43.

1.6K 88 3
                                    

Berbeda

Happy reading!
=====

"WOY BANTUIN DONG! KALIAN NGGAK ADA ADAB BANGET JADI TEMAN," dumel Ares berteriak. Jengkel melihat teman-temannya asik bersantai, sementara dia kesusahan membawa barang-barangnya.

"Lo benar-benar ya Ar. Pulang dan berangkat kempingnya rempong abis."

Bibir ares mencebik kesal. "Gue nggak butuh komentar bin bacotan lo Yan, yang gue butuhin bantuan!" Tekannya.

"Alah! Barang segitu doang lo masih butuh bantuan? Situ cowok tulen atau bukan?" Cibir Allisya.

Wajah Ares semakin tertekuk. Sontak menarik kedutan terpampang nyata di bibir teman-temannya, kecuali Zayn.

Cowok itu sibuk sendiri. Menatap seorang gadis yang posisinya tak jauh dari tempatnya berdiri, dan mengabaikan suara berisik Zayyan serta Allisya yang menggoda Ares.

"Zayn," interupsi Yasmin, begitu langkahnya sampai di samping cowok itu.

Semuanya menoleh, tapi tidak dengan Zhafira. Dia justru berpaling ke sembarang arah, mengamati apapun yang bukan Zayn ataupun Yasmin tentunya.

"Can you take a picture with me?"

"Gaya banget sih lo. Kayak bukan produk lokal aja," sambar Ares ketus. Kemudian berlalu ke bus yang akan mengantarkan mereka pulang hari ini.

Gerald dan Allisya saling pandang, bingung melihat respon tak suka Ares untuk Yasmin. Sedikit aneh menurut mereka, mengingat selama ini Ares biasa-biasa saja selama gadis itu melakukan apapun dengan melibatkan Zayn.

Bukan hanya Ares. Zayyan yang biasanya membela Yasmin juga berubah. Dia mengikuti Ares, di banding tinggal lebih lama disana.

"Zayn. Mau nggak? Mumpung Carissa mau fotoin."

Allisya mendengus. Menggeleng tegas, tatkala Zayn melirik ke arahnya.

"Boleh, tapi satu doang."

Senyum Yasmin mengembang, kontan menarik Zayn beberapa langkah. Mencari space yang paling bagus menurutnya.

"Cih. Kalau ujung-ujungnya lo iyain, ngapain coba nanya sama gue? Buang-buang waktu aja," dengus Allisya.

Tanpa berlama-lama lagi, Allisya lantas menggerakkan tungkainya menjauh. Namun sebelumnya, dia menyempatkan diri menabrak bahu Yasmin yang bersiap di potret.

"Childish!" Geram Carissa. Menurunkan kameranya.

"Udah Ris. Mending lo cepat fotoin gue sama Zayn, takutnya kita keburu pulang."

Carissa mengangguk, patuh. Kembali mengangkat kameranya, membidik Yasmin dan Zayn yang kompak mengulas senyum tipisnya.

"Zhasa!" Ujar Gerald tiba-tiba. Tepat saat Yasmin dan Zayn selesai berfoto.

Zhafira menghampiri cowok itu. Mengabaikan fakta kalau Zayn masih di tempat itu.

"Kenapa?"

Grap

Gerald meraih pergelangan tangan Zhafira. Membawa gadis itu tanpa memberi jawaban ataupun alasan mengenai pertanyaan, dan maksudnya memanggil Zhafira.

"Lo nggak apa-apa?"

Alis Zhafira menukik tajam. "Maksudnya?" Tanyanya, kurang paham.

Sebelah tangan Gerald merangkul bahunya. Detik berikutnya mereka berhenti melangkah, lalu berbalik menghadap Zayn dan Yasmin yang berdiri cukup jauh.

Critical Point (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang