30. SETENGAH RAKSASA : HAGRID

11 2 0
                                    

Bab Tiga Puluh

Dunia AU

James terhuyung-huyung menuruni anak tangga terakhir dan menguap lebar. Dia dengan mengantuk berjalan menuju dapur, berhati-hati agar tidak membuat banyak suara. Anggota keluarganya yang lain masih tertidur lelap karena ini sudah tengah malam. James berjalan ke dapur dan menyalakan lampu dan hampir melompat ketakutan saat melihat sosok duduk di meja.

"Maaf" Harry meminta maaf.

"Harry! Merlin sayang! Apa yang kamu lakukan duduk dalam kegelapan?" Dia bertanya.

Harry menggaruk alisnya dan melihat ke bawah.

"Tidak bisa tidur." Dia menjawab.

James memperhatikan ekspresi serius di wajah anak laki-laki itu. Dia mengerti mengapa Harry mengalami kesulitan untuk tenang.

"Aku hanya datang untuk mengambil segelas air." James menjelaskan berjalan ke wastafel untuk mengisi gelas untuk dirinya sendiri.

Harry mengangguk, matanya tertuju ke meja.

"Oke" gumamnya.

James membawa segelas air ke meja dan duduk, meneguk beberapa teguk untuk menghilangkan dahaganya. Dia mengamati Harry selama beberapa saat sebelum berbicara.

"Apakah kamu baik-baik saja?" Dia bertanya.

Harry menatapnya tetapi tidak menjawab.

"Benar, tentu saja kamu tidak baik-baik saja. Jika ya, kamu tidak akan duduk di sini di tengah malam, kan?" James bertanya.

Harry menghela napas dalam-dalam, tangannya mengepal saat masih gemetar.

"Aku tidak percaya," kata Harry. "Itu tidak mungkin benar. Hagrid tidak akan pernah bisa... dia tidak akan melawan Profesor Dumbledore. Dia tidak akan pernah." kata Harry sambil menggelengkan kepalanya.

James menghela nafasnya sendiri.

"Itulah yang kami semua pikirkan." Dia berkata dengan menyesal. "Kami semua percaya padanya karena Dumbledore percaya padanya. Kami tidak pernah mengira dia akan...akan mengecewakan kami seperti yang dia lakukan."

"Ayah," Harry menatap James, tatapan putus asa di matanya. "Pasti ada yang tidak beres! Mungkin...mungkin Hagrid punya alasan untuk melakukan apa yang dia lakukan, mungkin dia mencoba melakukan apa yang menurutnya benar!"

"Harry," James mengulurkan tangan, meletakkan tasnya di tangan Harry. "Tidak ada kesalahan. Hagrid memilih jenisnya sendiri daripada kita, sesederhana itu." dia menjelaskan.

Bahu Harry merosot dan dia membuang muka. James benci melihat Harry seperti ini

"Dumbledore seharusnya tidak memberitahumu tentang dia." dia berkata. "Dia seharusnya tahu itu hanya akan membuatmu kesal."

"Aku senang dia melakukannya." kata Harry. "Saya lebih suka memiliki kebenaran, tidak peduli seberapa sulit itu. Saya benci orang berbohong kepada saya."

James menatapnya lama.

"Aku tahu kamu tahu." Dia berbisik. Dengan suara lebih keras dia bertanya, "Apakah kamu akan baik-baik saja?"

Harry menggelengkan kepalanya pelan.

"Hagrid adalah salah satu teman terdekatku. Dialah yang memberitahuku bahwa aku adalah seorang penyihir." Dia berkata pelan, mengingat bagaimana setengah raksasa telah menerobos masuk ke dalam hidupnya dan mengubahnya menjadi lebih baik. "Aku sudah melihat betapa setianya dia pada Profesor Dumbledore. Aku tidak percaya dia akan berpaling darinya."

[3] Refleksi TerdalamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang