2. REPEATING

6 0 0
                                    

"Waktu ga akan menunggu, lepaskan yang sudah hilang dan hargai yang masih ada"

Malam seperti ini sudah Radeska rasakan berkali - kali hingga membuat Radeska bosan.

Apalagi dari tadi Radeska mencoba untuk menelpon Syafa, tetapi tak kunjung dijawab. Entahlah Syafa sedang sibuk apa malam ini, mungkin dia seleb. haha

Radeska menaruh handphone nya di saku hoodie yang ia kenakan, dan berjalan keluar rumah. Mungkin dengan melangkahkan kakinya diatas jalanan aspal, yang lumayan ramai akan mengusir rasa bosannya.

"Mau nyebrang ke supermarket aja udah kayak nyebrang di perempatan Hongkong, rame bener."

"Ikutin gue!"

"Eeh,"

Tangan kekar yang tiba tiba menggenggam tangan Radeska itu menarik paksa agar mengikutinya. Radeska kuwalahan mengikuti langkah lebar itu hingga mereka tiba di depan supermarket.

"Kita impass." Kata cowok itu, kemudian pergi meninggalkan Radeska.

"Tu cowok kalo lagi nggak sama dua temennya sok jadi cowok misterius, cowok cool. anjaaai"

Setelah itu Radeska melangkahkan kakinya menuju ke dalam supermarket. Sebelum masuk, handphonnnya bergetar. Tertera nama Syafa disitu. Radeska mengangkatnya sambil melanjutkan lngkah kakinya yang tertunda.

"Lo dari tadi kemana aja sih Fa?"

" Yaelah maap, tadi gue abis ke gereja sama oma. Lagian lo ngapain nelpon gue sampe nyepam gityuu?"

"Tadi gue bosen dirumaah, mau ngajakin lo keluar. Lo nya nggak bisa dihubungin." Ujarnya, dan langkahnya berhenti.

"Udah dulu ya, gue sibuk!" Sambung Radeska

Tangannya mengambil snack di depannya.

"Yeee kamprett, yawdah gue mau bobo syantik dulu. baaii muachh."

tutt tuuttt

"Dih!"

Dan akhirnya Radeska melanjutkan acara belanjanya. Dia tidak banyak mengambil makanan ringan, tetapi banyak mengambil susu coklat. Setelah selesai, Radeska membayar dan langsung pulang ke rumahnya dengan agak tergesa.

Sesampainya di rumah, Radeska segera menuju dapurnya. Menaruh cemilannya di atas meja, dan segera masuk ke dalam kamar mandi yang tersedia di samping dapur.

Terlihat dari luar kamar mandi di dapur tersebut, Radeska berteriak kencang memanggil mamanya.

***

Pagi harinya, Radeska berangkat sekolah pagi-pagi sekali.

"Maaf permisi!" Suara melengking Radeska sambil berlari di lorong koridor. Radeska terus berlari hingga sampai tujuannya.

Radeska juga mendengar caci maki dari teman seangkatannya maupun dari kakak kelasnya. Tapi Radeska hiraukan karena hasratnya sudah tidak bisa diajak becanda.

Setelah sampai tujuan, Radeska segera mengunci pintu kamar mandi tersebut.

Hingga waktu menunjukkan pukul 06.59 yang sedikit lagi jam pelajaran akan segera dimulai. Tetapi Radeska belum juga keluar dari kamar mandi.

Syafa yang cemas karena Radeska belum juga ada di dalam kelas merasa kesal. Mengumpat kepada semua teman sekelasnya.

"Jancok kabeh, nengndi sih Deska kok durung melbu kelas!?" Umpat Syafa, tepat di depan muka Pam-pam. Cowok gendut dikelasnya.

Sedikit inpo, asli nama Pam-pam tuh sebenarnya Fauzi. Karena dia gendut banget jadinya dia dipanggil Pam-pam.

"Ngagetin lo anjing!" Sentak Pam-pam.

Kriiinnggg Kriiiiinnggg

"Anjir kaget lagi gue gegara bel sialan!"

Pam-pam mengelus dadanya untuk meredakan rasa emosinya. Acaranya yang akan pergi ke kantin jadi gagal karena bel masuk sudah berbunyi. Alhasil Pam-pam melangkahkan kakinya untuk kembali duduk di bangkunya.

"WOI! GUE BELUM TELAT KAN?"

Itu suara Radeska, dia berteriak sambil menenteng sepasang sepatunya yang belum dipakai.

Ketika terdengar suara bel masuk, Radeska bergegas merapikan pakaiannya dan menata rambutnya yang dibiarkan tergerai. Setelah itu Radeska langsung berlari menuju kelasnya.

"Tuh kan gue kaget lagi! Gak mau tau pokoknya ntar istirahat kalian berdua harus traktir gue makan!"

Radeska yang tiba-tiba membuka pintu kelas dengan keras, serta napasnya yang tidak teratur, bingung. Karena dengan seketika Pam-pam berbicara seperti itu.

"Radeska, Kemana aja lo keong? baru masuk kelas." Ucap Syafa sambil berjalan menuju Radeska yang masih mematung di depan pintu, dan menyeretnya ke tempat duduk mereka.

"Awas kalian berdua, ntar istirahat gue tagih!" Kata Pam-pam menggebu.

"Opo jare!" Kesal Syafa menatap Pam-pam.

Radeska meletakkan tasnya dan di lanjut dengan memasang sepatunya.

"Fa, tau ga sih rumah gue listriknya eror dari semalem. Jadi semalem gue tidur gelap gelapan dan sendirian pula. Terus tadi pagi masih mau dibenerin, Alhasil gue mandi di sekolah deh." Ucap Radeska dengan nada lesu.

Syafa yang mendengarnya ingin tertawa tapi ia tahan, karena dia juga kasihan terhadap teman sebangkunya itu.

"Bodo amat ah! Tadi gue tuh khawatir sama lo, kenapa belum dateng."

"Tapi tadi gue berangkat pagi ya!"

"Iya-iyaa. Dan tadi tuh gue sempet teriak di depan mukanya Pam-pam, terus dia kaget, terus lo juga ngagetin. Nah makanya dia minta traktir." Kata Syafa dengan menahan ngakak.

"Yaudaa ntar traktir aja, sekalian gue ya! hehe." Cengir Radeska lebar.

"Opo jaree." Jawab Syafa.

《 ¤ ~ ¤ 》

Haiiii rekkk..❤❤ aku balik lagii..
Jangan lupa follow akun aku - vote - komen oke😗
Insyaallah nggak ada typo
Kalo masih ada tolong komen yaa😘😊
Sayang kalian uhuui💋

TBC

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 22 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KUOKKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang