3. SELAJUR

1 0 0
                                    

pengalaman hidup mempermudah orang untuk mengerti perasaan yang ditanggung orang lain

*****

Pagi yang cerah di hari Minggu, Danis yang tengah asik mencuci sepeda motor sambil bernyanyi riang diiringi suara musik tetangga.

Davis, cowok itu baru saja bangun dari tidurnya. Melangkah dengan membawa toples berisikan camilan. Sepertinya menonton Danis yang sedang mencuci motornya seru juga. Davis duduk di tepian kolam, disitu terdapat kursi yang nyaman untuk menonton Danis mencuci motor.

"Motor lo kapan mau diambil?" Danis berhenti bernyanyi ketika melihat abangnya itu duduk menontonnya.

"Sama Papi udah dibeliin motor baru lagi gue. Tiga hari dibengkel terlalu lama menurut papi." Jawab Davis sambil terus mengunyah camilannya.

"Kebiasaan banget tuh Papi. Lo tau kemaren gue makan roti, nah pas ngambil selai kena ke HP gue. Eh si Papi yang liat itu langsung bilang gini, 'Yaelah gitu aja ga becus, udahlahh beli lagi aja HP baru. Nanti Papi transfer'. Emang gila Papi Aldi tuh."

Cerita Danis memperagakan adegan papinya ketika ia dimarahi.

"Terus?" Kepo Davis.

"Ya gue gak mau lah, kan HP gue gak rusak!" Sambil kembali menggosok sepeda motornya itu.

"Bedanya gue kemaren pas mau minta duit, eehh malah diajak ke dealer motor sama Papi. Yaudah gue iyain aja."

"Terus nasib motor lo gimana?" Tanya Danis penasaran.

"Gak tau gue, terserah Papi aja."

"Kalo lo nya udah gak mau palingan juga dijual sama Papi!" Tebak Danis, kemudian berdiri dengan melempar kanebo kering ke arah Davis.

Setelah itu Danis berlari secepat kilat dan berteriak. "Toloong kaneboin motor gue, gue kebelet boker!"

"DANISS KENTUT LO BAU BANGKE!!"

*****

Setelah beres dengan motornya Danis, Davis masuk ke dalam rumah. Terlihat Dhiast, Mami Davis dan Danis tentunya, sedang menonton Televisi. Kemudian Davis mendekatinya.

Dhiast merasa ada yang mendekati seketika menoleh ke arah yang didengarnya.

"Eh bang, ntar sorean Mami beliin salad buah yang di Dira Cafe itu dong!" Suruh Mami, ketika sinetron yang ditontonnya berganti dengan iklan.

"Ah elah Mi, salad buah di mbak Silvi depan itu juga ada." Jawab Davis. Masih dengan mengunyah makanannya yang tadi.

"Gak mau ah! Mami maunya salad buah yang di Dira Cafe itu!" Kekeuh Mami Dhiast.

"Hadeeuhh, males banget." Kata Davis, yang langsung menengok kesamping. Terdapat Danis turun dari anak tangga yang sudah rapi dan wangi.

"Nah tepat sekali, nitip ke Danis aja sekalian Mi." Ide Davis

"Eh bentar! Lo mau kemana ha? Tadi katanya kebelet boker, taunya sekarang udah rapi aja lo." Dan Davis memutar bola matanya malas.

Danis hanya tersenyum manis melihat abangnya. "Tapi udah lo kaneboin kan?" Ketika melihat anggukan dari Davis, Danis memberi dua jempol nya dan aplaus secara bergantian.

Setelah itu Dhiast menoleh, menghadap Danis yang sedang menggulung kemejanya.

"Danis, Mami nitip yaa!" Mohon Mami Dhiast.

"Wahai Mamiku yang cantik, anak muda ini ingin berkelana. Janganlah engkau mengganggu kesenangan anakmu ini Mamiku" Jawab Danis dengan berlagak seperti membaca puisi.

"Bareng Papi aja ntar malem. Gak sabar banget ya?" Ujar Danis sambil menyalami Mami Dhiast.

"Mami tuh pengennya nitip biar gak keluar. Tapi iya deh ntar malem, sekalian kencan" Ucap Mami Dhiast dengan menaik turunkan alisnya. "BTW hati-hati dijalan!" Peringat Mami Dhiast yang diangguki Danis.

Tidak lama dari itu suara deru motor Danis terdengar meninggalkan pekarangan rumah. Davis yang memang sedang menunggu motor barunya itu sampai ke rumah, disambi dengan memberi makan ikan-ikan milik Papinya.

Coba aja motornya ada, sudah duluan Davis perginya ketimbang Danis. Mereka memang jarang keluar bersama, hanya waktu dan hari tertentu saja.

Tapi jika menyangkut urusan geng motor, mereka yang paling kompak dan paling depan. Ya karena faktanya mereka ketuanya.

*****

"Kek mau kencan sama cewe aja lo!"

Danis baru saja sampai di tempat biasa mereka kumpul, yang biasa mereka sebut sebagai markas. Semua teman Danis memakai pakaian kaos biasa. Tapi berbeda dengan Dani yang menggunakan kemeja dengan rambutnya yang ia tata rapi dan klimis.

"Lo ada suka sama cewe Dan?"
Nahika, yang terheran-heran terhadap Danis ini, memberikan beberapa pertanyaan.

"Eh iyakah? Cantik gak?" Sumringah Rizky.

"Cewek tobrut palingan" Kata Nahika.

"Anak mana cewenya?" Tanya Rizky.

Suara pertanyaan beruntun Nahika dan Rizky. Mereka bertanya tepat di depan muka Danis. Padahal si Danis nya hanya diam tanpa menggubris.

"Gue tau! Danis dari dulu mana bisa nge-style baju. Cuma menang di muka dia aja yang ganteng. Jadi apapun masuk aja ke Danis."

Basofi yang sedari tadi diam, ternyata memikirkan pakaian yang dikenakan Danis. Danis mana bisa memilih style pakaian sesuai acara.

Pernah waktu itu baju koko dipadukan dengan celana jins. Ya gak papa sih, tapi kurang cocok aja kan.

"Ck, katanya tadi kita mau main jauh, yaudah gue pake baju bagus. Baju baru ini, dibeliin Papi kemaren." Jawab Danis dengan memamerkan baju barunya.

Mereka bertiga yang sudah mengerti ketuanya itu, diam sudah terbiasa dengan jawaban Danis. Selagi gak makan gapuro biarin aja.

"Eh ntar gue dibonceng Danis deh, lagi pengen." Kata Rizky.

"Kemana lagi motor lo?" Jawab Danis.

"Masih belum beres kemaren."

Basofi berdiri dari tempat duduknya dan mengambil HP di meja depannya.
"Yok cul! Gue duluan deh, mau mampir ke minimarket dulu!" Ujar Basofi.

"Oke gasszz!!" Jawab mereka.

Untuk kali ini Danis menggunakan helm, dikarenakan tujuan yang mereka lalui melewati pusat kota yang dijaga ketat oleh polisi. Tidak mau ambil resiko jika harus ditilang oleh polisi.

Sebelum berangkat, mereka menyempatkan untuk packing ulang sebentar. Guna memastikan barang mereka tidak tertinggal.

Basofi yang sudah menunggu di minimarket dengan Nahika. Kini Danis dan Rizky yang akan pergi menyusul setelah selesai dengan barang bawaan mereka.

*****

21 November 2024

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 21 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KUOKKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang