40.

1.5K 79 0
                                    

Kejutan tak terduga

Happy reading!
=====

Allisya, Allina serta Zhafira berdiri bersisihan, setelah turun dari mobil yang mengantar mereka ke tempat perkemahan anak-anak Garuda.

"Lo yakin tempatnya ini?" Celetuk Alina. Parno sebelum menjejal hutan yang tampak menyeramkan di matanya. Berhubung mereka sampai di lokasi highland camp pagi-pagi sekali.

Zhafira mengangkat ponselnya. Menyamakan potret hutan yang di kirimkan Pak Ardan padanya, dan hutan yang ada di hadapannya.

"Kayaknya iya," gumamnya. Membuat Allisya menghadiahi pundaknya geplakan.

"Nggak ada kayaknya ya Zha. Jawaban lo harus jelas!"

Alina mengangguk. "Iya. Karena jangan sampai kita salah tempat," ujarnya.

Pandangan Zhafira mengedar. Mengamati setiap sudut hutan tempat mereka di turunkan, dan segala tetek bengeknya, seperti papan informasi, juga penandah jalan lainnya.

"Benar kok," ucap Zhafira. "See, disitu tertulis dengan jelas Highland camp curug panjang," sambungnya. Mengarahkan telunjuknya ke depan, tepat ke papan besar yang besarnya sampai selebar jalan.

Kening Allisya menyatu, sembari mengarahkan pandangannya ke jalan yang muat di lalui mobil. Gadis itu menghela nafasnya, sepertinya mereka turun terlalu cepat. Seharusnya mereka minta di antar sampai ke dalam sana.

"Kok gue ragu ya?"

Apa yang dilakukan Allisya tak jauh berbeda dengan apa yang Alina lakukan. Dia juga sibuk menilai jalan itu, seraya memperhitungkan kekuatan kakinya bila menempuh jalan yang panjangnya belum bisa diperkirakan.

Grap

Allisya meraih ponsel di tangan Zhafira. Biarkan dia yang memastikan benar atau tidaknya petunjuk yang Zhafira baca.

"Harusnya sih benar ya," gumam Allisya. Terus membaca alamat serta petunjuk yang di kirim Pak Ardan.

"Yang benar Al?"

Zhafira menepuk pundak Alina. "Benarlah. Gue nggak mungkin salah," sahutnya.

"Kalau udah benar, tunggu apa lagi? Cuss kita gass!" Seru Alina. Beranjak duluan, di ikuti Zhafira di belakangnya, lalu Alina.

"Kajja!"

Detik berikutnya, mereka beranjak. Berjalan dengan keyakinan yang berusaha ketiganya tanamkan di hati masing-masing.

Jarak yang mereka tempuh cukup dekat ternyata. Dari parkiran, ketiganya tinggal melewati jembatan bambu saja, untuk sampai ke kantor tiketing.

"Owalah. Kirain kita bakal jalan jauh banget," celetuk Alina. Saat mereka telah selesai membayar tiket masuk.

Allisya mengangguk. "Sekarang kita kemana?" Ujarnya. Kembali mengamati sisi highland camp lainnya.

"Kata Pak Ardan, dari sini kita tinggal ke campsite Nirmala."

"Campsite nirmala yang mana?"

"Ikut gue," ucap Zhafira. Seolah mengerti seluk-beluk tempat itu.

Ketiga gadis itu kembali menelusuri bagian highland camp, menuju salah satu campsite yang berada di seberang jembatan bambu yang ukurannya lebih kecil dari jembatan bambu pertama.

Disepanjang jalan, Alina terus berdecak kagum. Melihat lokasi campnya terbilang luas, dengan pohon-pohon yang menjulang dimana-mana.

"Nanti, kita bakal ada kegiatan juga nggak sih?" Tanya Allisya.

Critical Point (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang