat seseorang yang dirinya kenali. Fia menatap orang itu. Ternyata itu Rafli, Citra, dan Mamanya Citra. Ngapain Rafli disini sama mereka? Sebenarnya ada hubungan apa mereka? Kenapa mereka bisa deket gitu? Kini pikirannya bertanya-tanya.
Fia hendak menghampiri mereka, tapi saat sudah dekat dengan mereka dia urungkan. Kini dia hanya menatap dan mendengarkan ucapan mereka dari jarah yang tak jauh dari sana. Namun mereka tak menyadari ada Fia disana.
Rafli mengelus rambut Citra. "Kamu cepet sehat lagi ya," ucap Rafli lembut.
"Selama belum ada donor buat aku. Aku bakalan sakit terus," balas Citra menunduk lesu.
Rafli mengangkat wajah Citra agar menatapnya. "Hei, aku yakin, kita pasti dapat donor buat kamu. Kamu jangan sedih. Kamu pasti sembuh," tuturnya.
Fia mendengar itu mengerutkan keningnya. Donor apa? Citra emang sakit apa sampai butuh donor?
"Sayang.... Mama yakin kamu pasti sembuh. Kita semua termasuk papa berusaha cari donor buat kamu. Kamu jangan sedih ya. Kamu pasti sembuh," ujar , menenangkan anaknya.
"Senyum dong, jangan cemberut gitu," ucap Rafli, mencubit pipi Citra. Citra tersenyum tipis.
Mama Citra mengelus rambut Citra dengan tersenyum. "Jangan sedih dong. Kamu harus senyum terus sampai hari pertunangan kamu nanti."
Citra mau tunangan?
"Bener kata mama kamu. Calon tunangan aku harus selalu senyum. Gini, senyum gini. Nah kan cantik," ujar Rafli menarik bibir Citra ke atas agar tersenyum.
Deg
Fia menutup mulutnya dengan tangannya yang di perban. Dia benar-benar tak percaya mendengar ucapan Rafli. Citra calon tunangan Rafli? Kenapa Rafli sembunyikan semuanya dari dia? Ternyata selama ini mereka sudah saling kenal.
Fia mengigit bibir bawahnya dengan air mata yang mengalir. Dia benar-benar tak percaya. Orang yang selama ini selalu ada buat dia. Orang yang dia percaya. Orang yang berstatus sebagai pacar selama dua tahun ini. Dia. Dia mengkhianati dirinya!!!
Citra memegang tangan Rafli dengan tersenyum lebar. "Ih... apaan sih. Ini udah senyum. Nih," ujarnya dengan memperlihatkan senyum lebarnya.
Fia tak kuat melihat itu semua. Dirinya langsung pergi dengan perasaan yang hancur.
🦋 Gadis kleptomania 🦋
Sampai di mansion, Fia langsung menangis di kamarnya. Dirinya masih tak menyangka. Rafli orang yang menjadi penyemangat. Orang yang dia percayai. Dia akan bertunangan dengan adik tirinya!! Tanpa sepengetahuannya!!
BRAK!
Fia telonjak kaget mendengar suara pintu. Dia langsung turun ke bawah. Saat di ruang tamu. Fia melihat Arya berjalan sempoyongan.
"Papa," beonya.
Fia menghampiri papanya. Dia membantu papanya agar duduk di sofa. Sesekali dia meringis saat tangannya tersenggol papanya yang sedang mabuk.
"Papa mabuk?" tanya Fia.
"Hahaha ada anak pembawa sial," ucap Arya mabuk.
Deg
Fia tersenyum kecut saat mendengar papanya menyebutnya anak pembawa sial. Papa lo lagi mabuk Fia, jadi jangan di masukin hati. Lo tenang.
"Papa kenapa mabuk?" tanya Fia lembut. Meskipun tadi pagi dirinya mengatakan benci dengan Arya. Namun, nyatanya tak bisa. Dirinya sangat menyayangi papanya, sebab hanya papa lah yang dia punya sekarang.
"Saya benci kamu anak pembawa sial!" desis Arya menatap tajam Fia. "ANAK PEMBAWA SIAL!! SAYA BENCI KAMU!!"
"Papa kenapa?" Fia hendak memegang Arya, namun di tepis kasar. "Aw..." ringisnya. Dia lupa jika tangan sedang di perban.
"HAHAHA DASAR ANAK PEMBAWA SIAL!!!" Arya berteriak dengan menjambak Fia. Sedangkan Fia hanya meringis merasakan sakit. Dia tak bisa melawan dan tak bisa menghindar.
"Pa-"
Plak!!
"DIAM KAMU ANAK PEMBAWA SIAL!!! GARA-GARA KAMU ISTRI SAYA MENINGGAL!!!"
Plak!!
"SEHARUSNYA DARI DULU KAMU MATI!!! TIGA KALI ISTRI SAYA MENYELAMATKAN NYAWA KAMU!!! DAN SEKARANG ISTRI SAYA SUDAH TIADA KARENA KAMU!!!"
"M-maksud papa apa?" Fia menatap papanya dengan air mata.
"Maksud saya?" Arya langsung mencengkeram tangan Fia yang di perban. Fia menahan rasa sakit dengan mengigit bibir bawahnya.
"Kamu itu pembawa sial! Karna kamu! Istri saya meninggalkan saya!! ITU SEMUA KARNA KAMU!!! ISTRI SAYA BERKORBAN DEMI KAMU!!! DEMI ANAK YANG TIDAK BERGUNA SEPERTI KAMU!!! DARI AWAL KELAHIRAN KAMU. SAYA SUDAH TIDAK MENYUKAI KAMU!!!"
"SEHARUSNYA KAMU YANG MATI FIA!! KAMU YANG MATI!!" Fia menatap mata tajam papanya. Arya menatap mata Fia. Arya terhanyut melihat mata itu. Mata hitam pekat yang indah. "M-mata itu. Mata itu seharusnya milik bukan milik kamu..." lirih Arya langsung tak sadarkan diri. Mungkin karna terlalu banyak minum.
"Mata? Mama? Apa maksudnya papa?" beonya menatap papanya yang tak sadarkan diri.
Dia akan menanyakan ini besok pagi pada papanya. Sekarang dia membopong papanya ke kamar. Dengan susah payah. Fia sampai di kamar papanya.
Fia menatap papanya sedu. Dia menyelimuti papanya. Fia mencium kening papanya. "Fia sayang papa. Fia ngak bisa benci papa. Papa orang yang Fia punya sekarang. Papa kenapa benci Fia? Kenapa papa berubah? Apa yang buat papa benci Fia?" ucapnya.
Kini matanya menatap tangannya. Perban yang ditangannya sekarang terbuka. Lukanya terlihat parah. Ada darah disana, mungkin karna cengkraman papanya tadi. Dia menghela nafasnya pelan, dan memutuskan kembali ke kamarnya.
September 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis kleptomania (On Going)
Teen Fiction"FIA! SAMPAI KAPAN KAMU TIDAK MAU KE PSIKIATER?! KAMU MAU SEMUA TEMAN SEKOLAH MU TAU. KALAU KAMU SEORANG PENCURI!!" Arya menatap tajam putrinya. "Papa ngak usah urusin hidup aku. Lebih baik papa urusin keluarga baru papa," jawabnya dengan ketus. "PA...